Sabtu, 28 Juli 2018

KELUARGA


HARTA YANG PALING BERHARGA

Hasil gambar untuk keluarga

Harta Yang Paling berharga adalah Keluarga
Istana yang paling indah adalah keluarga
Puisi yang paling bermakna adalah keluarga
Mutiara tiada tara adalah keluarga

Selamat Pagi Emak
Selamat Pagi Abah
Mentari Hari ini berseri indah

Terimakasih emak
Terimakasih Abah
Untuk tampil perkasa bagi kami putra putri yang siap berbakti

Kalau tulisan di atas di nyanyikan membawa kenangan saya pada salah satu film yang di putar di stasiun televisi, kala itu usia masih belasan, tepatnya duduk di bangku sekolah dasar. Mengingatkan saya tentang makna keluarga, keharmonisan dalam hubungan orang tua dan anak, tentang tanggung jawab menjalankan peran sebagai orang tua dan anak. Bukankah memang ketika berbicara tentang keluarga pikir kita akan dibawa pada pelaksanaan peran sebagai anggota keluarga. Entah sebagai kepala keluarga, orang tua dan anak-anak. Dan kebaikan kehidupan keluarga akan ditentukan oleh masing-masing anggota keluarga yang menjalankan perannya dengan baik. Setidaknya inilah pesan moral yang saya tangkap saat mengikuti serial drama KELUARGA CEMARA.   

Setelah berangan dan mengenang serial drama yang belum tentu ada dalam kehidupan nyata. Angan ini pun membawa saya mengenang kembali rangkaian kisah kehidupan belasan atau bahkan puluhan tahun silam saat masih bersama tinggal serumah bersama kedua orang tua dan saudara. Tidak bisa dipungkiri bahwa kehidupan keluarga akan selalu baik dan bahagia sesuai dengan harapan, suka duka, sedih, bahkan sakit yang kita rasakan pun akan kita alami dalam keluarga. Tak yang sempurna, karena kesempurnaan bukan milik kita. Begitupun dengan keluarga inti saya saat itu. Saya terlahir sebagai anak terakhir, diantara semua saudara perempuan saya. Terlahir terakhir dikala kondisi perekonomian keluarga sudah membaik adalah bagian dari rezeki yang sudah di gariskan oleh Yang Maha Mencipta.

Orang tua…syukur tiada kira ditakdirkan Allah terlahir dari mereka, meski tak sempurna memberikan segalanya. Dari mereka saya belajar banyak hal, tentang harga mahal sebuah rasa syukur. Tentang ujian berat untuk tetap bersabar. Meski kala itu orang tua belum memahami sepenuhnya tentang ajaran agama yang dianutnya, setidaknya saya belajar banyak memaknai perjuangan hidup untuk tetap berjalan di jalan kebaikan sesuai norma yang ada. Ya… atas doa dan restu mereka pula perlahan hidayah dan jalan hijrah ini pun menjadi pilihan untuk berbenah. Tak selang berapa lama Allah pun mendekatkan hidayah dan hijrah pada keduanya. Alhamdulillah…

Saudara… tak ada seorang pun di dunia ini yang sanggup hidup sebatang kara. Jika Allah menghendaki seseorang terlahir sebagai anak tunggal, Allah pun menggantinya dengan persaudaraan bersama yang lainnya. Memiliki 2 orang kakak dengan karakter yang berbeda membuat saya belajar banyak hal. Setidaknya dari mereka saya belajar untuk menjadi berbakti, belajar menghormati dan menghargai.

Mencoba mengingatkan diri, tak akan kita miliki kesempurnaan dalam keluarga. Sabar dan syukur inilah yang menjadikan keluarga mebjadi sempurna dimata kita. Belajar ikhlas dengan takdir kita terlahir dari keluarga yang kita miliki apapun kondisinya. Sejauh apapun diri melangkah, keluarga adalah tempat pulang terbaik. Sehebat apapun diri berawal dari keluarga yang tak lelah mendukung dan mendoakan. Sebaik dan seburuk apapun diri hanya keluarga yang akan mau menerima dalam keadaan apapun…

KELUARGA
harta yang paling berharga – istana yang paling indah – puisi yang paling bermakna – mutiara tiada tara

Solichati, 29Juli2018

Jumat, 27 Juli 2018

SEKOLAH BARU


SEKOLAH BARU, TEMAN BARU, SEMANGAT BARU

Hiruk pikuk, lalu lalang berbagai pertimbangan memilih dan menentukan sekolah terbaik bagi ananda nampaknya telah berlalu setidaknya 3-4 bulan yang lalu. Bahkan mungkin untuk beberapa sekolah favorit dengan banyak kriteria penerimaan siswa baru, seleksi terhadap calon siswa baru sudah dilakukan jauh-jauh hari sebelum semua orang tua memikirkan sekolah baru untuk anaknya. Atau bahkan mungkin ada banyak orang tua yang memutuskan anaknya sekolah dirumah, karena berbagai pertimbangan. Keputusan pun telah diambil, maka konsekuensi yang ada pun harus dijalankan sebagai bentuk tanggung jawab.

Fasilitas sekolah, sarana dan prasarana, kurikulum sekolah, metode pembelajaran, lokasi sekolah bahkan visi dan misi sekolah turut mempengaruhi orang tua menentukan pilihan. Meski tak jarang sekolah yang banyak dilirik oleh ayah bunda adalah sekolah dengan fasilitas yang lengkap, gedung yang mewah dan segudang prestasi akademik yang menjadikannya sekolah favorit. Karena banyak orang tua yang bangga jika anaknya memasuki sekolah favorit. Atau bahkan banyak juga orang tua yang asal memilih sekolah, yang penting orang tua tidak terlalu sibuk mengurusi anaknya, semua keperluan sekolah dan mendidik sudah dilakukan di sekolah, orang tua fokus bekerja mencari biaya untuk sekolah. Di sisi lain bagi keluarga dengan ekonomi menengah kebawah mungkin sekolah dengan jarak terdekat dari rumah, biaya murah menjadi pertimbangan utama, yang penting anaknya sekolah. Pertimbangan yang manakah yang paling utama bagi ayah dan bunda??

Lain keluarga pasti lain cerita tentang suka duka menentukan pilihan sekolah. Begitu pula dengan keluarga kami. Dua orang putra kami memang masih usia dini. Tahun ajaran ini anak pertama genap usia 7 tahun memasuki jenjang sekolah dasar dan putra kedua di usia 4,5 tahun memasuki jenjang pendidikan taman kanak-kanak. Meski masih usia dini, setidaknya kami berusaha memilihkan tempat pendidikan terbaik untuk putra putri kami. Walaupun tidak bisa dipungkiri pendidikan di rumah tetap menjadi yang utama. Karena satu dan lain hal akhirnya kami pun memutuskan anak-anak sekolah secara formal sebagai patner kami mendidik dirumah. Maka bagi kami pertimbangan pertama adalah Visi dan Misi sekolah yang akan bersinergi dengan visi dan misi keluarga. Kedua, kenyamanan dan kebahagiaan anak-anak di sekolah juga menjadi pertimbangan yang penting. Memilih sekolah yang mampu memfasilitasi gaya belajar dan potensi ananda akan memberikan kenyamanan tersendiri bagi ananda. Setidaknya dua hal ini yang menjadi perhatian penting bagi keluarga kami memilih sekolah bagi ananda.

Kami banyak belajar dari tahun-tahun sebelumnya, ketika mencoba bersinergi dengan salah satu lembaga pendidikan. Tidak cukup hanya kesamaan visi dan misi yang dijalankan disekolah dan dirumah, ternyata kebahagiaan dan kenyamanan juga menjadi hal yang penting baik bagi ananda ataupun bagi kedua orang tua. Karena jika tidak ada keduanya maka tujuan pembelajaran tidak akan optimal diraih. Alhamdulillah di tahun ajaran ini kami menemukan sekolah yang insyaallah sesuai dengan harapan kami dan ananda.

Sekolah Baru, Teman Baru, Semangat Baru
Slogan ini yang tertera di pengumuman saat hari pertama anak-anak kami masuk sekolah. Untuk siapakah slogan ini ditujukan? Tentunya untuk ananda dan untuk kedua orang tua. Karena tak hanya ananda yang bersekolah. Tak hanya ananda yang akan memiliki teman baru. Dan tak hanya ananda yang akan memiliki semangat baru. Kami orang tua pun akan belajar bersama di sekolah ananda, berteman dengan orang tua walimurid yang baru dan guru baru, serta harus memiliki semangat baru dalam membersamai dan mendidik anak-anak kami. Karena sejatinya harus ada kolaborasi yang sehat antara sekolah dan orang tua dalam mendidik anak-anak. Satu hal yang keliru jika semua beban pendidikan ada dalam tanggungjawab sekolah, karena sejatinya pendidik utama adalah kedua orang tua.

Ayo ayah, ayo bunda temukan pendidikan yang sesuai dengan anak-anak kita, pastikan kebahagiaan dan kenyamanan didapatkan anak-anak kita selama belajar.
Ayo ayah, ayo bunda perbaiki semangat mendidik dan membersamai ananda, bertemanlah dengan banyak orang peduli terhadap pendidikan anak-anak kita, dan bersinergilah dengan baik bersama lembaga pendidikan anak-anak kita. Karena kita membutuhkan banyak pihak dalam mendidik anak-anak kita.

Solichati, 25/7/2018


Jumat, 20 Juli 2018

UJIAN HIDUP

Hasil gambar untuk ujian hidup

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebaikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.
QS Al Baqarah : 286

MASALAH INI LAGI !
ORANG INI LAGI !
KENAPA JUGA UJIAN HIDUP INI KOK BERULANG PADA HAL YANG SAMA ??

Pernah gak sih pertanyaan semacam ini muncul dalam benak kita? Tanpa kita sadari terkadang ujian hidup kita berkutat pada masalah yang sama dan berkali-kali. Misalnya saja masalah kesabaran pada pasangan yang beda kebiasaan, berhubungan dengan orang yang karakternya bertolak belakang dengan kita, masalah dengan anak-anak yang menguji kesabaran, masalah dengan orang tua, masalah ekonomi dan penataan kuangan atau masih banyak lagi yang lainnya.

Tetapi dikarenakan kita sibuk mengeluh jika ujian datang, nampaknya kebanyakan kita lupa mengambil hikmah dari tiap ujian, sehingga kita tidak menyadari pola ujian yang diberikan Allah akan selalu berulang. Ibarat ujian sekolah, mungkin bisa saja disebut REMIDI dengan ujian hidup ini. Mengapa berulang terus?? Namanya juga ujian kalau nilainya belum bagus, sudah selayaknya diulang-ulang sampai kita berhasil melampaui ujian ini dengan predikat Cumlaude. Mungkin itu yang dikehendaki Allah untuk menguatkan titik kelemahan kita. Yah inilah ujian hidup, ketika kita berdoa meminta dikuatkan maka Allah akan memberikan banyak masalah agar kita belajar menjadi kuat menghadapi ujian.

Begitu pula dengan yang saya alami, belajar lagi mengambil hikmah dari setiap peristiwa. Kali ini ujian yang sama dan berulang adalah MENJADI TEMPAT CURHAT. Berulang kali saya menjadi tempat curahan hati anggota keluarga yang sedang mengalami kebuntuan komunikasi, pertengkaran dan debat yang tak ada ujung hingga salah satu pihak selalu merasa yang paling dirugikan. Emosi ketika mendengar cerita dari salah satu pihak, lebih emosi lagi ketika mendapat cerita dengan versi yang berbeda dari pihak yang lainnya. Jika dulu saya langsung memberikan label pada salah satu pihak mana yang salah dan mana yang benar, hingga mungkin tak memberikan solusi, yang ada malah memperuncing suasana. Dari sinilah saya belajar untuk banyak mendengar, menghargai setiap rasa yang ditumpahkan. Alhamdulillah kali ini jauh lebih bisa empati dan memberikan solusi. Semua pihak merasa dihargai ketika pendapat dan rasanya di dengarkan. Benarlah adanya Allah menitipkan dua telinga memang untuk lebih banyak mendengar dan mendengar, hingga nasehat ini akan terasa lembut sebagai sebuah pengingatan.

