Minggu, 21 Januari 2018

Day10#Level11#PENTINGNYA SISTEM

KESEMPURNAAN ISLAM

Jika sebelumnya saya mengambil judul hari ke 9 tentang Islam adalah solusi maka kali ini sedikit menyimpulkan dari presentasi kelompok 10, ya Kesempurnaan Islam. Bagaimana tidak, jika semua permasalahan ini solusi nya dengan aturan Islam. maka bagaimana pentingnya kita menyadari tentang kesempurnaan Islam dengan segala aspek yang  melingkupinya. Berbicara tentang kesempurnaan Islam yang terbayang dalam benak saya adalah Ipoleksosbudhankam. Ya disinilah semua aturan islam itu harus diterapkan.

Kelompok 10 pun menyadarkan kembali bahwa untuk merubah suatu keadaan atau tantangan global maka harus dilakuakn secara bertahap. Bagaimana pentingya mencetak generasi/indivisu yang bertakwa, membentuk masyarakat yang bertakwa dan membentuk negara yang bertakwa... ini harus dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan. Mana mungkin kita sangat repot mengurus dan menetapkan kebijakan negara jika individu2 yang ada belum siap dengan kebijakan yang dibuat. Maka menjadi hal yang utama menyiapkan individu dan masyarakat yang bertakwa untuk bisa menjasikan negara ini terkondisi dan terkendali. Inilah salah satu jawaban untuk semua tantangan yang ada, salah satunya tantangan dalam menstimulasi fitrah seksualitas anak.

Membentuk anak2 yang paham tentang fitrah seksualitasnya, kewajiban dan tanggungjawabnya sesuai dengan fitrah seksualitasnya menjadi hal yang utama. Membuat mereka meyakini bahwa keberadaan Allah adalah satu2nya yang harus ditaaati dalam kondisi apapun dan dimanapun, sehingga cukup dengan pengawasan Allah anak2 akan merasa berhati2 dalam bertindak dan bergaul. Mengkondisikan msayarakat, jadi ingat bahwa mendidik anak satu kampung sangat dibutuhkan untuk mendidik anak2 kita. karena kondisi lingkungan akan sangat berpengaruh terhadap kondisi anak2 kita. Menyadarlan masyarakat bahwa membentuk lingkungan yang baik itu sangat penting, bekerja sama dalam menciptakan kebaikan harus dilakukan. Dan yang terkahir bagaimana peran negara dalam menjawab semua tantangan yang ada. maka menjadi hal yang penting memilih seorang pemimpin yang sholeh dan berilmu. Bagaimana tidak karena pemimpin inilah yang akan menentukan kebijakan yang baik atau tidak bagi masyarakatnya. memang tidak mudah ya menciptakan sisitem yang baik, tapi bisa diupayakan mulai dari diri sndiri, keluarga dan masyarakat..

Solichati,1/2018

#Day10
#Tantangan10Hari
#Level11
#KuliahBunsayIIP

#MembangkitkanFitrahSeksualitasAnak

Day9#Level11#ISLAM ADALAH SOLUSI

MENSTIMULASI FITRAH SEKSUALITAS SESUAI DENGAN AJARAN ISLAM

Inilah yang saya yakini sejak awal bahwa, Islam adalah solusi untuk semua permasalahan termasuk dalam hal pendidikan. Pendidikan seksualitas sudah sangat jauh2 hari terkonsep dalam ajaran Islam mulai dari hal yang terkecil. Meyakini kembali tentang cahaya dan ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad, tanpa keraguan.

Bahwa sudah sangat jelas Allah menciptakan laki2 dan perempuan berpasangan, dengan fisik yang berbeda untuk saling melengkapi, melestarikan keturunan, dan masih banyak lagi aturan yang sudah tertuang dalam Islam... Lagi2 hanya tinggal bagaimana cara pandang kita tentang hal ini.

Inilah yang masih terngiang dalam benak saya, dengan bekal ilmu yang masih sangat sedikit, hemmm Pr besar menanti, bukankah ini tantangannya?? Bukankah Allah akan menguji siapa diantara hambaNYa yang bersungguh-sungguh?? Hal ini yang terus menguatkan saya untuk berproses menjadi lebih baik dalam mendampingi anak.

Diskusi seputra menjaga aurat, memisahkan tempat tidur dan masih banyak lagi. Alhamdulillah sejauh ini anak2 terstimulasi dengan beik mengenai pemahaman jenis kelamin dan batasan auratnya. Anak2 juga sudah mulai terkondisi untuk tidur terpisah dengan orang tua. mencoba untuk membuat anak2 menikmati proses memahami suatu ilmu tanpa terbebani.

Solichati,1/2018

#Day9
#Tantangan10Hari
#Level11
#KuliahBunsayIIP
#MembangkitkanFitrahSeksualitasAnak


Day8#Level11#AQIL BALIGH

AQIL BALIGH

Hasil diskusi dengan tim kecil di kelompok 8, saat semua materi dan tantangan tentang fitrah seksualitas telah terbahas, memutar otak apa ya yang sekiranya bisa kami bahas agar berbeda dengan kelompok yang lain. Akhirnya diskusi mengerucut pada konsep tentang Aqil Baligh. Lagi2 dituntut untuk menambah ilmu dengan banyak membaca berbagai buku yang berkaitan. Mencoba memahami dinamika kelompok dan saling menghargai. Alhamdulillah semua berjalan lancer hingga akhir presentasi…
Sangat seru mendiskusikan tentang konsep aqil baligh. Bagaimana menstimulasi agar akil baligh bisa hadir pada saat yang bersamaan pada diri ananda. Masih mengingat dan merenung bahwa kami orang tua termasuk yang tidak mendapatkan stimulasi hingga aqil baligh datang bersamaan. Ikhlaskan pendidikan yang pernah kita dapatkan, saatnya berbenah untuk menghasilkan generasi yang lebih baik dari diri kita. Generasi peradaban yang akan membangun peradaban sesuai dengan zaman mereka.
Satu kata yang saya garis bawahi adalah tentang “Merujuk pada Tujuan Akhir” memiliki konsep kelak anak2 kita akan seperti apa bisa menjadi acuan untuk menstimulasi anak2 secara ebrtahap termasuk stimulasi fitrah seksualitasnya. Hmmmm pekerjaan besar lagi sedang menanti untuk dipikirkan dengan seksama…
Ya Rabb mudahkan dan bombing kami dalam jalan kebaikan… Aamiin
Solichati,1/2018

#Day8
#Tantangan10Hari
#Level11
#KuliahBunsayIIP
#MembangkitkanFitrahSeksualitasAnak


Day7#Level11#ILMU SBEELUM AMAL

BERILMU SEBELUM BERAMAL

Mengikuti diskusi dengan kelompok 7 membuat diri semakin terpacu untuk terus memperbaiki diri dalam menambah kelimuan. Berbicara fitrah seksualitas memang tidak mudah, bekal keilmuan harus benar2 dimiliki. Format diskusi yang berbeda dengan kelompom sebelumnya membuat ssaya semakin haus ilmu dan merasa pemahaman yang saya miliki harus diasah terus dan diperdalam. Terutama dalam hal ingatan, mengulang2 materi atau ilmu yang ada agar menancap kuat harus dilakukan…

Memahami kembali tentang fitrah seksualitas, mengapa sangat penting dan bagaimana tahapan menstimulasinya pada anak, termasuk berbagai tantangan yang dihadapi saat ini.
Mengingat kembali wajah anak2 yang secara gender mereka sangat memahmi tentang kenis kelamin. Masih menjadi PR bagaimana memahamkan meraka tentang peran dan tanggung jawab sebagai seorang laki-laki. Butuh proses dan harus disiapkan… Bismillah semoga Allah memudahkan dan menjaga anak2 ini tetap dalam cahaya Islam.

Solichati,1/2018

#Day7
#Tantangan10Hari
#Level11
#KuliahBunsayIIP
#MembangkitkanFitrahSeksualitasAnak


Selasa, 09 Januari 2018

Day6#Level11#MENCEGAH LGBT

MENCEGAH LGBT

Alhamdulillah mendapat ilmu baru lagi… meski di beberapa komunitas dan hasil baca2 sudah sering mendapatkan ilmu, tetapi tetap menjadi bagian dari adab menuntut ilmu adalah kosongkan gelasnya… agar ilmu yang di dapatkan pun semakin banyak dan barokah. Kali ini belajar bersama kelompok 5 yang lebih menekankan pada mencegah LGBT dapat dilakukan dengan optimal menumbuhkan fitrah seksualitas diusia 5-12 tahun.

Diera digital ini, dimana semua informasi bisa diakses dengan banyak perangkat media. Di satu sisi bermanfaat jika digunakan sewajarnya, tetapi disisi lain jika disalah gunakan akan membawa dampak yang luar biasa. Sedih miris melihat tingkah polah pergaulan remaja saat ini atau bahkan sudah mulai usia SD pergaulan anak2 sudah mulai mengkhawatirkan. Benar adaanya mendidik anak sendiri butuh mendidik anak sekampung, karena pengaruh lingkungan ini sangat kuat untuk menyeret anak2 kita. Selain itu maraknya orang2 yang menyuarakan kesetaraan gender hingga komunitas LGBT pun sudah mulai unjuk gigi mencari banyak mangsa dan pengikut. Sesekali menengok dan mengingat-ingat penyebab apakah gerangan yang memicu munculnya hal ini… Ya salah satunya adalah pola asuh orang tua. Inilah yang ditekankan pula dalam diskusi kelompok 5.

Benarlah adanya jika rumah adalah tempat utama dan madrasah pertama bagi anak2 dan orang yang ada di dalamnya. Pola asuh orang tua akan sangat berpengarih terhadap pembentukan karakter anak apakah dia akan percaya diri menjadi laki2 atau perempuan. Orang tua selayaknya menjadi tempat curhat pertama dan utama atas semua permasalahan anak2, agar anak2 tidak mencari penyelesaian masalah di tempat lain yang belum tentu akan mengarahkan mereka dengan baik. Seminimal mungkin menimbulkan trauma gender pada anak2 juga menjadi hal yang penting, karenanya keharmonisan interaksi ayah dan ibu harus ditunjukkan di depan anak2. Sehingga ayah dan ibu akan menjadi panutan bagi anak2. Anak perempuan akan mengidolakan mendapatkan pasangan seperti ayahnya begitu pula sebaliknya, sehingga mencegah terjerumusnya anak2 dalam komunitas atau pemikiran LBGT. Menumbuhkan fitrah seksualitas anak sesuai dengan jenis kelaminnya dan norma yang ada di masyarakat memang harus dilakukan sejak dini dan dimulai dari dalam rumah2 kita.

Ya Rabb lindungi anak2 kami mendekati akhir zaman ini…

Solichati,10/1/2018

#Day6
#Tantangan10Hari
#Level11
#KuliahBunsayIIP
#MembangkitkanFitrahSeksualitasAnak


Day5#Level11#AKU LAKI-LAKI (Bag.2)

AKU LAKI-LAKI (Bag.2)

Serunya diskusi dengan ananda seputar jenis kelamin dan anggota tubuh. Ananda yang masih masuk pada fase pra latih yang lebih banyak bertanya tentang perbedaan anggota tubuh antara laki2 dan perempuan. Kenapa kalau umik ada ASI? Kenapa rambut umik (perempuan) panjang kalau laki2 pendek? Kenapa laki2 ada kumis dan jenggot?? Dan masih sederetan pertanyaan lain yang mengacu pada perbedaan anggota tubuh. Dan ketika di klarifikasi tentang jenis kelaminnya ananda sudah sangat yakin bahwa dia adalah laki-laki dan harus berdandan sesuai laki2. Setidaknya memang fase inilah yang harus terjadi pada ananda sesuai dengan usianya, hal ini pula yang disampaikan oleh kelompok 4 dalam diskusi yang seru dengan media edukasi yang bagus. Alhamdulillah dapat ilmu dalam bentuk media gambar yang lebih mudah untuk diingat daripada sekedar tulisan saja.

Siang harinya ketika abi sudah agak luang dengan pekerjaan, umik pun menyarankan abi untuk mengantar anak2 memotong rambutnya. Lagi2 pertanyaan pun muncul mengapa rambutku harus dipotong padahal belum panjang? Hmmm gemes lihat anak2 ini setiap tindakan apapun akan selalu ditanyakan sebab dan manfaatnya. Umik dan abi pun menyampaikan bahwa rambut laki2 tidak perlu menunggu panjang baru dipotong, jika sudah tidak rapi maka harus segera dipotong. Seperti biasa potong dengan gaya cepak ala tentara menjadi model rambut andalan. Dan model rambut seperti ini pula yang membuat anak2 merasa nyaman, bahkan terkadang rishi melihat anak2 jaman sekarang yang model rambutnya bergaya macam2 bahkan menurut kami tidak pantas.

Sepulang dari potong rambut, saya berdiskusi dengan ananda Zaidan (putra kedua) tentang gaya rambutnya. Ia pun dengan mantap dan bangga menjawab bahwa aku laki2 mik, jadi rambutku harus pendek dan rapi biar ganteng. Kalau perempuan seperti umi rambutnya panjang dan pakai jilbab. Hmmm inilah gaya bicara sang komunikator kecilku… Bahkan nyeletuk juga dia kalau rambut umik panjang kenapa tidak potong ditempat aku potong rambut?? MasyaAllah pertanyaannya… disinilah umik menjelaskan tentang kewajiban menutup aurat, bahwa rambut adalah aurat perempuan jadi tidak boleh dibuka di tempat umum, kalau mau potong umik akan datang ke tenpat potong khusus perempuan atau tukang potongnya yang diminta umi untuk datang kerumah. Senyum lebar selalu mengembang jika jawaban umi memuaskan rasa ingin tahunya… setelahnya pun ananda akan beralih ke aktivitas yang lain. Yaaa bermain.

Merasa puas jika telah memberikan ha katas rasa ingin tahu ananda… tetapi disisi lain ada rasa was-was yang harus dituntaskan ketika si sulung akan beranjak memasuki fase berikutnya di usia 7 tahun, mencoba menuntaskan apa2 yang belum terpenuhi di usia saat ini. Agar tahap selanjutnya bisa di stimulus dengan optimal. Bismillah… Ya Allah mampukan kami.

Solichati,9/1/2018

#Day5
#Tantangan10Hari
#Level11
#KuliahBunsayIIP
#MembangkitkanFitrahSeksualitasAnak


Day4#Level11#SEKS & GENDER

SEKS DAN GENDER

Alhamdulillah diberikan kesempatan lagi untuk belajar bersama dengan kelompok 3 yang kali ini lebih menekankan pada topic gender. Mengingat dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir banyak komunitas yang mulai melirik menyuarakan tentang persamaan gender antara laki2 dan perempuan. Bahkan hingga melebihi batas kewajaran samapai akhirnya memilih untuk beralih gender karena merasa tidak mendapatkan hak yangs esuai dengan gender yang dianugrahkan padanya, atau banyak sekali permasalahan ketidakharmonisan antara pasangan suami istri hanya karena permasalahan gender ini. Padahal jika kita menengok bagaimana Islam sangat memuliakan seorang wanita dengan segala tugas dan amanahnya. Begitu pula Islam sangat menguatkan peran seorang laki2 sebagai pemimpin dengan segala potensi yang Allah titipkan padanya. Lantas apa yang perlu dipermasalahkan?? Maka sejatinya Allah memang hanya menciptakan dua jenis kelamin yang diciptakan Allah berpasangan, yaitu laki2 dan perempuan. Tidak ada jenis kelamin selain itu. Inilah yang harus ditanamkan pada anak2.

Masih mencoba mengingat hasil karya kakak Ihan yang ditorehkan di sebuah kertas tentang cerita keluarga dan kesibukan anggota keluarga. Sangat melekat pada imajinasi kakak bahwa Abi berangkat kerja dan umi memasak. Iniah yang tertangkap oleh anak2 dari apa yang dilihatnya sehari-hari. Saya bersyukur ananda sudah mulai bisa membedakan hal ini. Bahkan ketika ditanya tentang cita2 ananda pun mulai memahami bahwa aku laki2 maka ini cita2ku… dia sudah bisa memilih mana profesi yang baginya sangat cocok bagi seorang laki2. Meski sesekali umi pun menjelaskan bahwa terkait pekerjaan bisa saja dikerjakan oleh laki2 dan perempuan selama tidak melanggar batas2 norma dan tanggungjawab. Misalnya laki2 juga boleh lho jadi koki… atau perempuan juga boleh jadi polisi atau tentara tetapi tetap dengan tidak melupakan kewajiban yang lebih utama. Terutama bagi seorang perempuan.

Sesekali juga ananda sering menanyakan kenapa jika pagi hari, saat umi sibuk di dapur abi juga membantu memasak padahal abi kan laki2… heeee anak cerdas. Maka disinilah kami menanamkan pada anak2 tentang keharmonisan, saling membantu, meringankan beban. Bahkan inilah yang dicontohkan oleh Rasulullah, yang sering melakukan pekerjaan mencuci dan memasak. Memberikan teladan kedekatan abi dan umi, bagaimana perilaku abi menyayangi dan memuliakan umi, semoga menjadi gambaran bagi annada kelak jika Allah menakdirkan ananda bertemu dengan jodohnya kelak diusia dewasa. Bahkan ananda pun sesekali juga sudah nyeletuk tentang kata2 menikah laki2 dan perempuan karena inilah yang dia lihat saat ada hajatan nikahan om dan tantenya.

Bismillah terus belajar untuk memantaskan diri, bekerja sama dengan suami menjalin kedekatan dengan ananda untuk menumbuhkan fitrah seksualitasnya dengan benar.

Solichati,8/1/2018

#Day4
#Tantangan10Hari
#Level11
#KuliahBunsayIIP
#MembangkitkanFitrahSeksualitasAnak


Day3#Level11#AKU LAKI2

AKU LAKI-LAKI

Memiliki duo jagoan diusia yang tidak berbeda jauh setidaknya memiliki fase yang sama untuk beberapa tahap tumbuh kembang, meski tak boleh selalu disamakan karena masing2 anak itu unik, terkadang kebutuhan belajar dan stimulasi tumbuh kembangnya pun berbeda. Kakak Ihan diusia 6,5 tahun dan kakak Zaidan di usia 4 tahun.
Mengikuti pula diskusi kelompok 2 yang seru dengan berbagai permasalahan dan tantangan yang ada saat ini. Lagi2 belajar tentang fitrah seksualitas yang harus ditumbuhkan dengan baik agar anak2 tumbuh dengan baik sesuai dengan fitrah yang sudah dititipkan Allah pada diri mereka masing2.

Memiliki duo jagoan diusia ini memang harus lebih banyak dekat dengan kedua orang tua. Sesekali kakak Ihan protes jika waktu sholat tiba mengapa adek tidak ikut sholat di mushola. Bukannya adek juga laki2. Untuk saat umik hanya bisa menyampaikan jika adek Zaidan belum siap mengikuti cara sholat dengan baik di mushola, jadi untuk sementara waktu Zaidan selalu sholat dirumah dengan umik. Maka kami pun akan berbagi peran, abi selalu berusaha mencotohkan sholat awal waktu di mushola bersama kakak Ihan dan umik sholat dirumah bersama kakak Zaidan. Kami mengupayakan adzan menjelang waktu sholat menjadi hal yang membuat kami bahagia menyambutnya sehingga ananda tidak merasa bahwa sholat adalah beban yang berat.

Ananda juga sering menanyakan mengapa laki-laki sholat di mushola sedangkan perempuan (umik) dirumah… hmmm penjelasan yang kadang tidak mudah bagi kami. Menjelaskan dengan hadis pun kadang masih membuat ananda bertanya2 mengapa dan mengapa??... Bahkan sesekali ananda membuat keputusan sendiri antara mau sholat di mushola dengan pahala yang banyak atau mau sholat di rumah dengan pahala 1. Okelah untuk saat ini kami hanya ingin membangun imaji positif tentang ibadah tanpa harus membeni ananda. Alhamdulillahs ejauh ini ananda sangat menikmati kegiatan sholat dengan cara yang ia pahami. Semoga Allah menjadikan anak dan keturunan ini menjadi ahli sholat… Aamiin

Masyaallah betapa tidak mudah mendidik anak2 ini, semoga Allah menguatkan langkah untuk senantiasa memantaskan diri. Aamiin

Solichati,7/1/2018

#Day3
#Tantangan10Hari
#Level11
#KuliahBunsayIIP
#MembangkitkanFitrahSeksualitasAnak


Sabtu, 06 Januari 2018

Day2#Level11#MENUMBUHKAN FITRAH SEKSUALITAS

MENUMBUHKAN FITRAH SEKSUALITAS

Masih berkutat dengan kesibukan diranah domestic dan menemani ananda Zaidan murojaah persiapan wisuda. Mencoba untuk jenak mengikuti diskusi dari kelompok 1, keren banget dalam waktu 2 hari referensi dan media edukasi dikemas dengan sangat menarik. Masih memantapkan ilmu dan pemahaman tentang fitrah seksualitas. Fitrah yang sudah disematkan Allah ketika Allah menciptakan manusia dengan jenis kelamin yang sudah ditentukan. Laki-laki dan perempuan. Tidak ada jenis kelamin selain itu ya. Meski mendekati akhir jaman perilaku kaum jaman para nabi pun mulai bermunculan, termasuk perilaku kaum pada zaman Nabi Luth (Na’udzubillah). Semoga Allah jauhkan anak dan keturunan dari golongan mereka yang berperilaku dzalim.

Diantara sekian fitrah anak yang harus ditumbuhkan salah satunya adalah fitrah seksualitas. Dimana seksualitas tidak hanya sebatas membicarakan tentang jenis kelamin dan hubungan antara jenis kelamin ini. Tetapi lebih daripada itu, salah satu cara untuk menumbuhkan fitrah seksualitas adalah dengan pendidikan seksualitas. Tuntutan zaman saat ini menghendaki pendidikan seksualitas ini harus dilakukan sejak dini, karena era digital semakin mempercepat fungsi seksualitas anak2 kita. Pendidikan seksualitas yang lebih menekankan tentang pemaknaan jenis kelamin, peran dan fungsi yang dilakukan oleh jenis kelamin terkait, mengajarkan pada anak cara berpikir, bersikap dan bertingkah laku sesuai jenis kelaminnya masing2. Mengajarkan anak untuk memahami, menghayati dan memiliki rasa percaya diri sesuai jenis kelaminnya. MasyaAllah tantangan yang luar biasa membersamai anak dan menumbuhkan fitrah seksualitas sesuai jenis kelaminnya.
Catatan penting yang harus ditindaklanjuti saat menumbuhkan fitrah seksualitas adalah dengan melibatkan kehadiran ayah dan bunda secara utuh agar ananda mampu memahami jati diri dan peran sebagai laki2 yang nantinya akan berperan sebagai ayah dan perempuan yang nantinya akan berperan sebagai seorang ibu. Setidaknya referensi tentang rentang usia dan membangun kedelatan anak dengan orang tua bisa dijadikan sebagai acuan.
Usia 0-2 th dekatkan dengan ibu
Usia 3-6 th dekatkan dengan kedua orang tua
Usia 7-10 th dekatkan sesame gender (anak perempuan dengan ibu, dan sebaliknya)
Usia 10-14 th dekatkan dengan gender yang berlawanan.

Hari ini pun demikian ketika persiapan menjelang wisuda kakak Zaidan. Prepare mandi dan ganti baju menjadi salah satu momen untuk menumbuhkan fitrah seksualitas. Memilih jenis baju dan warna kesukaan. Nah seperti pagi2 biasanya kakak Ihan selalu enggan jika diminta berdandan, menggunakan lotion wajah, tangan dan kaki. Maksud umi agar kulit kakak terlihat bersih, tapi menurut kakak nanti bisa jadi seperti perempuan. Persepsi kakak Ihan jika laki2 tidak perlu menggunakan lotion cukup menyisir rambut saja. Heee disinilah diskusi kami pagi ini bahwa dengan menggunakan lotion tidak akan menjadikan seorang laki2 akan menjadi cantik. Tentunya penampilan yang bersih dan rapi akan lebih baik daripada tampak kusam. Diskusi singat ini sedikit membuat kakak ihan berubah pikiran dan mau memakai lotion meski hanya sedikit. Semoga diskusi ini bisa menumbuhkan fitrah seksualitas dengan benar pada ananda.

Solichati,6/1/2018

#Day2
#Tantangan10Hari
#Level11
#KuliahBunsayIIP
#MembangkitkanFitrahSeksualitasAnak



Jumat, 05 Januari 2018

Day1#Level11#MENGGALI REFERENSI

FITRAH SEKSUALITAS

Memasuki tantangan di level 11 ini membuat saya seperti memasuki tantangan yang berbeda dari biasanya. Setidaknya benar2 membuat saya prepare betul dengan beberapa buku dan referensi dan merasa gak bisa main2 mengerjakannya. Meski di tantangan level sebelumnya pun dikerjakan demikian pula. Hanya saja level kali ini menuntut saya untuk banyak membaca referensi yang terkait dengan fitrah seksualitas bagaimana menumbuhkan dan merawat dengan baik, sehingga anak2 akan tumbuh dengan seksualitas yang mantap. Tak hanya sekedar menyiapkan referensi, ditunjuk menjadi ketua kelompok 8 yang setidaknya harus mengaktifkan grup dan anggota itu menjadi tantangan tersendiri bagi saya kali ini. Biasanya hanya mengerjakan tugas sendiri, tapi kali ini di sesi 11 kelas menuntut saya atau lebih tepatnya kami semua belajar bersama sehingga setidaknya kami sedang belajar untuk saling menyemangati, berbagi ilmu dan referensi terkait, bekerja dalam tim. MasyaAllah tantangannya dobel-dobel. Tetunya hal ini membuat saya harus mengencangkan sabuk pengaman dan melaju dengan kecepatan optimal namun tetap terkendali. Heeee…

Jadi mengingat kembali dialog dengan suami menjelang akhir tahun kemarin, membuat berdua resolusi tahun 2018. Merapatkan barisan untuk bersama2 sinergi membersamai dan mendidik anak. Yang mungkin selama ini porsi kebersamaan anak2 lebih banyak dan dominan dengan orang tua sehingga saya sebagai ibu dan istri yang full time dirumah akan terus belajar untuk menata ritme langkah dan menggandeng suami untuk menyeimbangkan porsi memebersamai ananda. Tidak mudah ta[I setidaknya rencana sudah kami buat dan kami akan berkomitmen bismillah.
Salah satunya adalah tentang menumbuhkan dan merawat fitrah seksualitas pada anak2 kami yang keduanya berjenis kelamin laki-laki. Selama ini anak2 sangat nempel dengan umiknya bahkan untuk semua pemenuhan kebutuhan dan aktivitas. Sebenarnya ada kehadiran abi dirumah meski dengan segala kesibukannya selalu berusaha untuk menyempatkan membersamai anak2, entah mengapa secara psikologis terkadang anak2 masih nempel banget dengan umiknya. Heee kadang sampai saya harus berlepas tangan menyelesaikan kondisi anak dan sengaja menyerahkan atau melibatkan abinya sehingga secara tidak langsung memahamkan anak2 bahwa abi pun bisa membantu dan menyelesaikan tantangan anak2. Masih banyak PR yang harus dikejar karena ketertinggalan ilmu yang selama ini kami terapkan dengan asal tanpa membuat perencenaan dengan baik. Astaghfirullah… Mengencangkan sabuk lagi karena beberapa bulan lagi kakak Ihan, putra sulung kami akan memasuki fase baru diusianya yang menginjak 7 tahun. Hmmm mengevaluasi diri karena masih banyak catatan dan tahap tumbuh kembang yang harus distimulasi lebih. Ya Rabb semoga Engkau menguatkan kami dan membimbing kami menunaikan amanah ini.

