Sabtu, 08 Desember 2018

WANITA DALAM BILIK

WANITA DALAM BILIK

Tiap pagi, tiap saat dan tiap hari. Suasana rumah selalu ramai dengan pergerakan alat-alat rumah tangga. Hentakan kaki-kaki mungil, mondar mandir mengelilingi sudut rumah. Lalu lalang pemilik rumah menjalankan peran peradabannya. Mungkin kita bisa bayangan betapa lelah dan penat para pelakunya.
Terlebih pelaku utamanya, wanita yang usinya tak lagi muda.

Ini tentang peran. Jika saatnya panggung digulung, maka tempat kembali paling bersahaja adalah bilik-bilik rumah kita. Menyiapkan generasi terbaik pewaris peradaban. Ya dalam bilik-bilik rumah itu semua peran peradaban sedang diperagakan.

Bilik dapur. Betapa ruang ini menjadi yang paling sibuk menyiapkan asupan terbaik bagi semua anggota keluarganya. Kesibukan pagi terkadang membuat wanita tak sedikit yang tak sanggup menahan amarahnya. Panas kompor, diburu waktu karena harus mengantarkan anak-anaknya menuntut ilmu dalam kondisi perut tak lagi kosong. Satu yang dipelajari olehnya senyum. Begitulah yang ia usahakan untuk meredam semua amarahnya.

Bilik tengah. Mungkin sebagian besar menggunakan untuk ruang keluarga. Ngobrol santai dan bermain bersama. Ini pula yang menjadi bilik yang paling berantakan saat semua anak-anak bermain tanpa kenal lelah. Mungkin akan bersih sesaat ketika para pelakunya menuntut ilmu diruang lain diluar rumah. Tapi saat kaki mungil mereka menginjak lagi, jangan harap bilik ini akan tetap rapi. Mimpi. Satu yang dipelajari oleh wanita itu, tak pernah bosan mengulang aktivitas yang sama, menutup mata atas pemandangan yang tak sedap dan melibatkan mereka untuk berbenah meski kadang hanya sesaat.

Bilik kamar. Mungkin sebagian besar orang mengira inilah bilik paling romantis pasangan suami istri. Tapi apa daya ketika lelah suami hendak bertemu pelayanan istrinya. Sisa tenaga tak memungkinkan untuk mengabdi pada suami. Melepas lelah dan penat yang telah seharian menguras energinya.

Bilik kamar mandi. Bilik inipun menjadi yang tak pernah sepi sejak anak-anak ini mulai bereksplorasi. Hilir mudik cucian kotor menjadi bersedih dan kotor lagi. Ah andai mesin cuci itu bisa ngomong, dia pun akan mengeluh lelah atas tugas yang diembannya.

Dan masih banyak lagi bilik lain dalam rumah ini yang tak pernah sepi. Sungguh luar biasa wanita yang ada di dalamnya. Semoga semua lelah nya berbalas pantas dan setimpal. Tentunya jika ia meniatkan dengan benar. Maka seperti ada pemakluman jika wanita ini tak bisa bersabar atas apa yang harus dilakoninya. Menggerutu, menaikkan volume suara semua dilakoni untuk melepaskan kelelahan hati. Benarkah ini wajar?? Bagi mereka yang paham tentu tidak demikian.

Wahai wanita panjangkan sujudmu, kuatkan doamu, kerahkan semua mampu dan ilmumu untuk surgamu. Ya karena citamu panjang menembus waktu. Surga. Jika saja mendapat surga itu semudah membalik telapak tangan, tak akan kau jumpai naik turunnya kehidupan. Semua berawal sabar dan syukur. Semoga ini menjadi kendaraan terbaik mhenggapai surga. Aamiin.

Solichati, 6/12/2018

#ChallengeRumbelMenulis