Episode tempat curhat kali ini diberikan banyak kesempatan oleh Allah untuk mengambil banyak hikmah. Belajar untuk banyak mendengar sebelum berkomentar. Belajar untuk memahami posisi orang lain dalam rangka empati. Belajar untuk berbicara dengan baik dan beradab pada orang yang lebih tua. Belajar untuk tidak mudah mengeluh dan mengeluarkan kata-kata yang tidak baik, karena setiap kata yang keluar dari lisan adalah bagian dari doa. Belajar lagi tentang adab bicara Jika tidak bisa berbicara dengan baik, lebih baik diam. Belajar untuk mendoakan yang baik jika kita merasa terdholimi…

Inilah bagian dari episode ujian hidup di universitas kehidupan yang saya alami berulang…
Bersiap dengan ujian yang lebih berat jika kita sudah lulus ditahap sebelumnya. Tentunya lulus dengan nilai terbaik di mata Allah.
Nah, bagaimana dengan episode ujian hidupmu? Sudah menemukan polanya? Adakah yang berulang?

Solichati, 20Juli2018

Sabtu, 14 Juli 2018

RBI2#RUMAH SEHAT#Day64

OBAT DASAR

Alhamdulillah... Nikmat sehat yang senantiasa harus di syukuri meski dengan perubahan cuaca yang akhir-akhir ini cukup ekstrim sehingga terkadang sakit fisik tak bisa dihindarkan.

Beberapa hari ini, penggunaan obat-obatan dasar sebagai pertolongan pertama ketika kondisi sakit menyerang harus tersedia dalam kotak obat kami. Minimal yang harus tersedia adalah obat penurun panas, obat nyeri dan antibiotik, Serta obat herbal sesuai kebutuhan.

Dengan penyediaan ini setidaknya kondisi pertolongan pertama bisa diberikan sesuai kebutuhan. Alhamdulillah ketika anak-anak demam pasca imunisasi obat penurun panas sudah tersedia. Begitu pula ketika Abi mengalami infeksi obat antibiotik dan anti nyeri juga tersedia. Sehingga pertolongan pertama bisa diberikan sebelum mencari pengobatan lebih lanjut.

Dan satu hal yg harus diingat bahwa kesembuhan harus diminta pada Allah. Karena sejatinya obat dan dokter adalah media untuk ikhtiar sebaik-baiknya.

Solichati,14Juli2018

#RuangBerkaryaIbu
#IbuProfesional
#MandiriBerkaryaPercayaDiriTercipta
#KenaliPotensimuCiptakanRuangBerkaryamu
#Proyek2RBI
#Proyek3: RumahSehat
#Day64

Kamis, 12 Juli 2018

SEMUA ATAS KEHENDAK-NYA

SEMUA ATAS KEHENDAK-NYA

Mungkin hampir sebagian besar kita lupa, bahwa setiap gerak kehidupan ini ada yang Maha Menggerakkan, sesuai kehendakNya. Dan sepertinya hampir sebagian besar orang melupakan bahwa sehat dan sakitnya juga bagian dari ujian Nya. Maka obat dan resep sehat sakitnya pun sudah sepaket dititipkan. Disinilah ujian kekuatan ikhtiar kita dan keikhlasan akan doa dan harapan kita.

Begitu banyak orang yang menceritakan daya upaya mencari pengobatan atas ujian sakit yang dideritanya. Pergi kesana kemari, bahkan jarak jauh pun ditempuh hanya untuk mencari pengobatan. Ratusan juta uang dikeluarkan untuk memulihkan kesehatan. Jika sehat kembali didapatkan maka yang terlintas dibenak mereka adalah dokternya enak, resep obatnya manjur. Lantas bagaimana jika kesembuhan tak didapatkan jika berkali-kali berobat pada dokter yg sama atau berkali-kali pindah dokter dan akhirnya menemukan cara pengobatan yg lain selain tenaga medis? Tak jarang mereka pun akan memberikan label yg tidak baik bahkan menyalahkan dan mencari-cari kesalahan.

Ada yang terlupa bahwa sesungguhnya semua berjalan atas kehendaknya... Proses kita menjalankan kehendaknya, ikhtiar kita mencari jalan kesembuhan, sabar dan syukurnya kita itu lah yang akan dinilai oleh Allah... Ada yang lupa bahwa langkah kaki menuju tempat pengobatan adalah atas kehendaknya, kesembuhan kita melalui obat dan resepnya adalah atas ijinnya. Ada yang lupa bahwa dokter atau tenaga kesehatan yg lain atau cara lain pengobatan adalah sebagai sarana ikhtiar kita, bukan yang menyembuhkan. Dan terkadang mereka yang dianggap sebagai dewa penyembuh pun terlupa, sesungguhnya bukan atas pertolongan mereka kesembuhan ini diberikan. Tetapi lagi2 semua adalah atas ijin dan kehendak Allah.

Pengingat bagi diri saya pribadi bahwa hidup ini tak lebih dari menjalankan kehendak kehendak Allah... Maka kita kembalikan semua ini atas KeMahaHebatan Allah di atas segalanya. Kita manusia hanya sebagai pelaku atas skenario kehidupan... Entah sebagai tenaga kesehatan nya atau entah sebagai orang yang berobat. Maka sebaik-baik mereka adalah yang saling mengingatkan untuk menetapi kesabaran dan kebenaran, sebaik-baik mereka adalah yang saling mengingatkan untuk mengingat Allah dimanapun berada.

Solichati,14/7/2018

RBI2#RESENSI#Day62

BELAJAR MEMBUAT RESENSI

Alhamdulillah begitu banyak kenikmatan yang diberikan Allah untuk senantiasa berbenah. Kali ini menyibukkan diri dengan mencari ilmu tentang membuat resensi dan opini. Harapan kedepan mulai membiasakan diri untuk membuat resensi singkat atau samacam resume dari buku yang telah usai dibaca.

Menambah kegiatan rumah baca dengan menaikkan step tak sekedar 1 jam lebih dekat dengan buku. Tetapi setelah usai membaca buku, membuat resume singkat atau semacam resensi agar bisa memberikan sedikit manfaat pada orang lain. Dan tentunya pada diri sendiri, setidaknya dengan membuat resensi ilmu yang didapatkan dari membaca buku tersebut jadi lebih menancap di ingatan. Aamiin. Semoga Allah senantiasa memudahkan niat baik untuk diwujudkan dalam amal nyata.

Solichati,12Juli2018

#RuangBerkaryaIbu
#IbuProfesional
#MandiriBerkaryaPercayaDiriTercipta
#KenaliPotensimuCiptakanRuangBerkaryamu
#Proyek2RBI
#Proyek2: RumahBacaCerita
#Day62

Rabu, 11 Juli 2018

RBI2#RUBACA#Day61

TEMU SYAWAL

Alhamdulillah... Selalu hadir kenikmatan Allah yang tak tergantikan. Di akhir bulan Syawal silaturahim dg banyak teman dan saudara masih juga belum kunjung usai. Hari ini pun demikian, sejak pagi hingga sore hari beberapa teman umi dan kakak-kakak berkunjung ke rumah Baca. Meluangkan sejenak waktu untuk membaca bersama di sela-sela bincang silaturahmi. Meski tak banyak buku atau bab yang dituntaskan tetapi bersilaturahim dengan banyak saudara adalah hal yang menyenangkan. Semoga kedepannya bisa istiqomah mendekat kan anak-anak dengan buku.
Buku Jendela Duniaku

Solichati,11Juli2018

#RuangBerkaryaIbu
#IbuProfesional
#MandiriBerkaryaPercayaDiriTercipta
#KenaliPotensimuCiptakanRuangBerkaryamu
#Proyek2RBI
#Proyek2: RumahBacaCerita
#Day61

Selasa, 10 Juli 2018

RBI2#RUBACA#Day60

BABY BOOK

Alhamdulillah dengan segala kenikmatan keluangan waktu untuk bisa sepenuhnya membersamai anak-anak. Siang ini disela-sela waktu istirahat setelah kelelahan bermain dan belajar bersama, kami meluangkan waktu untuk membaca buku di pojok baca cerita. Salah satu nya adalah membacakan buku untuk si adek bayi. Buku bayi yang di desain berukuran kecil dan full colour dengan gambar obyek yg memenuhi ruang membuat mata si dedek fokus. Dia mengoceh setiap kali dibacakan nama obyek nya. Selain itu buku kain tebak hewan juga menemani cerita hari ini. Untuk duo kakak jagoan buku tentang peta dunia, lautan dan danau menjadi buku yang dituntaskan untuk dibaca hari ini. Alhamdulillah

Solichati,10Juli2018

#RuangBerkaryaIbu
#IbuProfesional
#MandiriBerkaryaPercayaDiriTercipta
#KenaliPotensimuCiptakanRuangBerkaryamu
#Proyek2RBI
#Proyek2: RumahBacaCerita
#Day60

Senin, 09 Juli 2018

RBI2#RUMAH BACA CERITA#Day59

MEDIA SOSIAL RUBACA

Alhamdulillah atas ijin dan nikmat dari Allah... Kegiatan membaca, merampungkan beberapa buku yang harus segera dituntaskan dan menemani anak-anak bercerita masih tetap konsisten dilakukan hingga hari ini. Meskipun kegiatan Rumah Baca yang mengajak tetangga sekitar belum bisa dilaksanakan dalam waktu dekat.

Sembari menuntaskan beberapa buku... Saya membuat akun media sosial untuk Rumah Baca. Kali ini cukup dengan membuat akun Instagram *@rumahbacacerita7* . Kedepan akun ini akan digunakan untuk upload kegiatan Rubaca dan resensi dari buku-buku yang sudah tuntas dibaca. Bismillah semoga semangat tetap terjaga dan konsisten menghidupkan rumah baca AnNahl. Meski hanya dengan kegiatan 1 jam lebih dekat dengan buku.

Solichati,09Juli2018

#RuangBerkaryaIbu
#IbuProfesional
#MandiriBerkaryaPercayaDiriTercipta
#KenaliPotensimuCiptakanRuangBerkaryamu
#Proyek2RBI
#Proyek2: RumahBacaCerita
#Day59

Jumat, 06 Juli 2018

MAKAN SEADANYA#RBMenulis#Juli1


ADA APA DENGAN MAKAN SEADANYA??

Untuk kesekian kalinya, setelah bersama hampir 9 tahun, pertanyaan atau bujukan untuk membeli makanan dikala saya sedang tidak banyak waktu untuk berkutat di dapur, jawabannya adalah Makan seadanya saja.  Ada bunda-bunda yang kayak gini juga gak sih? Hmmm kadang kalau dibawa baper akan muncul rasa ih kok gak pengertian banget sih sama istri. Beli makanan kan lebih simple, cepat dan langsung segera makan. Tapi ada kalanya pikir dan rasa ini diajak berkelana tentang banyak hal yang patut disyukuri dari pasangan yang seperti ini.

Betapa tidak? Saya banyak belajar melihat dari sisi positifnya. Tentang rasa cukup. Apapun yang saya masak, apapun rasanya tetap akan dinikmati tanpa keluhan. Jangan-jangan karena itu yang dicontohkan Rasulullah ya, pura-pura enak aja masakannya atau kalau gak suka ya gak dimakan tanpa mengejek makanan. Heee entahlah.. Yang bikin salut lagi selalu bantu urusan perdapuran untuk menyiapkan menu yang apa adanya… heeee.

Betapa tidak bersyukur lagi, ketika kata-kata makan seadanya itu mengajak saya meluncur ke dompet sakti bulanan… MasyaAllah hanya karena urusan makan saja, kami belajar banyak untuk berhemat dalam urusan perut. Dan lebih banyak memanfaat kan uang untuk urusan yang jangka panjang, investasi dunia akhirat. Meski makanan sebenarnya juga untuk urusan jangka panjang dalam mempertahankan kesehatan ya… Justru karena inilah makan seadanya dengan olahan sehat rumahan, tanpa bumbu siap saji dan yang serba instan lebih disukai suami. Meski sesekali jika ada urusan yang darurat saja beli makanan diluar tetap dibutuhkan.

Makan seadanya pulalah yang mengajarkan karakter pada anggota rumah kami untuk hidup sederhana, berjuang menciptakan menu makan, sibuk di dapur bersama semua anggota keluarga. Mungkin bagi sebagian yang lainnya akan berpikir kenapa pilih ribet sih, pilih yang praktis sajalah atau pertimbangan yang lainnya. Tapi tidak bagi kami, dapur pun bisa menjadi tempat belajar bagi kami, membentuk karakter kami. Bahwa semua harus diperjuangkan, tidak instan, melatih berinovasi, melatih kemandirian dan tumbuh kembang anak-anak saat membantu urusan di dapur. Dan masih banyak manfaat yang lainnya lagi…

Kalau mau berpikir jangka panjang lagi… filosofi seadanya ini mengajarkan kami untuk merasa cukup dengan nikmat yang didepan mata. Tak banyak menuntut memiliki sesuatu yang belum tentu bisa jadi milik kita. Tak perlu melirik ini itu milik orang lain yang terkadang menghalalkan segala cara untuk memilikinya. Betapa banyak praktek Riba, Zina (perselingkuhan), mencuri, dan masih banyak lagi yang berangkat dari kebiasaan tidak puas dengan yang sudah dimiliki. Karena keinginan akan barang-barang tersier yang belum tentu dibutuhkan, tumbuh suburlah pinjaman riba untuk barang keinginan. Dan seperti kesulitan bercerai dengan riba dengan alasan ini sudah biasa. Astaghfirullah… Tidak puas dengan pasangan yang seadanya, berkelanalah mata dan hati mencari yang tak halal. Zina pun merajalela bahkan sudah seperti kebiasaan yang wajar. Astaghfirullah…

Setidaknya dengan belajar makan seadanya, kami belajar untuk merasa cukup dengan pemberian Allah. Belajar untuk menciptakan yang halal dan thoyib dari dapur kami. Belajar mengalihkan keuangan untuk hal-hal yang jauh lebih bermanfaat.

Cukuplah ini untuk urusan yang mendekatkan kami pada dunia. Tetapi tidak sebaliknya untuk urusan  ibadah kepada Allah… persembahan amal terbaik, bukan seadanya, yang akan kita pertanggungjawabkan pada Allah.


Solichati,06JuLi2018

#RumbelMenulis
#IPMalangRaya
#SetoranMingguan
#JuliPekan1


Rabu, 04 Juli 2018

RBI2#FIKSI#Day54

SEMOGA BUNDA DISAYANG ALLAH

Alhamdulillah dalam beberapa hari ini berhasil menuntaskan membaca buku karya Tere Liye dengan judul *Semoga Bunda diSayang Allah* . Cerita yang cukup seru hingga pembaca tak ingin beralih untuk mengetahui klimaks tiap episode dan segera menuntaskan nya.

Menambah daftar buku fiksi yang berhasil di tuntaskan. Alhamdulillah semoga kedepannya bisa konsisten menuliskan resensi dari buku yang dibaca.

Solichati,04Juli2018

#RuangBerkaryaIbu
#IbuProfesional
#MandiriBerkaryaPercayaDiriTercipta
#KenaliPotensimuCiptakanRuangBerkaryamu
#Proyek2RBI
#Proyek2: RumahBacaCerita
#Proyek3: RumahSehat
#Day54

Senin, 02 Juli 2018

RBI2#WISATA#Day52

IKUT BERWISATA

Alhamdulillah untuk kesekian kalinya nikmat Allah mengalir tanpa henti. Hari ini kami sekeluarga bersama keluarga besar tim Pro Outbound (lembaga kerja suami) diberikan kemudahan untuk berwisata ke pantai Teluk Asmara.
Ini kali kedua kami bersama keluarga dan karyawan berwisata bersama-sama. Menyenangkan

Alhamdulillah meski sedang dalam perjalanan wisata, family Project kami tetap berjalan mengikuti kami berwisata. Sebotol INFUSED Water dari kurma sebagai bagian dari Project rumah sehat setia menemani perjalanan saya. Sebagai booster ASI dan penambah daya tahan tubuh terutama bagi saya.
Selain itu buku karya Tere Liye dengan judul "Moga Bunda diSayang Allah" turut serta menemani saya, mengisi waktu luang dan menikmati angin sepoi-sepoi selama di pantai. Syukurlah meski hanya membaca beberapa halaman, tetapi sangat menikmati manakala membaca buku sembari menikmati suasana pantai dan menggendong buah hati.

Solichati,02Juli2018

#RuangBerkaryaIbu
#IbuProfesional
#MandiriBerkaryaPercayaDiriTercipta
#KenaliPotensimuCiptakanRuangBerkaryamu
#Proyek2RBI
#Proyek2: RumahBacaCerita
#Proyek3: RumahSehat
#Day52

Minggu, 01 Juli 2018

RBI2#RUMAH SEHAT#Day51

INFUSED WATER

Program rumah sehat yang pertama kami lakukan adalah merutinkan membuat air nabis atau lebih sering disebut dengan INFUSED Water. Pilihan buah untuk saat ini masih kurma. Alhamdulillah semoga bisa Istiqomah

Solichati,01Juli2018

#RuangBerkaryaIbu
#IbuProfesional
#MandiriBerkaryaPercayaDiriTercipta
#KenaliPotensimuCiptakanRuangBerkaryamu
#Proyek2RBI
#Proyek3: RumahSehat
#Day51