Bersyukur masih diijinkan Allah untuk bertemu dengan tantangan level 11 ini. Bergabung belajar bersama kelompok 8 dan saya sebagai ketua kelompok, membuat saya lebih prepare dengan beberapa referensi untuk mengawali diskusi perdana kelompok. Ada beberapa buku yang saya siapkan untuk dibaca, dipelajari dan ditelaah. Beberapa judul buku diantaranya : Fitrah Based Education, Bunda Sayang, Mendidik Anak Laki-laki, Ensexclopedia, Satu Atap Lima Madrasah. Hmmmm belum kelar juga membaca semuanya, dan ini menjadi tantangan tersendiri bagi saya. Dan lagi2 saya merasa kalah dengan bunda2 hebat dalam kelompok ini ketika yang lain sudah bisa berbagi bahan bacaan terkait Fitrah Seksualitas dalam bentuk link pembelajaran dengan sumber yang akurat dan terpercaya, saya baru bisa berbagi judul buku dan belum meresume hasil buku yang saya baca. Heeee inilah salah ciri yang melekat pada saya lebih suka berkutat dengan buku daripada membuka media edukasi yang lain di media social.

Hasil belajar dan membaca buku kali ini membuat saya membayangkan fitrah seksualitas ananda Raihan dan Zaidan yang sudah terbangun sebelumnya. Bersyukur sampai detik ini diusianya yang menginjak 6,5 tahun dan 4 tahun anak2 sudah memahami tentang jenis kelaminnya dan menguatkan jati dirinya sebagai laki2. Mulai dari pilihan baju dan warna, nama yang disandangnya semua meyakinkan mereka sebagai sosok anak laki2. Bahkan ketika ditanya tentang sosok calon adek yang dalam waktu beberapa bulan ini akan lahir mereka pun sudah belajar untuk menentukan harapan atau keinginan terhadap jenis kelamin adek. Semoga doa dan harapan mereka terkabul. Heeee Aamiin. Dan tentunya saya sebagai orang tua selalu meyakinkan bahwa Allah lah yang Maha Tau dan Maha berkehendak menentukan jenis kelamin adek. Hal ini sebagai salah satu cara membuat mereka menerima ketetapan Allah dengan apapun jenis kelamin adek mereka nanti.

Selain itu saya berkesempatan pula menyampaikan sedikit hasil belajar saya dengan beberapa buku diatas dalam satu forum pertemuan wali murid anak2 yang seusia dengan anak saya. Alhamdulillah ada sharing ilmu dan berbagi dengan Learning by Teaching, berangkat dari permasalahan yang sedang viral LGBT dan fitrah seksual yang tidak tumbuh dengan sempurna dan sesuai dengan norma yang ada. Akhir kata semoga Allah melindungi keluarga dan anak keturunan kami dari keburukan lingkungan, keburukan orang2 yang berniat tidak baik dan Azab Allah yang menimpa orang2 yang melanggar aturan Allah. Ya Rabb lindungi dan tunjukkan kami jalan yang lurus. Aamiin.


Solichati,5/1/2018

#Tantangan10Hari
#Level11
#KuliahBunsayIIP
#MembangkitkanFitrahSeksualitasAnak