HAKIKAT CINTA
Apalah kata sebagian besar orang yang
meyakini jika bulan Februari adalah bukan kasih sayang, bulan menguatkan cinta.
Tentunya saya termasuk bagian dari segelintir orang yang menolak anggapan ini.
Betapa tidak? Dalam agama yang saya yakini tidak ada tuntunan dan ajaran
tentang ini. Yang saya yakini adalah bahwa setiap hari setiap detik adalah hari
berkasih sayang terhadap orang terdekat dan sesama. Maka tak akan ada yang special…
Bicara Cinta…
Berbicara tentang cinta, satu kata yang bisa
menghadirkan berjuta makna, tergantung dari sisi mana cara pandang kita
memaknainya. Masih ingat betul dulu ketika awal-awal proses hijrah, saat kelas
2 SMA, saya terbilang orang yang sedikit punya pengalaman dengan cinta.
Keluarga memang dalam kondisi baik tapi tidak terbiasa dengan ungkapan cinta
dan rayuan gombal orang-orang di dalamnya. Mencicipi masa-masa ada rasa cinta dengan
lawan jenis pun menjadi hal yang tak menarik bagi saya untuk terjerumus terlalu
dalam, jika dibandingkan dengan teman-teman sebaya yang lainnya. Maka saat
mendapatkan taujih atau nasihat tentang hakikat Cinta yang sebenarnya, bahwa
Cinta pada Allah lah yang layak menempati posisi pertama dalam, bahkan memenuhi
hati kita menjadi topic yang membuat saya benar2 merubah cara pandang menjadi
tak biasa. Entah apa namanya, yang jelas membuat saya berpikir panjang untuk
memikirkan atau berkenalan bahkan berdekatan dengan lawan jenis saat itu. Lebih
tepatnya mereka saya anggap sebagai Ranjau Darat yang jika tidak berhati-hati
akan menjerumuskan kita. Bahkan tak menduga jika rasa inilah yang membuat saya
setidaknya enggan untuk memikirkan sebuah pernikahan hingga usia yang semakin
bertambah. Saya meyakini bahwa takdir Allah telah tertulis dengan pasti sejak
ruh ditiupkan dalam Rahim ibu kala itu. Saya pun mengusir kegalauan dengan
meyakini bahwa jodoh akan datang disaat yang tepat dengan orang yang tepat atas
pilihan Allah… Dan Allah pun selalu menepati janjiNya.
Hakikat Cinta…
Masih terus belajar untuk memaknai cinta…
mencoba agar hati ini tidak terlalu berlebihan terikat dengan dunia. Yang
sesungguhnya dunia ini hanyalah tempat untuk mengumpulkan bekal sebanyak2nya
bagi kehidupan yang lebih kekal setelahnya. Mencoba untuk terus belajar menempatkan
dan memposisikan cinta terhadap makhluk dengan posisi yang sebenarnya. Tidaklah
menutup kemungkinan, jodoh yang Allah hadirkan, suami yang sholeh, anak2 yang
menghiasi hari2, harta yang Allah titipkan bisa merubah hirarki cinta kita yang
seharusnya. Bukankah Allah akan sangat murka kepada hambaNya jika cinta-cinta
pada makhluknya mengalahkan cinta kepadaNya? Ya inilah yang terus saya tanamkan
pada diri, dan masih terus berproses.
Hakikat Cinta…
Cintailah segala sesuatu sewajarnya…secukupnya.
Tempatkan dalam hati seperlunya saja. Bahkan janganlah bergantung pada segala
sesuatu yang sifatnya fana, suami, anak2, harta dan lain sebagainya. Ya
cukuplah Allah yang menempati posisi utama, mengisi luas hati kita, sebagai
tempat bergantung paling baik tanpa terkecuali. Ya Hanya Allah semata…
Keyakinan ini menyadarkan saya kembali,
mungkin setelah selama ini sedikit terlelap berlebihan mencintai yang lainnya. Allah
mengingatkan lewat kematian beberapa orang terdekat yang serasa tiba-tiba. Beberapa
di antara lelaki sholeh yang telah meninggalkan istri dan anak-anaknya.
Layaknya kematian yang selalu datang tiba-tiba. Terpukul, terkejut tak percaya,
tapi apa daya Allah telah mentakdikkannya. Terngiang dalam benak saya,
bagaimana dengan kondisi keluarga yang ditinggalkan, bagaimana jika istri yang
selama ini tak pernah bekerja harus melanjutkan estafet menjadi tulang punggung
keluarga merawat dan membesarkan anak2nya. Ahhh lelah memikirkan hal2 yang
sebenarnya sudah dijamin oleh Allah. Tetapi manusiawi jika pikiran semacam ini
muncul dari komentar sebagian besar orang yang menyaksikannya. Inilah tamparan
bagi saya bahwa sangat salah jika kita menggantungkan hidup pada makhluk yang
fana… Cintailah seperlunya, ambillah kadar secukupnya. Selebihnya berikan porsi
terbesar untuk mencintaiNya karena Allahlah yang menjamin dan mencukupkan segala
kebutuhan kita.
Hakikat Cinta…
Allah lah yang paling berhak mendapatkan
cinta terbesar kita. Allah lah tempat terbaik bagi kita untuk bergantung. Allah
lah sebaik-baik Dzat yang mencintai dan melindungi kita.
Wahai suamiku…Wahai belahan jiwaku… Aku tahu
engkaulah yang ditakdirkan Allah untuk mendampingiku, menjadi teman mengarungi
hidupku…
Wahai suamiku ijinkan aku tak sekedar JATUH CINTA padamu yang akan membutakan
mata hatiku. Ijinkan pertemuan kita ini menjadi jalan untuk kita saling BANGUN CINTA, semakin menguatkan kita
untuk mencintai Allah di atas segalanya. Semoga Allah mengijinkan maghligai
cinta kita menjulang tinggi hingga ke surga, hingga aku akan menjadi bidadarimu
di surgaNya…
Solichati, 17 Februari 2018
#CeritaCinta
#HakikatCinta
#TantangMingguan
#RumbelMenulisIIP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar