Jumat, 16 Februari 2018

RumbelMenulis#CERITA CINTA

HAKIKAT CINTA

Apalah kata sebagian besar orang yang meyakini jika bulan Februari adalah bukan kasih sayang, bulan menguatkan cinta. Tentunya saya termasuk bagian dari segelintir orang yang menolak anggapan ini. Betapa tidak? Dalam agama yang saya yakini tidak ada tuntunan dan ajaran tentang ini. Yang saya yakini adalah bahwa setiap hari setiap detik adalah hari berkasih sayang terhadap orang terdekat dan sesama. Maka tak akan ada yang special…

Bicara Cinta…
Berbicara tentang cinta, satu kata yang bisa menghadirkan berjuta makna, tergantung dari sisi mana cara pandang kita memaknainya. Masih ingat betul dulu ketika awal-awal proses hijrah, saat kelas 2 SMA, saya terbilang orang yang sedikit punya pengalaman dengan cinta. Keluarga memang dalam kondisi baik tapi tidak terbiasa dengan ungkapan cinta dan rayuan gombal orang-orang di dalamnya. Mencicipi masa-masa ada rasa cinta dengan lawan jenis pun menjadi hal yang tak menarik bagi saya untuk terjerumus terlalu dalam, jika dibandingkan dengan teman-teman sebaya yang lainnya. Maka saat mendapatkan taujih atau nasihat tentang hakikat Cinta yang sebenarnya, bahwa Cinta pada Allah lah yang layak menempati posisi pertama dalam, bahkan memenuhi hati kita menjadi topic yang membuat saya benar2 merubah cara pandang menjadi tak biasa. Entah apa namanya, yang jelas membuat saya berpikir panjang untuk memikirkan atau berkenalan bahkan berdekatan dengan lawan jenis saat itu. Lebih tepatnya mereka saya anggap sebagai Ranjau Darat yang jika tidak berhati-hati akan menjerumuskan kita. Bahkan tak menduga jika rasa inilah yang membuat saya setidaknya enggan untuk memikirkan sebuah pernikahan hingga usia yang semakin bertambah. Saya meyakini bahwa takdir Allah telah tertulis dengan pasti sejak ruh ditiupkan dalam Rahim ibu kala itu. Saya pun mengusir kegalauan dengan meyakini bahwa jodoh akan datang disaat yang tepat dengan orang yang tepat atas pilihan Allah… Dan Allah pun selalu menepati janjiNya.

Hakikat Cinta…
Masih terus belajar untuk memaknai cinta… mencoba agar hati ini tidak terlalu berlebihan terikat dengan dunia. Yang sesungguhnya dunia ini hanyalah tempat untuk mengumpulkan bekal sebanyak2nya bagi kehidupan yang lebih kekal setelahnya. Mencoba untuk terus belajar menempatkan dan memposisikan cinta terhadap makhluk dengan posisi yang sebenarnya. Tidaklah menutup kemungkinan, jodoh yang Allah hadirkan, suami yang sholeh, anak2 yang menghiasi hari2, harta yang Allah titipkan bisa merubah hirarki cinta kita yang seharusnya. Bukankah Allah akan sangat murka kepada hambaNya jika cinta-cinta pada makhluknya mengalahkan cinta kepadaNya? Ya inilah yang terus saya tanamkan pada diri, dan masih terus berproses.

Hakikat Cinta…
Cintailah segala sesuatu sewajarnya…secukupnya. Tempatkan dalam hati seperlunya saja. Bahkan janganlah bergantung pada segala sesuatu yang sifatnya fana, suami, anak2, harta dan lain sebagainya. Ya cukuplah Allah yang menempati posisi utama, mengisi luas hati kita, sebagai tempat bergantung paling baik tanpa terkecuali. Ya Hanya Allah semata…
Keyakinan ini menyadarkan saya kembali, mungkin setelah selama ini sedikit terlelap berlebihan mencintai yang lainnya. Allah mengingatkan lewat kematian beberapa orang terdekat yang serasa tiba-tiba. Beberapa di antara lelaki sholeh yang telah meninggalkan istri dan anak-anaknya. Layaknya kematian yang selalu datang tiba-tiba. Terpukul, terkejut tak percaya, tapi apa daya Allah telah mentakdikkannya. Terngiang dalam benak saya, bagaimana dengan kondisi keluarga yang ditinggalkan, bagaimana jika istri yang selama ini tak pernah bekerja harus melanjutkan estafet menjadi tulang punggung keluarga merawat dan membesarkan anak2nya. Ahhh lelah memikirkan hal2 yang sebenarnya sudah dijamin oleh Allah. Tetapi manusiawi jika pikiran semacam ini muncul dari komentar sebagian besar orang yang menyaksikannya. Inilah tamparan bagi saya bahwa sangat salah jika kita menggantungkan hidup pada makhluk yang fana… Cintailah seperlunya, ambillah kadar secukupnya. Selebihnya berikan porsi terbesar untuk mencintaiNya karena Allahlah yang menjamin dan mencukupkan segala kebutuhan kita.

Hakikat Cinta…
Allah lah yang paling berhak mendapatkan cinta terbesar kita. Allah lah tempat terbaik bagi kita untuk bergantung. Allah lah sebaik-baik Dzat yang mencintai dan melindungi kita.
Wahai suamiku…Wahai belahan jiwaku… Aku tahu engkaulah yang ditakdirkan Allah untuk mendampingiku, menjadi teman mengarungi hidupku…
Wahai suamiku ijinkan aku tak sekedar JATUH CINTA padamu yang akan membutakan mata hatiku. Ijinkan pertemuan kita ini menjadi jalan untuk kita saling BANGUN CINTA, semakin menguatkan kita untuk mencintai Allah di atas segalanya. Semoga Allah mengijinkan maghligai cinta kita menjulang tinggi hingga ke surga, hingga aku akan menjadi bidadarimu di surgaNya…

Solichati, 17 Februari 2018

#CeritaCinta
#HakikatCinta
#TantangMingguan
#RumbelMenulisIIP



Tidak ada komentar:

Posting Komentar