Jumat, 31 Agustus 2018

LELAKI TERBAIK


LELAKI DAN PENGABULAN DO’A

Lelaki terbaik itu telah dilahirkan dari keluarga pilihan, salah satu keluarga panutan di Jazirah Arab. Lelaki terbaik itu, Dia yang telah mengorbankan harta, jiwa dan keluarganya untuk umat yang bahkan belum pernah ditemuinya hingga akhir usianya. Ya dialah lelaki terbaik yang menghadirkan penerang dalam kegelapan… mengajak banyak manusia beralih dari kegelapan menuju jalan cahaya yang terang benderang. Dialah Rasulullah… Dialah Rasul akhir zaman. Dialah penutup para nabi, penyempurna agama para Nabi sebelumnya…

Lelaki paruh baya ini telah ditakdirkan Allah menjadi bagian dari hidupku. Menjadi sosok lelaki terdekat yang memberikan banyak ketenangan dan keteladanan hidup. Sosok yang tegas dan beribawa dengan segala cara berpikirnya. Dialah yang telah menggambarkan baik buruknya jalan hidup seseorang di dunia. Dialah yang teladan terdekat yang memberi arti makna kehidupan tetap berada pada jalan terbaik. Dialah yang membesarkan dan mendidik dengan harta yang halal. Dialah yang membuat diri merasa puas dengan cinta seoarng lelaki tanpa harus menjalin hubungan tidak halal dengan lelaki yang bukan mahram. Dialah yang telah melepaskan diriku dengan sejuta doa bertemu lelaki yang akan menghalalkan semua yang diharamkan. Ya Rabb dialah ayah yang tak kan bisa tergantikan oleh siapapun… Meski tak akan bisa mengalahkan lelaki terbaik, Nabi Muhammad, tetapi dialah yang terbaik yang ditakdirkan Allah menjadi ayahku.

Lelaki muda berjenggot tipis yang kini berusia mendekati kepala 4, menjadi lelaki kedua yang terdekat, yang terbaik dan memberikan keteladanan saat menjalani hidup bersama. Lelaki yang telah meminta diri dari orang tua dan menghalalkan diri dengan cara terbaik. Tak kenal sebelumnya, tetapi rela mengorbankan semua yang dimiliki untuk mendapatkan diri dengan cara yang di ridhoi Nya. Dialah suamiku… Ayah dari anak dan keturunanku… Dialah yang telah memilih diri menjadi pasangan hidup yang akan menjaga harta yang dititipkannya padaku.
Pernah suatu hari kuberdoa, semoga Allah menghadirkan tambatan hati yang seperti ayahku. Maka kini jawaban atas doa itu perlahan dibuktikan oleh Allah. Apa yang kucinta pada ayahku aku temui pada suamiku. Allah pun membuat ku merenung bahwa inilah sosok  yang pernah kuhadirkan dalam doa meski namanya tak kusebutkan dalam doa.

Ya Rabb ijinkanlah kelak kami bertemu dengan manusia terbaik, Rasulullah, Muhammad. Jadikan kami kaumnya yang akan mendapatkan syafaatnya.
Ya Rabb jadikan ayahku sehat dan barokah usia hingga penghujungnya… Tetapkan ia sebagai lelaki yang terbaik karena menghadirkan kami semua putra putri terbaiknya.
Ya Rabb jadikan suamiku tetap menjadi yang terbaik hingga ujung usia kami. Jadikanlah ia suami dan ayah terbaik bagi anak keturunan kami.
Semoga engkau menganugerahkan putra2 kami menjadi lelaki terbaik bagi orang yang kelak dipimpinnya… Aamiin.

Solichati, 31/8/2018

Sabtu, 25 Agustus 2018

ASI = REZEKI


ASI ADALAH REZEKI

Allah mengamanahkan seorang anak bukanlah suatu yang kebetulan dan tanpa rencana. Begitu pula ketika Allah menghadirkan amanah ini ditengah kehidupan kita pasti sudah sepaket dengan segala takdir yang dititipkan padanya. Bukankah rezeki adalah salah satu takdir yang sudah digariskan oleh Allah bahkan sejak ruh ditiupkan ketika janin ini berusia 120 hari dalam kandungan ibunya. Dan salah satu rezeki yang pertama kali akan dinikmati oleh bayi ketika pertama kali mengenal kehidupan dunia adalah ASI (Air Susu Ibu). Di dalam kitab Alqur’an Allah pun memerintahkan seorang ibu menyusui dan menyempurnakan penyusuan hingga 2 tahun. Tentunya ini bukan perintah yang mai-main.
                ASI adalah makanan terbaik bagi seorang bayi. Nutrisi yang terkandung di dalamnya belum bisa tergantikan oleh apapun. Maka menjadi hal wajar jika banyak sedikitnya ASI akan mempengaruhi kondisi ibu setelah ia melahirkan. Betapa kebahagiaan akan didapatkan ketika sesaat setelah melahirkan persediaan ASI melimpah ruah, meski disaat sang bayi belum mampu menyusu dengan sempurna. Memerah ASI dan menyimpannya dalam almari pendingin, bahkan hingga berpuluh-puluh botol sebagai bentuk rasa syukur atas berlimpahnya rezeki melalui ASI. Namun disisi lain tak sedikit yang bersedih dan merasa gagal memberikan makanan terbaik saat ASI tak mempu memberikan persediaan yang cukup bagi kebutuhan sang buah hati.
                Masih teringat 7 tahun silam, saat menyusui buah hati yang pertama. Berpisah untuk beberapa hari setelah melahirkan karena si kecil harus dirawat di ruang tersendiri. Bahkan saat itu kondisi fisik setelah melahirkan belum sehat secara optimal. Kondisi psikologis diri lebih focus pada penyembuhan dan pemulihan diri. Mengupayakan berbagai pengobatan agar segera pulih hingga mempengaruhi produksi ASI yang akhirnya harus diterima dengan lapang dada. Produksi ASI tidak banyak dan semakin hari kian menurun. Ahhh saya mencoba membesarkan hati bahwa semua ini atas kehendakNya, maka tugas saya adalah tetap berupaya menyusui dengan bahagia. Allah pun mengganti rezeki sang jabang bayi melalui cara yang lain. Ya susu formula khusus untuk buah hati pertama yang saat itu alergi terhadap semua jenis susu sapi. Hmmmm entah berapa ratus ribu yang harus kami keluarkan hanya untuk mengupayakan hadirnya susu sekaleng. Lagi-;agi rezeki untuk anak ini pun telah tertulis. Saat itu saya dan suami masih bekerja, maka tak jadi soal berapaun uang yang harus kami keluarkan untuk memberikan yang terbaik padanya. Ya ini adalah jalan Rezekinya… sudah tertulis sebelum ia dilahirkan.
                Lain lagi dengan cerita mengASIhi pada putra kedua. Sebelum saya melahirkan saya sudah keluar dari pekerjaan. Lagi-lagi ASI adalah rezeki. Rezeki yang diberikan dengan jalan berbeda. Berlimpah ruah ASI bahkan hingga memnungkinkan untuk memerah dan menghasilkan beberapa botol. Betapa bahagianya saya saat itu. Saya merasa bangga akan berhasil menyusui hingga 2 tahun, bahkan bisa melampaui ASI eksklusif selama 6 bulan pertama. Tapi cerita berkata lain. Produksi ASI yang banyak secara kuantitas ternyata tidak secara kualitas. Bening, begitulah penampakannya. Padahal segala makanan bergizi sudah masuk dalam tubuh untuk memproduksi ASI. Sering rewel di malam hari, tidur tidak nyenyak dan bahkan berat badan tidak naik secara signifikan. Mungkin hanya rasa haus yang terpuaskan, tetapi tidak dengan rasa kenyang. Orang tuapun mulai mempengaruhi untuk memberikan susu formula sebagai tambahan. Bismillah dengan kekuatan hati kami memutuskan untuk tetap memberikan ASI eksklusif hingga 6 bulan. Alhamdulillah doa dan harapan ini pun dimudahkan oleh Allah, meski gejolak dari lingkungan sekitar terkadang melemahkan semangat untuk sesaat. Hingga memasuki fase MPASI dan hingga usia 2 tahun, bayi mungil ini pun tumbuh dengan sehat. Tidak ada penyulit dalam hal makan dan minum setelahnya. Benar adanya bahwa allah sudah tunjukkan hadirnya rezeki dari setetes ASI.
                Memasuki fase ketiga, ketika Allah menghadirkan buah hati yang ketiga. Lagi-lagi Allah memberikan jalan rezeki yang berbeda. Merasa sangat bahagia saat membersamai dan menyusui ananda ternyata menjadi bagian terpenting terhadap kuantitas dan kualitas ASI. Alhamdulillah sejak lahir produksi ASI langsung banyak dan kualitas yang bagus. Si bayi juga mulai bisa menyusu dengan baik sejak usia 3 hari. Makanan terbaik inipun masuk ke dalam tubuhnya dengan lancar. Tidur nyenyak, tidak rewel dan berat badan yang bertambah setiap bulannya menunjukkan kualitas ASI yang baik untuknya. Sempat berkeinginan untuk memerah ASI karena produksinya yang selalu banyak dalam selang beberapa jam saja, tetapi urung karena frekuensi menyusunya sangat sering dan dalam jumlah yang banyak. Jadi semacam kuwalahan menyusui. Semakin hari semakin sering diminum, produksi ASI pun semakin bertambah. Bahkan saat ini diusia nya menginjak 5 bulan produksi ASI masih tetap berlimpah. Lagi-lagi inilah Rezeki yang Allah titipkan lewat ASI untuk si jabang bayi.
                Allah sudah menggariskan rezekinya… Allah sudah tentukan kadarnya… apapun dan bagaimanapun cara kita menjemput rezekinya maka tak akan pernah mendapatkan lebih sedikit atau lebih banyak dari ketentuan yang sudah diberikan Allah. Sebatas itulah rezekinya, sebanyak itulah rezekinya. Masing-masing orang sudah ditetapkan oleh Nya. Maka ikhtiar yang terbaik menghadirkan rezeki yang terbaik adalah dengan cara yang terbaik. ASI adalah makanan terbaik, maka cara terbaik untuk menghadirkannya harus diupayakan. Kehalalannya tetap harus diutamakan. Karena tiap tetes yang mengalir dalam darahnya akan membentuk karakter dan imannya. 

Solichati,25/8/218
               

Jumat, 17 Agustus 2018

RINDU TANAH HARAM (Part.2)


MEMENUHI PANGGILAN-MU

Labaik Allah humma labaik…
Ya Allah aku penuhi panggilan Mu

Siapa yang tak merindu menerima panggilan istimewaNya?
Siapa yang tak merindu beribadah dalam sebaik-baik tempat
Ya Rabb aku rindu… Rindu panggilan bertandang ke tanah suci Mu.
Ya Rabb aku rindu… Rindu memaknai perjuangan dan penghambaan para nabi dan Rasul Mu

Jika di bulan ini jutaan rakyat Indonesia merayakan kegembiraannya atas kemerdekaan yang dianugerahkan Allah. Menghormati dan menghargai perjuangan para pahlawan yang telah berjasa. Maka dibelahan bumi yang lain Allah tengah mengumpulkan jutaan Muslim untuk menghamba dengan sebenar-benar menghamba. Hamba. Menghormat dan menjejak pengabdian, perjuangan dan penghambaan para Rasul menunaikan ibadah terbaikmya.

Ya Rabb aku rindu…
Rindu melepaskan ketertarikan dunia. Melepaskan lambing-lambang dunia yang membuat kami terkadang menjauh dari kelezatan beribadah. Ya Rabb ijinkan aku berihram untuk menyadari bahwa dunia dan segala isinya ini hanya kesenangan yang sesaat… ijinkan aku berihram untuk merasakan nikmatnya kederhanaan tanpa keangkuhan. Menyadarkan diri akan keagungan kekuasaanMu

Ya Rabb aku rindu…
Rindu berdiam diri dan merenungkan tentang dahsyatnya hari dimana Engkau mengumpulkan manusia di Padang Mahsyar. Denganya membuatku semakin mengenal tentang Mu dan Kekuasaan Mu… Aku rindu berwukuf di Arafah Mu.

Ya Rabb aku rindu…
Merindu perjuangan nabi Ibrahim mengusir godaan setan yang akan menyesatkannya. Rindu menghidupakn ketaatan keluarga Ibrahim akan semua perintah Mu. Ya Rabb aku merindu melemparkan jumroh dalam rangka mengusir godaan setan yang Engkau hadirkan untuk menjauhkanku dari Mu.

Ya Rabb aku rindu …
Merindu mengelilingi Ka’bah Mu dengan sepenuh ketundukan. Ketundukan akan ibadah bersama umat muslim dari berbagai penjuru. Rindu akan pemersatuan yang Engkau anugerahkan dengan sebaik-baik cara. Kerinduan akan bangunan terbaik Mu

Ya Rabb aku rindu…
Merindu perjuangan dan pengorbanan bunda Hajar berusaha mengais rezeki Mu. Merindu akan keikhlasan keluarga Ibrahim menunaikan perintah Mu. Merindu Shofa dan Marwah Mu.

Ya Rabb aku rindu…
Merindu memahami hakikat menataati perintah dan larangan Mu… Merindu mentaati halal haram yang telah Engkau gariskan dengan sepenuh penghambaan dan keikhlasan.

Ya Rabb aku rindu memenuhi panggilanMu ke tanah suci Mu
Semoga Engkau memudahkan aku menunaikan panggilan Mu kelak
Memenuhi panggilanmU dengan sebaik-baik harta yang telah Engkau titipkan.
Aamiin

Solichati, 17/8/2018

Jumat, 10 Agustus 2018

RINDU TANAH HARAM (part 1)

SEBERAPA BESAR RINDU MU??

Mencoba menengok sudut kecil dari belahan bumi ini. Ketika jutaan orang menggenapkan rukun Islamnya dalam ibadah yang penuh perjuangan dan pengorbanan. Ya ibadah HAJI... Bukankah ia adalah salah satu dari 5 tegaknya rukun Islam. Meski banyak yg mengatakan menunaikan haji bagi yang mampu...

Tak inginkan kita memampukan diri untuk segera menjawab kerinduan hati akan Napak tilas jejak Rasul. Sudah seberapa besar kah niat dan usaha diri untuk memampukan diri bertandang ke tanah suci?? Atau hanya berhenti pada mimpi dan sekedar niat yang tak bertepi.

Duhai Rasul kami rindu...
Duhai Rabb kami merindukan tanah haram Mu...
Kami rindu panggilan Mu pada kami untuk menginjak kan kaki di tanah suci
Kami rindu... kami rindu...

Duhai Rabb ijinkan kami, berikan kekuatan pada kami untuk bersegera memampukan diri meluapkan kerinduan yang tak bertepi pada tanah suci...

Solichati, 10/8/2018