Selasa, 24 Desember 2019

Jurnal Buncek 2# MENGENAL CARA BELAJAR


MENGENAL CARA BELAJAR

Belajar di materi kedua tentang METAKOGNISI yang disampaikan oleh Mas Pandu, mengajak saya untuk terus memutar otak dan membuka wawasan, serta menuntut saya untuk keluar dari zona nyaman. Selama ini yang saya yakini bahwa belajar harus duduk tenang, bertemu langsung dengan guru, atau mengikuti kurikulum yang sudah dibuat di kelas belajar. Tidak mudah tentunya, terutama bagi saya yang sudah terbiasa bahkan dibiasakan untuk aktif menerima, bukan mencari. Bismillah tetap akan terus dicoba dan berusaha.

METAKOGNISI mengajarkan kita untuk belajar mandiri. Menentukan kurikulum diri hingga mencari sumber belajar sesuai dengan menu belajar yang kita butuhkan. Jadi ibaratnya kita belajar  (makan ilmu) sesuai dengan menu yang kita butuhkan. Kita ingin menambah pengetahuan dan ketrampilan apa saja dalam waktu dekat untuk mengakselerasi kekuatan yang sudah diidentifikasi di jurnal sebelumnya. Melalui Metakognisi ini kita melakukan pembelajaran mandiri sehingga diharapkan kita bisa sadar penuh (aware) dengan proses belajar, bahagia saat belajar dan merdeka belajar sesuai dengan cara yang nyaman bagi kita. Sehingga dengan metakognisi ini kita bisa melakukan akselerasi proses belajar. Beberapa tahapan Metakognisi sebagai berikut :

NO
TAHAPAN METAKOGNISI
1
Mengambil Inisiatif untuk belajar
2
Dengan atau tanpa bantuan orang lain
3
Mendiagnosa kebutuhan belajar
4
Memformulasikan Tujuan Belajar
5
Mengidentifikasi Sumber Daya Belajar
6
Memilih strategi belajar
7
Mengimplementasi strategi belajar
8
Evaluasi Hasil Belajar

                Melalui tahapan belajar mandiri diatas, diharapkan kita bisa membuat peta belajar, ilmu dan kegiatan pembelajaran apa saja yang sudah dilalui. Selama proses pembelajaran tentunya tidak akan berjalan mulus sesuai harapan di awal. Maka yang perlu kita yakini adalah tidak ada GAGAL dalam belajar, tetapi BELUM SELESAI. Maka mengevaluasi proses belajar sesuai dengan kekuatan diri, dilakukan dengan membuat tahapa metakognisi diatas bersifat fleksibel sesuai dengan kenyaman dan target yang kita buat sendiri.

                Mengenal Cara Belajar sesuai kebutuhan masing-masing kita memang harus dilakukan. Jika mengulas kembali jurnal 1 tentang kekuatan diri, maka cara belajar yang akan saya lakukan untuk mempertajam kekuatan diri sebagai berikut :

PUBLIC SPEAKING
Keterampilan yang saya butuhkan antara lain : tehnik meningkatkan komunikasi public, komunikasi produktif, menyiapkan bahan ajar/presentasi, manajemen waktu dan menejemen emosi

MENGAJAR (EDUCATOR)
Mengajar atau edukasi disini lebih saya tekankan dan prioritaskan pada mendidik buah hati. Membersamai dan menstimulasi tumbuh kembangnya. Keterampilan yang saya butuhkan untuk mengakselerasi kekuatan saya dalam hal mengajar atau mengedukasi antara lain : Kemampuan menyiapkan bahan ajar/rancangan pembelajaran, Menuntaskan buku parenting yang dibutuhkan untuk mendidik anak-anak, membuat alat peraga permainan edukatif, membuat jurnal kegiatan/portofolio kegiatan belajar anak-anak, Komunikasi produktif, manajemen waktu dan emosi.

LITERASI
Kegiatan literasi disini saya tekankan seputar membaca buku sesuai kurikulum diri dan menulis, serta melakukan kegiatan yang mengaktualisasi diri saya dalam bidang literasi, seperti mengaktfikan rumah baca. Maka keterampilan yang saya butuhkan antara lain : Tehnik membaca dan paham buku dengan cepat, tehnik menulis dengan mudah, berlatih membuat review buku, konsisten menulis artikel atau sejenisnya, dan mengaktifkan kegiatan rumah baca untuk anak-anak.

BEBERES / MERAPIKAN RUMAH
Saya sangat menyadari bahwa ceruk bahagia saya adalah ketika saya menikmati membersihkan dan membereskan rumah. Ketika mendapati rumah bersih dan rapi maka energy bahagia saya lebih banyak dan bisa bertahan lama untuk bisa membersamai aktivitas yang lainnya. Maka kekuatan ini menjadi prioritas untuk saya perdalam dan akselerasi. Keterampilan yang saya butuhkan untuk menu belajar beberes/merapikan rumah antara lain : tehnik beberes/merapikan rumah dengan efektif dan efisien, manajemen waktu dan emosi.

MERAWAT / MEMBERIKAN PELAYANAN (bidang kesehatan)
Salah satu sumber bahagia saya adalah ketika saya mampu memberikan bantuan dan melayani orang lain, terutama dalam bidang ilmu yang sudah pernah saya pelajari yaitu kesehatan. Meskipun saat ini belum menjadi prioritas, saya berharap akan ada kemudahan untuk mewujudkan mimpi saya dalam bidang ini suatu saat nanti. Maka beberapa keterampilan yang saya butuhkan untuk akselerasi belajar adalah : komunikasi produktif, manajemen waktu dan emosi, spesialisasi bidang kesehatan sesuai peminatan saya (menempuh pendidikan formal jika dibutuhkan atau kursus sesuai peminatan), mendirikan sarana konsultasi kesehatan untuk menambah jam terbang saya dalam bidang keilmuan ini.

Pemetaan cara belajar sesuai dengan skala prioritas sebagai berikut :

PENTING & TIDAK MENDESAK

Tehnik menulis
Review Buku
Konsisten Menulis

PENTING & MENDESAK

Manajemen Waktu dan Emosi
Tehnik baca dan paham buku dengan cepat (parenting)
Komunikasi Produktif dan publik
Membuat rancangan pembelajaran (bahan ajar, kurikulum dan jurnal kegiatan terutama dalam mendidik anak)
Tehnik beberes yang efektif dan efisien

TIDAK PENTING & TIDAK MENDESAK

Pendidikan formal dan kursus sesuai peminatan di bidang kesehatan
Mendirikan sarana konsultasi kesehatan

TIDAK PENTING & MENDESAK

Membuat alat peraga pembelajaran
Tehnik membuat jurnal/portofolio
Mengaktifkan Rumah baca


Memilih prioritas diantara semua kebutuhan belajar memang tidak mudah. Tetapi syahwat ini memang harus dilatih untuk menjalankan pilihan yang sudah dibuat. Pasang kacamata kuda begitu istilah yang sering digunakan untuk memaksa diri focus pada target yang sudah dibuat, agar tidak mudah tergoda dengan capaian atau target orang lain, dan banyaknya ilmu menarik yang beredar dan sangat mudah di dapat. Ingat belajar sesuai dengan menu yang dibutuhkan. Ungkapan “Kamu Menarik Tetapi Aku Tidak Tertarik”  bisa menjadi pengingat untuk tetap focus pada target dan capaian yang diinginkan. Berikut prioritas keterampilan yang saya pilih untuk menjadi menu belajar. Semoga Allah memudahkan saya untuk konsisten dengan target yang dibuat.





Solichati, 24 Desember 2019

#janganlupabahagia
#Jurnalmingguke2
#materi2
#kelastelurtelur
#bundacekatan1
#institutibuprofesional

Selasa, 17 Desember 2019

Jurnal Buncek 1 #KEKUATAN DIRI


SADARI POTENSIMU, BAHAGIA JALANI PERANMU

Sudah seberapa banyak syukur kita hari ini, pada diri kita apa adanya, pada pasangan kita, pada anak-anak kita, pada orang dan sesuatu yang ada di sekitar kita?? Coba bandingkan dengan keluh kesah yang tanpa sadar begitu mudah terlontar dari mulut dan sikap kita.

Tidak ada yang kebetulan dengan apa yang Allah ciptakan. Tetapi kita sering lupa bersyukur ya, kalau giliran mengeluh cepet banget. Mungkin sebagian besar kita pernah merasa menyesal dilahirkan dalam kondisi yang tidak seperti harapan. Merasa tidak sempurna dalam hal fisik, keahlian maupun kemapanan hidup. Dan tidak sedikit orang yang mengalami ini, terlebih lagi setelah melirik kesuksesan dan keberhasilan orang lain. Maka berkuranglah rasa bahagianya. Sempit hatinya. Memang benar adanya perihal yang mengatakan rumput tetangga jauh lebih hijau. Tapi cobalah waspada, jangan-jangan rumput tentangganya rumput sintetis. Heeee ya jelas gak pernah layu ya…

Salah satu cara bersyukur adalah dengan menyadari potensi unik yang dititipkan Allah pada diri kita. Masing-masing kita unik, tidak bisa dibandingkan dengan orang lain. Maka menyadari potensi diri dan mampu mengoptimalkan peran dengan potensi unik adalah salah satu cara meraih bahagia. Pahami untuk apa kita diciptakan dengan potensi yang ada. Tetapi tetap saja ya terkadang mempertahankan bahagia ini juga mudah. Terlebih sebagai seorang perempuan, istri sekaligus ibu yang memiliki amanah tidak sedikit dan menuntut kita berperan secara maksimal di semua lini. Waktu yang ada seolah tidak cukup untuk menyelesaikan semuanya. Stres pasti terjadi pada sebagian besar perempuan. Apakah kita termasuk di dalamnya? Mungkin saja. Maka belajar mengelola potensi dengan waktu yang ada untuk mencapai hasil yang optimal menjadi sebuah keharusan.

TUGAS YANG HARUS DISELESAIKAN :
Sebagai Perempuan
Sebagai Istri
Sebagai Ibu
Menunaikan Ibadah pada Allah  dengan baik

Aktualisasi diri dengan potensi yang ada

Aktivitas sesuai Hobi

Berkomunitas

Berperan Aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan
Melayani suami

Menjadi teman curhat yang baik

Membersihkan rumah

Menyiapkan makan

Mencuci dan Setrika Baju


Merawat anak

Mendidik anak

Membersamai  bermain

Stimulasi Tumbuh Kembang anak

Mendongeng



Namun tidak jarang kejenuhan akan melanda saat kita menjalankan semua aktivitas yang ada. Maka mencari KEKUATAN DIRI untuk memperpanjang rasa bahagia saat menjalankan peran sangat diperlukan. Memperpanjang waktu untuk melakukan aktivitas yang sesuai kekuatan diri,bisa menjadi sumber energy untuk terus berkarya dan mejalankan peran.


LIMA KEKUATAN DIRI YANG AKAN SAYA KEMBANGKAN ADALAH :

1. Public Speaking
2. Literasi 
3. Mengajar
4. Merapikan/Beberes Rumah
5. Merawat















Menciptakan bahagia adalah sebuah pilihan yang harus diambil saat menjalankan peran. Semua orang berhak untuk bahagia. Ketika mengartikan bahagia maka masing-masing orang punya cara pandang yang berbeda. Maka saya sebagai seorang muslim meyakinkan diri bahwa sumber kebahagiaan itu ada pada KERIDHOAN ALLAH. Melakukan semua yang disukai dan menjauhi semua yang dilarang Allah saat menjalankan peran adalah sumber kebahagiaan. Menyadari kekuatan diri yang telah di fitrahkan dan bahagia menjalankan peran harus dimulai dari sekarang. Karena kita adalah bagian dari peradaban kearah yang lebih baik.


Solichati, 17 Desember 2019
#janganlupabahagia
#jurnalminggu1
#materi1
#kelastelur
#bundacekatan
#buncekbatch1
#buncekIIP
#institutibuprofesional













Jumat, 29 November 2019

KATAKAN TIDAK PADA SISA MAKANAN


SUSTAINABLE LIVE : KATAKAN TIDAK PADA SISA MAKANAN

Hasil gambar untuk gambar sisa makanan"
sumber : papasemar.com

Bunda, hari ini sudah berapa kali dan berapa banyak sisa makanan yang masuk tong sampah dengan mudah? Betapa banyak di antara kita yang terkadang merasa tidak bersalah ya saat membuang makanan. Membuang sisa konsumsi saat itu saja kita merasa biasa saja, apalagi membuang sisa makanan yang sudah basi atau buah dan sayur yang sudah mulai membusuk. Sudah bisa dipastikan semua akan kita lakukan dengan ringan. Adakah penyesalan? Mari kita periksa diri kita masing-masing. Coba kita pikirkan jika perilaku membuang makanan ini tidak hanya dilakukan oleh satu orang dalam rumah kita, bagaimana jika seisi rumah kita melakukan perilaku demikian. Bagaimana pula jika semua rumah di Indonesia atau bahkan di dunia menganggap remeh perilaku ini?

Pada tahun 2016, bertepatan dengan hari pangan sedunia yang diperingati setiap 16 Oktober, Kepala perwakilan Badan Pangan PBB (FAO), Mark Smulders mengatakan, di Indonesia sampah makanan mencapai 13 juta ton setiap tahunnya. Di tahun yang sama, sebagaimana dikutip dari foodsustainability.elu.com, data dari Economist Intelliegence Unit (EIU) menempatkan Indonesia sebagai nomor 2 penghasil sampah makanan terbanyak di dunia setelah Saudi Arabia. Nampaknya semakin bertambah tahun perilaku membuang sisa makanan ini juga belum kunjung ada perbaikan. Mari kita tengok dari yang terdekat, dari rumah-rumah kita. Sudahkah ada perbaikan perilaku cara kita mengkonsumsi makanan?

Membuang sisa makanan bukan hanya perihal membuang makanan yang memang tak layak kita konsumsi. Bukan pula sebatas menghindari kekenyangan dan kita membuang makanan yang tidak sanggup kita masukkan dalam saluran pencernaan. Mari kita pikirkan ulang, berapa banyak energi yang terbuang sia-sia dari sesuap nasi yang kita buang. Proses panjang yang harus dilalui untuk menghidangkan makanan di meja saji bisa kita jadikan sebuah perenungan untuk berpikir ulang ketika hendak membuang makanan. Misalnya nasi, bagaimana proses sejak padi di tanam hingga dipanen, lalu diproses hingga menjadi nasi yang terhidang lezat. Berapa banyak energy, bahan bakar dan biaya yang sudah kita keluarkan. Lantas dengan mudah kita menyisakan dan berakhir tragis dalam tong sampah. Inilah kondisi kesia-siaan tersistematis yang kita lakukan tanpa sadar dan terkadang tanpa beban. Nampaknya kondisi serba cukup yang ada disekitar kita tak membuat kita jera dengan perilaku buruk ini. Bahkan dalam agama yang saya kini, pun diajarkan pada agama lain, membuang makanan ini masuk dalam perbuatan mubazir. Dan perilaku ini sangat dibenci oleh Tuhan, karena mendekati perilaku setan.

APA YANG BISA KITA LAKUKAN?
Tak cukup sekedar berhenti menyesali kesia-siaan yang sudah terlanjur kita lakukan. Bunda mari kita mulai dari rumah-rumah kita. Sekecil apapun upaya yang kita lakukan pasti tidak ada yang sia-sia. Beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk mengurangi membuang sisa makanan antara lain: 

Rencanakan belanja Anda
Bijak dalam berbelanja nampaknya terdengar sederhana. Cara ini bisa menjadi salah satu hal penting mengurangi sampah makanan. Berbelanja sesuai kebutuhan, tidak terlalu banyak, setidaknya mungkin untuk beberapa hari saja. Hal ini mengurangi jumlah makanan yang terlalu lama disimpan sehingga tidak bisa dikonsumsi. Benar-benar rencanakan apa yang ingin kita makan atau masak, sehingga semua bahan yang dibeli benar-benar dipergunakan dan tidak ada yang terbuang.

Rencanakan menu yang akan disajikan
Merencanakan menu makan juga merupakan cara kita mengurangi mmebuang sisa makanan. Setidaknya perencanaan menu ini akan sebanding dengan cara kita merencanakan belanja. Merencanakan menu bisa kita lakukan untuk 3 hari, 7 hari atau bahkan lebih sesuai dengan kondisi keluarga kita masing-masing. Belanja sesuai dengan menu yang kita rencanakan. Merencanakan menu sesuai dengan kesukaan anggota keluarga sangatlah penting, dengan logika semua makanan yang disukai pasti akan dihabiskan. Maka hindari memasak makanan yang tidak disukai akan meminimalkan membuang sisa makanan

Ambil porsi makanan secukupnya
Kondisi sangat lapar, sangat memungkinkan seseorang berlebihan dalam mengambil porsi makanan. Seolah semua jenis makanan ingin dihabiskan dalam satu waktu. Sebagian besar orang yang mengambil porsi makanan berlebihan akan menyisakan makanannya. Ambil porsi secukupnya, jika merasa masih kurang, tambah porsi lagi secukupnya. Makanlah sebelum terlalu lapar, dan berhentilah sebelum kenyang.

Menyimpan sisa makanan
Jika sisa makanan masih bisa disimpan di lemari pendingin, maka lakukan untuk menghindari membuang makanan yang tidak habis. Simpan dengan cara tepat agar tidak mengurangi kualitasnya, sehingga berakhir di tong sampah. Misalnya sisa makanan malam bisa kita simpan di lemari pendingin, dan dihangatkan kembali dipagi hari. Beberapa sayur dan buah yang berkurang kualitasnya jika disimpan di lemari pendingin, sebaiknya kita simpan dengan cara yang tepat agar tidak berujung pada produksi sampah makanan juga. Begitu pula jika kita makan di luar, selalu bawa wadah kosong untuk membawa pulang sisa makanan yang tidak habis. 

 Mulailah belajar membuat kompos
Jika menyisakan makanan tersebab alasan yang tidak bisa dihindari, maka belajar membuat kompos menjadi salah satu cara yang ramah terhadap lingkungan. Sesuatu yang berasal dari tanah kita kembalikan ke tanah. Sebagai salah satu upaya menjaga keseimbangan dan keberlangsungan alam tetap hijau. Sustainable Live.

Menjadi bagian yang peduli terhadap kelestarian dan keberlangsungan hidup memang tidak mudah. Tapi yakinlah tidak ada hal kecil yang akan sia-sia. Meskipun sepanjang waktu harus terus belajar dan belajar. Semangat bunda...

#rbmmalang_sustainablelive

Senin, 23 September 2019

MEMANDANG HIDUP DENGAN SEDERHANA

Saatnya kembali menengok tujuan akhir yang sudah pernah dibuat. Saatnya kembali memaknai untuk apa diri ini dicipta. Terlalu lelah menuruti nafsu dunia. Hiruk pikuknya membuat langkah terkadang semakin menjauh dari tujuan awal diri ini diciptakan. Lelah, tak tentu arah. Sekilas tampak membanggakan tapi bisa semua adalah fatamorgana karena terlalu menaruh harap pada dunia yang fana. Bahkan mungkin dunia ini telah membuat langkah berputar-putar semakin menjauh dari tujuan akhir semuanya. Entah akan sia-sia atau sebaliknya.

Sesekali sempat diri ini menengok kehidupan orang di kanan dan kiri. Menyenangkan. Tampak jauh dari masalah hidup yang pelik. Canda dan tawa ringan selalu menghiasi mereka. Semua yang mereka inginkan tercapai dalam hitungan tahun. Semua yang dicita-citakan mudah untuk mereka raih tentunya dengan segenap perjuangan. Terlepas dari niat dan tujuan mereka memperjuangkan.

Menengok lagi ke sisi yang lain. Derita dan duka ada pada pundak orang-orang dengan segala kekurangan hidup. Rumah tak lagi kuat menyangga atap. Lantai tanah dengan debu yang menyesakkan hidung. Belum lagi sulitnya mengenyangkan perut meski hanya dengan sesuap nasi. Diantara mereka ada uang tetap bertahan hidup dengan cara terhormat. Mengais rezeki dengan cara yang halal. Namun tak sedikit pula diantara yang memilih jalan menghalalkan segala cara demi mempertahankan hidup. Meski harus mengorbankan harga diri dan keimanan.

Setelah berkelana menengok kanan dan kiri di sekitar. Diri ini pun mulai merenungi. Lantas sisi mana lagi yang lupa untuk di syukuri. Jika Tuhan pun telah mendatangkan rezeki dari banyak sisi tanpa perhitungan. Mungkin banyak obsesi dan cita yang belum mampu diperjuangkan. Tapi belajar untuk berbaik sangka pada kehendak Tuhan adalah cara terbaik untuk menenangkan jiwa. Jika hidup dengan bergelimang harta dan ketenaran di mata publik akan membuat hisab semakin berat, alangkah baik jika diri ini memilih untuk sederhana saja. Cukup menjadi diri sendiri saja. Merasa cukup dengan peran dan kesibukan yang telah diamanahkan saja. Tak perlu kepayahan membandingkan dengan kehidupan orang lain.

Benarlah adanya jika sebaik-baik perhiasan adalah wanita solihah. Maka meski tidak mudah menjadi solihah, gelar ini tetap harus diperjuangkan. Selamat Berbenah bunda solihah.

Solichati, 23/9/2019

#September ke-3
#ChallengeMingguan
#IIPMalangRaya
#RumbelMenulis

Senin, 16 September 2019

PERJANJIAN


ANTARA AKU DAN TUHANKU

Hingga detik ini masih saja berusaha mengingat kejadian maha hebat saat aku diminta berjanji pada tuhanku. Masih saja aku tak bisa mengingat seperti apa kejadiannya. Yang kutahu ternyata ini tak hanya terjadi pada diriku. Tentunya kuyakin terjadi pada semua makhluknya. Bukankah demikian?
Yang kutahu lagi sesuai dengan keyakinanku, bahwa perjanjian itu terjadi saat aku masih dalam Rahim ibuku diusia 120 hari. Dan itu kuyakini tanpa keraguan sedikitpun.

Maka sejak saat itu semua yang kulakukan seharusnya terikat dengan janji yang kuucapkan. Mengakui bahwa Dial ah Tuhan yang berhak kusembah. Tidak ada Tuhan selain Dia. Yang Maha mengatur segalanya dalam hidupku sekecil apapun urusan yang terjadi pada diriku. Setelah sekian tahun menjalani usia hidup, tak bisa kupungkiri terkadang keyakinan itu berlangsung naik dan turun. Ada kalanya aku merasa begitu dekat hingga aku merasa seperti di dekap. Merasa bahwa Dia selalu ada untuk melindungi dan menguatkanku menjalani ujian hidup. Namun tak bisa kupungkiri disisi lain saat iman ini mulai melemah, kadang aku merasa pengawasan Nya tak kurasakan. Entah berapa kali aku selalu merasa dekat, dan berapa kali aku merasa jauh. Entah lebih banyak mana antara dekat dan jauhku?

Anehnya Dia tak pernah menjauhiku. Jika aku merasa Dia jauh dan tak peduli padaku, sungguh itu karena aku yang menjauh. Betapa tidak? Tak terhitung berapa kali dalam sehari aku tak bersegera memenuhi panggilan Nya hanya sekedar untuk bersujud dengan penuh penghormatan. Tak jarang enggan melibatkan Nya dalam menyelesaikan urusan ku. Seringkali memohon agar di bimbing untuk menyelesaikan masalah dalam hidup, tapi tak jarang juga masih meragukan pilihan keputusan dan masih mengedepankan hawa nafsu untuk menyelesaikan semua masalah. Ya hawa nafsu atas keinginan pribadi yang tak sanggup dikendalikan. Terkadang kita merasa bahwa semua yang kita putuskan sudah melibatkan Nya, tapi tidak. Dan jika ujian datang berulang tak jarang bisikan hati ini sering menyalahkan Nya yang seolah tak menyayangi kita. Keraguan itupun tak terasa menemani kita ketika bersusah payah mengupayakan sesuatu yang sudah dijamin oleh Nya, hingga kita melupakan amanah yang lebih utama harus kita tunaikan pada Nya. Betapa diri ini sangat ingkar akan kuasa Nya terhadap segala sesuatu. Andai saja Dia mau berkehendak membuat kita jera dengan cara yang buruk, Dia pun kuasa melakukannya. Tapi apa yang kita dapatkan, Dia masih memberikan kita kesempatan untuk berbenah dan berbenah. Bukankah Dia terlalu sangat menyayangi kita?

Saat diri ini terlalu sering ingkar, Dia tetap hadir menebarkan kasih dan sayangnya. Dikala diri ini menjauh Dia tetap mendekat untuk mengajak kita mendekat. Dikala diri ini dalam kondisi sangat buruk, Dia menutup semua aib kita hingga tak ada satupun orang yang tahu betapa kita tak layak lagi menegakkan kepala dan berlaku sombong dimuka bumi ini. Dial ah Tuhanku yang selalu tak putus berharap hamba Nya akan datang mendekat, memohon ampunan. Itulah yang Dia suka, hamba Nya yang merendah, memohon dan bertaubat agar Dia meridhoi semuanya. Bukankah kunci surga itu bisa dimasuki adalah lantaran Rahmat dan keridhoan Nya.

Lantas apalagi yang akan aku upayakan kecuali menebalkan keimanan dan ketakwaan. Bahwa semua yang terjadi pada diri ini adalah urusan ku dan Tuhan ku. Semoga selalu masih ada waktu untuk menyiapkan diri kembali dalam keadaan terbaik. Sebaik-baik keadaan di hadapan Nya.
Ya Rabb bombing hamba Mu ini.

Solichati, 16 September 2019

#Minggu ke-2
#September
#ChallengeMingguan
#RumbelMenulis
#IIPMalangRaya




Senin, 02 September 2019

IMAN


JIKA IMAN ITU ADALAH SUMBER KEKUATAN

Aku memang manusia. Ya manusia biasa saja. Mungkin dengan kekuatan rata-rata atau bahkan mungkin dibawahnya.

Sekali waktu aku merasa energi tubuh ini melimpah ruah hingga sanggup melakukan rangkaian aktivitas tanpa jeda. Merasa selalu bahagia hingga seolah tak ada tumpuan beban hidup yang terkadang membuat nafas sedikit tersengal. Aura bahagia dan semangat yang mampu mengubah diri menjelma menjadi malaikat bagi semua orang di sekitar, hingga semua turut bahagia dan bersemangat. Meski tanpa pernah kusadari berapa lama energi bahagia ini merasuki tubuhku. Entah hanya dalam bilangan jam atau hingga berganti hari. Aku tetap semangat dan mampu menyemangati. Seolah akulah manusia terkuat kala itu. Tanpa tandingan.

Lelah… Tak berdaya… Tak sanggup berpijak… Kehilangan pegangan…
Tiba-tiba saja hadir tanpa kuminta. Merasa tak sanggup berdiri bahkan hanya untuk menopang diri sendiri. Merasa tak kuat menunaikan semua tugas yang sudah menjadi makanan sehari-hari. Jangankan memberi energy pada yang lainnya, mempertahankan energy sendiri untuk bertahan saja aku kelimpungan. Tak sanggup membuka mata, tak sanggup melebarkan bibir untuk tersenyum.
Redup mungkin itu aura yang tertangkap. Tak bergairah, tanpa energy tersisa. Entah mengapa ujian ringan saja kadang terasa begitu menghimpit jika kondisi diri tak lagi prima. Seperti tak sanggup merasa bahagia…

Ada yang pernah mengatakan Iman ini harus terus dikuatkan karena ia adalah sumber energy dalam kondisi apapun. Iman ini harus terus diperbaiki dan dimintakan pada Nya. Karena hanya Dia yang sanggup menjaga kita dalam koridor yang baik-baik saja. Ya benar saja adanya. Begitulah iman ini terus membuat kita yakin bahwa tak ada daya dan upaya kecuali kekuatan Nya. Iman ini membuat kita yakin bahwa akan ada jalan keluar dari arah yang tak disangka-sangka. Iman ini yang membuat kita tetap mampu menahan diri tetap dalam jalan yang benar ketika bahagia datang tak bertepi atau bahkan kesedihan datang bertubi-tubi.

Betapa banyak di antara mereka yang tak lagi dikaruniai iman, ketika bahagia datang tak bertepi mereka lupa mensyukuri hingga mereka merasa bahwa bahagia itu karena jerih payah mereka. Mereka lupa bahwa ada kuasa diluar dirinya yang menghendaki bahagia itu ada. Atau sebaliknya banyak diantara mereka yang justru kehilangan iman saat kesedihan datang menghimpit bertubi-tubi. Merasa sendiri hingga meyakini bahwa Tuhan tak lagi mengasihi. Entah aku bagian dari yang mana di antara mereka. Termasuk yang manakah kita diantara mereka?

Maka bersyukurlah yang dikaruniai Iman tak bertepi hingga Tuhan menjaganya dalam kebaikan baik di kala bahagia menghampiri atau dikala ujian menghimpit. Jangan pernah lupa memohon agar kita tetap dijaga dalam iman yang tak bertepi… Karena semua terjadi atas kuasa dan kehendak Nya. Maka Dialah sebaik-sebaik tempat kembali dikala suka maupun duka. Dia hanya ingin kita mendekat, merapat dan mengakui bahwa kuasa hanya ada padaNya. Biarkan iman ini ada untuk menjaga kita tetap kuat dalam kebenaran kala bahagia hadir menghampiri. Biarkan iman ini ada untuk menguatkan kita tetap bertahan dalam kebenaran kala kesedihan menghimpit bertubi-tubi. Biarkan iman itu menjadi sumber kekuatan kita, alasan mengapa keajaiban itu bisa hadir dan nyata.

Solichati, 2 September 2019

#Minggu ke-4
#Agustus
#ChallengeMingguan
#RumbelMenulis
#IIPMalangRaya




Jumat, 30 Agustus 2019

RUMAHKU SURGAKU


Hasil gambar untuk rumahku surgaku

(https://images.app.goo.gl/To2pNrQSKqEiH1yh7)

KERANGKA TULISAN
Belajar kembali menulis dengan sistematis dan menuangkan ide dengan alur yang berurutan memang tidak mudah. Terkadang jika mengalami kebuntuan tulisan kita akan berhenti semua ide tertuang dengan baik. Atau bahkan sebaliknya jika ide bermunculan dengan sendirinya terkadang tulisan justru meluas tidak sesuai dengan poin yang diharapkan. Setidaknya dengan membuat kerangka tulisan akan membantu ide tertuang dengan berurutan dan sesuai dengan tujuan awal penulisan.
Kerangka tulisan yang saya buat untuk menuangkan ide sebagai berikut :
Tema : melacak jejak surga dari rumah kita, menghadirkan surga dalam rumah kita.
Alur tulisan :
1.       Memaknai surga dalam rumah kita
2.       Mengapa penting menghadirkan surga dalam rumah kita
3.       Siapa sajakah yang akan berperan menghadirkan surga dalam rumah kita
4.       Usaha apa saja yang bisa dilakukan untuk menghadirkan surga dalam rumah kita

*** *** *** *** *** *** *** *** *** *** *** *** *** ***
MENGHADIRKAN SURGA DALAM RUMAH KITA

          Ungkapan Rumahku, Surgaku mungkin sudah tidak asing lagi kita dengar. Layaknya menjadi harapan semua orang merasakan kenikmatan surga hadir di dalam rumah-rumahnya. Meskipun boleh di bilang masing-masing dari kita belum pernah tau surga yang sebenarnya itu seperti apa, tetapi hampir semua kita memiliki penggambaran yang sama tentang surga. Penuh dengan kenikmatan dan kenyamanan. Beginilah kenikmatan, kenyamanan dan ketenangan layaknya di surga yang kita harapkan hadir dalam kehidupan berumah tangga.
             Pentingkah menghadirkan suasana surga dalam rumah-rumah kita? Tentunya masing-masing dari kita memiliki pendapat yang berbeda. Bagi penulis, menghadirkan suasana surga dimulai dari dalam rumah itu sangat penting. Rumah adalah awal mula semua aktivitas kehidupan untuk bisa menebar manfaat keluar. Maka energi kebaikan itu sejatinya dimulai dari dalam rumah kita. Dalam salah satu ayatnya pun Allah menegaskan bahwa menyelamatkan diri dan keluarga dari api neraka itu harus lebih diutamakan. Seharusnya tidak ada kaidah terbalik, suasana surga itu harus tercipta terlebih dahulu dari dalam rumah sebelum mampu memberi kebaikan keluar rumah kita. Sudah banyak contoh kejadian di sekitar kita. Penyimpangan yang terjadi di lingkungan luar itu sebagian besar disebabkan oleh kondisi yang tidak harmonis dari dalam rumah. Sebagai contoh banyaknya kasus perselingkuhan, perceraian, kenakalan anak dan remaja dan masih banyak contoh kasus yang lainnya.
                Menghadirkan suasana surga didalam rumah itu tentu saja tidak mudah. Tidak terjadi begitu saja. Harus ada usaha semua anggota keluarga untuk mewujudkannya. Dimulai sejak meletakkan pondasi, hingga menciptakan bangunan surga dalam rumah tangga. Semua anggota keluarga harus menghadirkannya sesuai dengan peran masing-masing.  

Pertama, Peran suami dalam menghadirkan surga
                Suami sekaligus ayah adalah unsur yang pertama kali harus dibentuk untuk mampu menghadirkan surga dalam rumah tangga. Suami sebagai kepala rumah tangga memiliki pengaruh yang sangat besar dalam membentuk suasana rumah tangga. Maka lelaki yang berakhlak mulia lah yang mampu menghadirkan surga dalam rumah tangganya.
Nabi SAW bersabda : “Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik bagi istrinya dan aku adalah orang yang terbaik di antara kalian terhadap istriku” (HR At Tirmidzi)
Dalam hadits tersebut diatas tersirat bahwa orang yang paling tinggi derajatnya adalah orang paling baik perilakunya kepada keluarganya. Keluarga adalah orang pertama yang paling berhak mendapatkan kebaikan kita, wajah dan senyuman terbaik, cara bergaul yang terbaik, mendapatkan manfaat dan terlindung dari bahaya. Dalam hal penghasilan bagaimana seorang suami juga harus mengupayakan memperoleh yang halal, karena kehalalan rezeki itu akan berpengaruh besar pada bisa tidaknya suasana surga hadir dalam rumah tangganya.

Kedua, Peran Istri dalam Menghadirkan surga
                Istri sekaligus ibu, sebagai manajer rumah tangga memiliki pengaruh yang besar dalam menciptakan surga dunia dalam rumah tangga. Ia lah istri sholihah, sebagaimana sabda Nabi SAW :
“Sesungguhnya dunia itu adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita salihah” (HR Muslim).
Istri yang salihah adalah istri yang mampu menyenangkan jika dipandang, taat saat diperintah dan menjaga dirinya saat keluar rumah. Ia akan selalu menyenangkan suaminya, membuatnya bangga. Sebagai ibu, ia akan selalu menghadirkan surga di bawah telapak kakinya, kemanapun ia melangkah maka sekelilingnya akan senyaman dan seindah surga. Mampu memdidik dan membahagiakan hati anak-anaknya, membuat anak betah berlama-lama bersama ibunya.

Ketiga, Anak-anak yang menghadirkan surga
                Anak-anak juga merupakan unsur penting menghadirkab surga dalam rumah tangga. Jika kondisi anak-anak bermasalah maka kebahagiaan orang tua pun akan hilang, suasana surga tidak akan didapatkan. Siapakah anak-anak yang mampu menghadirkan surga? Ialah anak-anak yang salih dan salihah. Sebagaimana sabda Nabi SAW :
“Apabila manusia mati maka amalnya terputus kecuali karena tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang soleh yang senantiasa mendoakan orang tuanya”. (HR Ahmad, Muslim dan Abu Dawud)
Merekalh anak-anak yang senantiasa menjalankan kewajiban agama dan menjauhi dosa. Maka pendidikan anak-anak menjadi hal utama yang harus diperhatikan agar mereka tumbuh menjadi anak-anak yang salih salihah, menjadi penyejuk hati kedua orang tuanya dan tumpuan harapan kebaikan, menjadi generasi penerus bangsa yang menjajikan.

                Menghadirkan suasana surga dalam rumah tangga tentunya harus diupayakan. Selain menjalankan peran yang sesuai, maka upaya lain diantaranya :
  1.         Bergaul dengan cara yang patut. Hal ini dilakukan dengan memperindah ucapan atau cara berkomunikasi dengan anggota keluarga dirumah, memperbaiki perbuatan, memperbaiki penampilan
  2.     Kondisi fisik rumah yang senantiasa bersih, rapi dan memberikan kenyamanan bagi penguninya
  3.        Mempersiapkan kebutuhan makan dan minum yang halal dan sehat
  4.       Bekerja sama semua anggota keluarga menyelesaikan semua tugas dan tanggungjawab rumah tangga

Tentunya usaha untuk menghadirkan suasana surga dari dalam rumah ini tidak semudah membalik telapak tangan. Maka selain usaha, senjata utama yang harus kita lakukan adalah memperkuat doa. Karena hanya Allah yang akan memampukan kita menunaikan semua tanggungjawab, dan doa adalah bagian dari permohonan kita pada Allah untuk dimampukan. Selamat berjuang menghadirkan surga dalam rumah kita. Menjemput surga dunia sebelum surga yang sesungguhnya.

Solichati, 30 Agustus 2019

#ChallengeBulanan
#RumbelMenulis
#IIPMalangRaya