Jumat, 29 November 2019

KATAKAN TIDAK PADA SISA MAKANAN


SUSTAINABLE LIVE : KATAKAN TIDAK PADA SISA MAKANAN

Hasil gambar untuk gambar sisa makanan"
sumber : papasemar.com

Bunda, hari ini sudah berapa kali dan berapa banyak sisa makanan yang masuk tong sampah dengan mudah? Betapa banyak di antara kita yang terkadang merasa tidak bersalah ya saat membuang makanan. Membuang sisa konsumsi saat itu saja kita merasa biasa saja, apalagi membuang sisa makanan yang sudah basi atau buah dan sayur yang sudah mulai membusuk. Sudah bisa dipastikan semua akan kita lakukan dengan ringan. Adakah penyesalan? Mari kita periksa diri kita masing-masing. Coba kita pikirkan jika perilaku membuang makanan ini tidak hanya dilakukan oleh satu orang dalam rumah kita, bagaimana jika seisi rumah kita melakukan perilaku demikian. Bagaimana pula jika semua rumah di Indonesia atau bahkan di dunia menganggap remeh perilaku ini?

Pada tahun 2016, bertepatan dengan hari pangan sedunia yang diperingati setiap 16 Oktober, Kepala perwakilan Badan Pangan PBB (FAO), Mark Smulders mengatakan, di Indonesia sampah makanan mencapai 13 juta ton setiap tahunnya. Di tahun yang sama, sebagaimana dikutip dari foodsustainability.elu.com, data dari Economist Intelliegence Unit (EIU) menempatkan Indonesia sebagai nomor 2 penghasil sampah makanan terbanyak di dunia setelah Saudi Arabia. Nampaknya semakin bertambah tahun perilaku membuang sisa makanan ini juga belum kunjung ada perbaikan. Mari kita tengok dari yang terdekat, dari rumah-rumah kita. Sudahkah ada perbaikan perilaku cara kita mengkonsumsi makanan?

Membuang sisa makanan bukan hanya perihal membuang makanan yang memang tak layak kita konsumsi. Bukan pula sebatas menghindari kekenyangan dan kita membuang makanan yang tidak sanggup kita masukkan dalam saluran pencernaan. Mari kita pikirkan ulang, berapa banyak energi yang terbuang sia-sia dari sesuap nasi yang kita buang. Proses panjang yang harus dilalui untuk menghidangkan makanan di meja saji bisa kita jadikan sebuah perenungan untuk berpikir ulang ketika hendak membuang makanan. Misalnya nasi, bagaimana proses sejak padi di tanam hingga dipanen, lalu diproses hingga menjadi nasi yang terhidang lezat. Berapa banyak energy, bahan bakar dan biaya yang sudah kita keluarkan. Lantas dengan mudah kita menyisakan dan berakhir tragis dalam tong sampah. Inilah kondisi kesia-siaan tersistematis yang kita lakukan tanpa sadar dan terkadang tanpa beban. Nampaknya kondisi serba cukup yang ada disekitar kita tak membuat kita jera dengan perilaku buruk ini. Bahkan dalam agama yang saya kini, pun diajarkan pada agama lain, membuang makanan ini masuk dalam perbuatan mubazir. Dan perilaku ini sangat dibenci oleh Tuhan, karena mendekati perilaku setan.

APA YANG BISA KITA LAKUKAN?
Tak cukup sekedar berhenti menyesali kesia-siaan yang sudah terlanjur kita lakukan. Bunda mari kita mulai dari rumah-rumah kita. Sekecil apapun upaya yang kita lakukan pasti tidak ada yang sia-sia. Beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk mengurangi membuang sisa makanan antara lain: 

Rencanakan belanja Anda
Bijak dalam berbelanja nampaknya terdengar sederhana. Cara ini bisa menjadi salah satu hal penting mengurangi sampah makanan. Berbelanja sesuai kebutuhan, tidak terlalu banyak, setidaknya mungkin untuk beberapa hari saja. Hal ini mengurangi jumlah makanan yang terlalu lama disimpan sehingga tidak bisa dikonsumsi. Benar-benar rencanakan apa yang ingin kita makan atau masak, sehingga semua bahan yang dibeli benar-benar dipergunakan dan tidak ada yang terbuang.

Rencanakan menu yang akan disajikan
Merencanakan menu makan juga merupakan cara kita mengurangi mmebuang sisa makanan. Setidaknya perencanaan menu ini akan sebanding dengan cara kita merencanakan belanja. Merencanakan menu bisa kita lakukan untuk 3 hari, 7 hari atau bahkan lebih sesuai dengan kondisi keluarga kita masing-masing. Belanja sesuai dengan menu yang kita rencanakan. Merencanakan menu sesuai dengan kesukaan anggota keluarga sangatlah penting, dengan logika semua makanan yang disukai pasti akan dihabiskan. Maka hindari memasak makanan yang tidak disukai akan meminimalkan membuang sisa makanan

Ambil porsi makanan secukupnya
Kondisi sangat lapar, sangat memungkinkan seseorang berlebihan dalam mengambil porsi makanan. Seolah semua jenis makanan ingin dihabiskan dalam satu waktu. Sebagian besar orang yang mengambil porsi makanan berlebihan akan menyisakan makanannya. Ambil porsi secukupnya, jika merasa masih kurang, tambah porsi lagi secukupnya. Makanlah sebelum terlalu lapar, dan berhentilah sebelum kenyang.

Menyimpan sisa makanan
Jika sisa makanan masih bisa disimpan di lemari pendingin, maka lakukan untuk menghindari membuang makanan yang tidak habis. Simpan dengan cara tepat agar tidak mengurangi kualitasnya, sehingga berakhir di tong sampah. Misalnya sisa makanan malam bisa kita simpan di lemari pendingin, dan dihangatkan kembali dipagi hari. Beberapa sayur dan buah yang berkurang kualitasnya jika disimpan di lemari pendingin, sebaiknya kita simpan dengan cara yang tepat agar tidak berujung pada produksi sampah makanan juga. Begitu pula jika kita makan di luar, selalu bawa wadah kosong untuk membawa pulang sisa makanan yang tidak habis. 

 Mulailah belajar membuat kompos
Jika menyisakan makanan tersebab alasan yang tidak bisa dihindari, maka belajar membuat kompos menjadi salah satu cara yang ramah terhadap lingkungan. Sesuatu yang berasal dari tanah kita kembalikan ke tanah. Sebagai salah satu upaya menjaga keseimbangan dan keberlangsungan alam tetap hijau. Sustainable Live.

Menjadi bagian yang peduli terhadap kelestarian dan keberlangsungan hidup memang tidak mudah. Tapi yakinlah tidak ada hal kecil yang akan sia-sia. Meskipun sepanjang waktu harus terus belajar dan belajar. Semangat bunda...

#rbmmalang_sustainablelive