ASI ADALAH REZEKI
Allah
mengamanahkan seorang anak bukanlah suatu yang kebetulan dan tanpa rencana.
Begitu pula ketika Allah menghadirkan amanah ini ditengah kehidupan kita pasti
sudah sepaket dengan segala takdir yang dititipkan padanya. Bukankah rezeki
adalah salah satu takdir yang sudah digariskan oleh Allah bahkan sejak ruh
ditiupkan ketika janin ini berusia 120 hari dalam kandungan ibunya. Dan salah
satu rezeki yang pertama kali akan dinikmati oleh bayi ketika pertama kali
mengenal kehidupan dunia adalah ASI (Air Susu Ibu). Di dalam kitab Alqur’an Allah
pun memerintahkan seorang ibu menyusui dan menyempurnakan penyusuan hingga 2
tahun. Tentunya ini bukan perintah yang mai-main.
ASI
adalah makanan terbaik bagi seorang bayi. Nutrisi yang terkandung di dalamnya
belum bisa tergantikan oleh apapun. Maka menjadi hal wajar jika banyak
sedikitnya ASI akan mempengaruhi kondisi ibu setelah ia melahirkan. Betapa kebahagiaan
akan didapatkan ketika sesaat setelah melahirkan persediaan ASI melimpah ruah,
meski disaat sang bayi belum mampu menyusu dengan sempurna. Memerah ASI dan
menyimpannya dalam almari pendingin, bahkan hingga berpuluh-puluh botol sebagai
bentuk rasa syukur atas berlimpahnya rezeki melalui ASI. Namun disisi lain tak
sedikit yang bersedih dan merasa gagal memberikan makanan terbaik saat ASI tak
mempu memberikan persediaan yang cukup bagi kebutuhan sang buah hati.
Masih
teringat 7 tahun silam, saat menyusui buah hati yang pertama. Berpisah untuk
beberapa hari setelah melahirkan karena si kecil harus dirawat di ruang
tersendiri. Bahkan saat itu kondisi fisik setelah melahirkan belum sehat secara
optimal. Kondisi psikologis diri lebih focus pada penyembuhan dan pemulihan
diri. Mengupayakan berbagai pengobatan agar segera pulih hingga mempengaruhi
produksi ASI yang akhirnya harus diterima dengan lapang dada. Produksi ASI
tidak banyak dan semakin hari kian menurun. Ahhh saya mencoba membesarkan hati
bahwa semua ini atas kehendakNya, maka tugas saya adalah tetap berupaya
menyusui dengan bahagia. Allah pun mengganti rezeki sang jabang bayi melalui
cara yang lain. Ya susu formula khusus untuk buah hati pertama yang saat itu
alergi terhadap semua jenis susu sapi. Hmmmm entah berapa ratus ribu yang harus
kami keluarkan hanya untuk mengupayakan hadirnya susu sekaleng. Lagi-;agi
rezeki untuk anak ini pun telah tertulis. Saat itu saya dan suami masih
bekerja, maka tak jadi soal berapaun uang yang harus kami keluarkan untuk memberikan
yang terbaik padanya. Ya ini adalah jalan Rezekinya… sudah tertulis sebelum ia
dilahirkan.
Lain
lagi dengan cerita mengASIhi pada putra kedua. Sebelum saya melahirkan saya
sudah keluar dari pekerjaan. Lagi-lagi ASI adalah rezeki. Rezeki yang diberikan
dengan jalan berbeda. Berlimpah ruah ASI bahkan hingga memnungkinkan untuk
memerah dan menghasilkan beberapa botol. Betapa bahagianya saya saat itu. Saya
merasa bangga akan berhasil menyusui hingga 2 tahun, bahkan bisa melampaui ASI
eksklusif selama 6 bulan pertama. Tapi cerita berkata lain. Produksi ASI yang
banyak secara kuantitas ternyata tidak secara kualitas. Bening, begitulah
penampakannya. Padahal segala makanan bergizi sudah masuk dalam tubuh untuk
memproduksi ASI. Sering rewel di malam hari, tidur tidak nyenyak dan bahkan
berat badan tidak naik secara signifikan. Mungkin hanya rasa haus yang terpuaskan,
tetapi tidak dengan rasa kenyang. Orang tuapun mulai mempengaruhi untuk
memberikan susu formula sebagai tambahan. Bismillah dengan kekuatan hati kami
memutuskan untuk tetap memberikan ASI eksklusif hingga 6 bulan. Alhamdulillah
doa dan harapan ini pun dimudahkan oleh Allah, meski gejolak dari lingkungan
sekitar terkadang melemahkan semangat untuk sesaat. Hingga memasuki fase MPASI
dan hingga usia 2 tahun, bayi mungil ini pun tumbuh dengan sehat. Tidak ada
penyulit dalam hal makan dan minum setelahnya. Benar adanya bahwa allah sudah
tunjukkan hadirnya rezeki dari setetes ASI.
Memasuki
fase ketiga, ketika Allah menghadirkan buah hati yang ketiga. Lagi-lagi Allah
memberikan jalan rezeki yang berbeda. Merasa sangat bahagia saat membersamai
dan menyusui ananda ternyata menjadi bagian terpenting terhadap kuantitas dan
kualitas ASI. Alhamdulillah sejak lahir produksi ASI langsung banyak dan
kualitas yang bagus. Si bayi juga mulai bisa menyusu dengan baik sejak usia 3
hari. Makanan terbaik inipun masuk ke dalam tubuhnya dengan lancar. Tidur nyenyak,
tidak rewel dan berat badan yang bertambah setiap bulannya menunjukkan kualitas
ASI yang baik untuknya. Sempat berkeinginan untuk memerah ASI karena
produksinya yang selalu banyak dalam selang beberapa jam saja, tetapi urung
karena frekuensi menyusunya sangat sering dan dalam jumlah yang banyak. Jadi semacam
kuwalahan menyusui. Semakin hari semakin sering diminum, produksi ASI pun
semakin bertambah. Bahkan saat ini diusia nya menginjak 5 bulan produksi ASI
masih tetap berlimpah. Lagi-lagi inilah Rezeki yang Allah titipkan lewat ASI
untuk si jabang bayi.
Allah
sudah menggariskan rezekinya… Allah sudah tentukan kadarnya… apapun dan
bagaimanapun cara kita menjemput rezekinya maka tak akan pernah mendapatkan
lebih sedikit atau lebih banyak dari ketentuan yang sudah diberikan Allah.
Sebatas itulah rezekinya, sebanyak itulah rezekinya. Masing-masing orang sudah
ditetapkan oleh Nya. Maka ikhtiar yang terbaik menghadirkan rezeki yang terbaik
adalah dengan cara yang terbaik. ASI adalah makanan terbaik, maka cara terbaik
untuk menghadirkannya harus diupayakan. Kehalalannya tetap harus diutamakan. Karena
tiap tetes yang mengalir dalam darahnya akan membentuk karakter dan imannya.
Solichati,25/8/218
Tidak ada komentar:
Posting Komentar