Sabtu, 25 Agustus 2018

ASI = REZEKI


ASI ADALAH REZEKI

Allah mengamanahkan seorang anak bukanlah suatu yang kebetulan dan tanpa rencana. Begitu pula ketika Allah menghadirkan amanah ini ditengah kehidupan kita pasti sudah sepaket dengan segala takdir yang dititipkan padanya. Bukankah rezeki adalah salah satu takdir yang sudah digariskan oleh Allah bahkan sejak ruh ditiupkan ketika janin ini berusia 120 hari dalam kandungan ibunya. Dan salah satu rezeki yang pertama kali akan dinikmati oleh bayi ketika pertama kali mengenal kehidupan dunia adalah ASI (Air Susu Ibu). Di dalam kitab Alqur’an Allah pun memerintahkan seorang ibu menyusui dan menyempurnakan penyusuan hingga 2 tahun. Tentunya ini bukan perintah yang mai-main.
                ASI adalah makanan terbaik bagi seorang bayi. Nutrisi yang terkandung di dalamnya belum bisa tergantikan oleh apapun. Maka menjadi hal wajar jika banyak sedikitnya ASI akan mempengaruhi kondisi ibu setelah ia melahirkan. Betapa kebahagiaan akan didapatkan ketika sesaat setelah melahirkan persediaan ASI melimpah ruah, meski disaat sang bayi belum mampu menyusu dengan sempurna. Memerah ASI dan menyimpannya dalam almari pendingin, bahkan hingga berpuluh-puluh botol sebagai bentuk rasa syukur atas berlimpahnya rezeki melalui ASI. Namun disisi lain tak sedikit yang bersedih dan merasa gagal memberikan makanan terbaik saat ASI tak mempu memberikan persediaan yang cukup bagi kebutuhan sang buah hati.
                Masih teringat 7 tahun silam, saat menyusui buah hati yang pertama. Berpisah untuk beberapa hari setelah melahirkan karena si kecil harus dirawat di ruang tersendiri. Bahkan saat itu kondisi fisik setelah melahirkan belum sehat secara optimal. Kondisi psikologis diri lebih focus pada penyembuhan dan pemulihan diri. Mengupayakan berbagai pengobatan agar segera pulih hingga mempengaruhi produksi ASI yang akhirnya harus diterima dengan lapang dada. Produksi ASI tidak banyak dan semakin hari kian menurun. Ahhh saya mencoba membesarkan hati bahwa semua ini atas kehendakNya, maka tugas saya adalah tetap berupaya menyusui dengan bahagia. Allah pun mengganti rezeki sang jabang bayi melalui cara yang lain. Ya susu formula khusus untuk buah hati pertama yang saat itu alergi terhadap semua jenis susu sapi. Hmmmm entah berapa ratus ribu yang harus kami keluarkan hanya untuk mengupayakan hadirnya susu sekaleng. Lagi-;agi rezeki untuk anak ini pun telah tertulis. Saat itu saya dan suami masih bekerja, maka tak jadi soal berapaun uang yang harus kami keluarkan untuk memberikan yang terbaik padanya. Ya ini adalah jalan Rezekinya… sudah tertulis sebelum ia dilahirkan.
                Lain lagi dengan cerita mengASIhi pada putra kedua. Sebelum saya melahirkan saya sudah keluar dari pekerjaan. Lagi-lagi ASI adalah rezeki. Rezeki yang diberikan dengan jalan berbeda. Berlimpah ruah ASI bahkan hingga memnungkinkan untuk memerah dan menghasilkan beberapa botol. Betapa bahagianya saya saat itu. Saya merasa bangga akan berhasil menyusui hingga 2 tahun, bahkan bisa melampaui ASI eksklusif selama 6 bulan pertama. Tapi cerita berkata lain. Produksi ASI yang banyak secara kuantitas ternyata tidak secara kualitas. Bening, begitulah penampakannya. Padahal segala makanan bergizi sudah masuk dalam tubuh untuk memproduksi ASI. Sering rewel di malam hari, tidur tidak nyenyak dan bahkan berat badan tidak naik secara signifikan. Mungkin hanya rasa haus yang terpuaskan, tetapi tidak dengan rasa kenyang. Orang tuapun mulai mempengaruhi untuk memberikan susu formula sebagai tambahan. Bismillah dengan kekuatan hati kami memutuskan untuk tetap memberikan ASI eksklusif hingga 6 bulan. Alhamdulillah doa dan harapan ini pun dimudahkan oleh Allah, meski gejolak dari lingkungan sekitar terkadang melemahkan semangat untuk sesaat. Hingga memasuki fase MPASI dan hingga usia 2 tahun, bayi mungil ini pun tumbuh dengan sehat. Tidak ada penyulit dalam hal makan dan minum setelahnya. Benar adanya bahwa allah sudah tunjukkan hadirnya rezeki dari setetes ASI.
                Memasuki fase ketiga, ketika Allah menghadirkan buah hati yang ketiga. Lagi-lagi Allah memberikan jalan rezeki yang berbeda. Merasa sangat bahagia saat membersamai dan menyusui ananda ternyata menjadi bagian terpenting terhadap kuantitas dan kualitas ASI. Alhamdulillah sejak lahir produksi ASI langsung banyak dan kualitas yang bagus. Si bayi juga mulai bisa menyusu dengan baik sejak usia 3 hari. Makanan terbaik inipun masuk ke dalam tubuhnya dengan lancar. Tidur nyenyak, tidak rewel dan berat badan yang bertambah setiap bulannya menunjukkan kualitas ASI yang baik untuknya. Sempat berkeinginan untuk memerah ASI karena produksinya yang selalu banyak dalam selang beberapa jam saja, tetapi urung karena frekuensi menyusunya sangat sering dan dalam jumlah yang banyak. Jadi semacam kuwalahan menyusui. Semakin hari semakin sering diminum, produksi ASI pun semakin bertambah. Bahkan saat ini diusia nya menginjak 5 bulan produksi ASI masih tetap berlimpah. Lagi-lagi inilah Rezeki yang Allah titipkan lewat ASI untuk si jabang bayi.
                Allah sudah menggariskan rezekinya… Allah sudah tentukan kadarnya… apapun dan bagaimanapun cara kita menjemput rezekinya maka tak akan pernah mendapatkan lebih sedikit atau lebih banyak dari ketentuan yang sudah diberikan Allah. Sebatas itulah rezekinya, sebanyak itulah rezekinya. Masing-masing orang sudah ditetapkan oleh Nya. Maka ikhtiar yang terbaik menghadirkan rezeki yang terbaik adalah dengan cara yang terbaik. ASI adalah makanan terbaik, maka cara terbaik untuk menghadirkannya harus diupayakan. Kehalalannya tetap harus diutamakan. Karena tiap tetes yang mengalir dalam darahnya akan membentuk karakter dan imannya. 

Solichati,25/8/218
               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar