Sabtu, 08 Desember 2018

WANITA DALAM BILIK

WANITA DALAM BILIK

Tiap pagi, tiap saat dan tiap hari. Suasana rumah selalu ramai dengan pergerakan alat-alat rumah tangga. Hentakan kaki-kaki mungil, mondar mandir mengelilingi sudut rumah. Lalu lalang pemilik rumah menjalankan peran peradabannya. Mungkin kita bisa bayangan betapa lelah dan penat para pelakunya.
Terlebih pelaku utamanya, wanita yang usinya tak lagi muda.

Ini tentang peran. Jika saatnya panggung digulung, maka tempat kembali paling bersahaja adalah bilik-bilik rumah kita. Menyiapkan generasi terbaik pewaris peradaban. Ya dalam bilik-bilik rumah itu semua peran peradaban sedang diperagakan.

Bilik dapur. Betapa ruang ini menjadi yang paling sibuk menyiapkan asupan terbaik bagi semua anggota keluarganya. Kesibukan pagi terkadang membuat wanita tak sedikit yang tak sanggup menahan amarahnya. Panas kompor, diburu waktu karena harus mengantarkan anak-anaknya menuntut ilmu dalam kondisi perut tak lagi kosong. Satu yang dipelajari olehnya senyum. Begitulah yang ia usahakan untuk meredam semua amarahnya.

Bilik tengah. Mungkin sebagian besar menggunakan untuk ruang keluarga. Ngobrol santai dan bermain bersama. Ini pula yang menjadi bilik yang paling berantakan saat semua anak-anak bermain tanpa kenal lelah. Mungkin akan bersih sesaat ketika para pelakunya menuntut ilmu diruang lain diluar rumah. Tapi saat kaki mungil mereka menginjak lagi, jangan harap bilik ini akan tetap rapi. Mimpi. Satu yang dipelajari oleh wanita itu, tak pernah bosan mengulang aktivitas yang sama, menutup mata atas pemandangan yang tak sedap dan melibatkan mereka untuk berbenah meski kadang hanya sesaat.

Bilik kamar. Mungkin sebagian besar orang mengira inilah bilik paling romantis pasangan suami istri. Tapi apa daya ketika lelah suami hendak bertemu pelayanan istrinya. Sisa tenaga tak memungkinkan untuk mengabdi pada suami. Melepas lelah dan penat yang telah seharian menguras energinya.

Bilik kamar mandi. Bilik inipun menjadi yang tak pernah sepi sejak anak-anak ini mulai bereksplorasi. Hilir mudik cucian kotor menjadi bersedih dan kotor lagi. Ah andai mesin cuci itu bisa ngomong, dia pun akan mengeluh lelah atas tugas yang diembannya.

Dan masih banyak lagi bilik lain dalam rumah ini yang tak pernah sepi. Sungguh luar biasa wanita yang ada di dalamnya. Semoga semua lelah nya berbalas pantas dan setimpal. Tentunya jika ia meniatkan dengan benar. Maka seperti ada pemakluman jika wanita ini tak bisa bersabar atas apa yang harus dilakoninya. Menggerutu, menaikkan volume suara semua dilakoni untuk melepaskan kelelahan hati. Benarkah ini wajar?? Bagi mereka yang paham tentu tidak demikian.

Wahai wanita panjangkan sujudmu, kuatkan doamu, kerahkan semua mampu dan ilmumu untuk surgamu. Ya karena citamu panjang menembus waktu. Surga. Jika saja mendapat surga itu semudah membalik telapak tangan, tak akan kau jumpai naik turunnya kehidupan. Semua berawal sabar dan syukur. Semoga ini menjadi kendaraan terbaik mhenggapai surga. Aamiin.

Solichati, 6/12/2018

#ChallengeRumbelMenulis

Jumat, 21 September 2018

TUJUAN HIDUP

MERUJUK PADA TUJUAN AKHIR

Kelelahan... Kuwalahan... Banyak tugas yg tak terselesaikan sesuai dengan target yg diharapkan. Siapakah yg merasa cukup dengan sehari 24 jam, sepekan 7 hari, dengan semua aktivitas yg dilakoni??? Pasti hampir semua kita demikian, bahkan jika boleh meminta akan meminta tambah waktu dan hari.

Mencoba menata waktu pun sudah dilakoni. Menata kesibukan dan menata yang lainnya tetap saja belum memberikan solusi. Membuat list aktivitas harian, memangkas hal2 yang tak perlu dilakoni juga tidak memberikan pengaruh yang signifikan. Entah cara apalagi yang selayaknya bisa dilakukan...

Mencoba instrospeksi diri. Mungkin ada yang salah dari prioritas yang diterapkan. Mungkin ada yang terlupa hingga semua aktivitas ini berorientasi pada urusan dunia, ya sebatas dunia. Mungkin kita lupa bahwa merujuk pada tujuan akhir mengingat kan kita pada hakikat penciptaan dan tujuan hidup kita.
Ya mungkin terlampau terlena dengan urusan dunia hingga melupakan akhirat. Merujuklah pada akhirat... Sejatinya untuk apa kita diciptakan?  Bukankah dunia ini hanya tempat persinggahan sementara dengan segala kesenangannya yang menipu?  

Begitulah Allah mengingatkan dalam banyak ayat Alquran tentang kehidupan dunia yg hanya sementara dan penuh kesenangan yg menipu.

Barangsiapa tujuan hidupnya adalah dunia, maka Allah akan mencerai beraikan urusannya, menjadikan kefakiran dikedua pelupuk matanya, dan ia tidak mau dunia kecuali menurut ketentuan yg telah ditetapkan baginya. Barangsiapa yg tujuan hidupnya adalah negeri akhirat, Allah akan mengumpulkan urusan nya, menjadikan kekayaan di hatinya, dan dunia akan mendatangi nya dalam keadaan hina (hadits)

Barangsiapa siapa meluangkan waktu untuk beribadah pada Allah maka Allah akan mencukupkan urusannya dan meniadakan kefakiran dari pelupuk matanya. Tetapi barangsiapa tdk melakukan nya maka Allah akan memenuhi kedua tangannya dengan kesibukan, dan menampakkan kefakiran dikedua pelupuk matanya

Semua ini menjadi pengingat bahwa mendahulukan hak Allah akan menjadi solusi menyelesaikan semua urusan yang tdk tertata dan terkondisikan. Bismillah mencoba berbenah dari dalam... Menata prioritas Allah yg utama dari semua urusan yang lainnya.

Solichati, 20 September 2018

Jumat, 07 September 2018

SABAR DAN SYUKUR

PINTU MASUKNYA SETAN

Entah berapa kali kata yg memerintahkan diri untuk banyak bersyukur dan meningkatkan kesabaran. Mudah?? Tentu tidak, terlebih bagi mereka yg mendapatkan ujian. Menjalankan nasehat untuk sabar dan syukur tidaklah mudah. Tapi ini perintah Allah, maka tidak ada alasan untuk tidak menjalankan. Yang ada adalah memperbanyak belajar dan ikhtiar untuk sabar dan syukur.

Salah satu cara masuknya godaan setan adalah ketika rasa sabar dan syukur tak lagi menghiasi tindak tanduk kita. Disinilah setan akan menggelapkan mata dan hati sehingga terhalang untuk melihat banyak nya kenikmatan sehingga memperbanyak syukur, dan tabah dengan ujian sehingga memperbanyak untuk meningkatkan kesabaran.

Wahai diri... Bertemanlah dengan sabar dan syukur. Berkawanlah dengan dengan terus belajar untuk memperbanyak dan meningkatkan kesabaran dan kesyukuran. Sebuah keniscayaan kita akan belajar untuk memandang segala hal dari kacamata positif dan kebaikan. Mengurangi cara pandang negatif terhadap apa-apa yang dikehendaki Allah pada diri kita. Atas ijin Allah pintu setan pun akan tertutup untuk menjauhkan hati-hati kita dari petunjuk Allah.

Sabar dan syukur adalah dua kendaraan terbaik dalam mengarungi hidup.

Solichati,7/9/2018

Jumat, 31 Agustus 2018

LELAKI TERBAIK


LELAKI DAN PENGABULAN DO’A

Lelaki terbaik itu telah dilahirkan dari keluarga pilihan, salah satu keluarga panutan di Jazirah Arab. Lelaki terbaik itu, Dia yang telah mengorbankan harta, jiwa dan keluarganya untuk umat yang bahkan belum pernah ditemuinya hingga akhir usianya. Ya dialah lelaki terbaik yang menghadirkan penerang dalam kegelapan… mengajak banyak manusia beralih dari kegelapan menuju jalan cahaya yang terang benderang. Dialah Rasulullah… Dialah Rasul akhir zaman. Dialah penutup para nabi, penyempurna agama para Nabi sebelumnya…

Lelaki paruh baya ini telah ditakdirkan Allah menjadi bagian dari hidupku. Menjadi sosok lelaki terdekat yang memberikan banyak ketenangan dan keteladanan hidup. Sosok yang tegas dan beribawa dengan segala cara berpikirnya. Dialah yang telah menggambarkan baik buruknya jalan hidup seseorang di dunia. Dialah yang teladan terdekat yang memberi arti makna kehidupan tetap berada pada jalan terbaik. Dialah yang membesarkan dan mendidik dengan harta yang halal. Dialah yang membuat diri merasa puas dengan cinta seoarng lelaki tanpa harus menjalin hubungan tidak halal dengan lelaki yang bukan mahram. Dialah yang telah melepaskan diriku dengan sejuta doa bertemu lelaki yang akan menghalalkan semua yang diharamkan. Ya Rabb dialah ayah yang tak kan bisa tergantikan oleh siapapun… Meski tak akan bisa mengalahkan lelaki terbaik, Nabi Muhammad, tetapi dialah yang terbaik yang ditakdirkan Allah menjadi ayahku.

Lelaki muda berjenggot tipis yang kini berusia mendekati kepala 4, menjadi lelaki kedua yang terdekat, yang terbaik dan memberikan keteladanan saat menjalani hidup bersama. Lelaki yang telah meminta diri dari orang tua dan menghalalkan diri dengan cara terbaik. Tak kenal sebelumnya, tetapi rela mengorbankan semua yang dimiliki untuk mendapatkan diri dengan cara yang di ridhoi Nya. Dialah suamiku… Ayah dari anak dan keturunanku… Dialah yang telah memilih diri menjadi pasangan hidup yang akan menjaga harta yang dititipkannya padaku.
Pernah suatu hari kuberdoa, semoga Allah menghadirkan tambatan hati yang seperti ayahku. Maka kini jawaban atas doa itu perlahan dibuktikan oleh Allah. Apa yang kucinta pada ayahku aku temui pada suamiku. Allah pun membuat ku merenung bahwa inilah sosok  yang pernah kuhadirkan dalam doa meski namanya tak kusebutkan dalam doa.

Ya Rabb ijinkanlah kelak kami bertemu dengan manusia terbaik, Rasulullah, Muhammad. Jadikan kami kaumnya yang akan mendapatkan syafaatnya.
Ya Rabb jadikan ayahku sehat dan barokah usia hingga penghujungnya… Tetapkan ia sebagai lelaki yang terbaik karena menghadirkan kami semua putra putri terbaiknya.
Ya Rabb jadikan suamiku tetap menjadi yang terbaik hingga ujung usia kami. Jadikanlah ia suami dan ayah terbaik bagi anak keturunan kami.
Semoga engkau menganugerahkan putra2 kami menjadi lelaki terbaik bagi orang yang kelak dipimpinnya… Aamiin.

Solichati, 31/8/2018

Sabtu, 25 Agustus 2018

ASI = REZEKI


ASI ADALAH REZEKI

Allah mengamanahkan seorang anak bukanlah suatu yang kebetulan dan tanpa rencana. Begitu pula ketika Allah menghadirkan amanah ini ditengah kehidupan kita pasti sudah sepaket dengan segala takdir yang dititipkan padanya. Bukankah rezeki adalah salah satu takdir yang sudah digariskan oleh Allah bahkan sejak ruh ditiupkan ketika janin ini berusia 120 hari dalam kandungan ibunya. Dan salah satu rezeki yang pertama kali akan dinikmati oleh bayi ketika pertama kali mengenal kehidupan dunia adalah ASI (Air Susu Ibu). Di dalam kitab Alqur’an Allah pun memerintahkan seorang ibu menyusui dan menyempurnakan penyusuan hingga 2 tahun. Tentunya ini bukan perintah yang mai-main.
                ASI adalah makanan terbaik bagi seorang bayi. Nutrisi yang terkandung di dalamnya belum bisa tergantikan oleh apapun. Maka menjadi hal wajar jika banyak sedikitnya ASI akan mempengaruhi kondisi ibu setelah ia melahirkan. Betapa kebahagiaan akan didapatkan ketika sesaat setelah melahirkan persediaan ASI melimpah ruah, meski disaat sang bayi belum mampu menyusu dengan sempurna. Memerah ASI dan menyimpannya dalam almari pendingin, bahkan hingga berpuluh-puluh botol sebagai bentuk rasa syukur atas berlimpahnya rezeki melalui ASI. Namun disisi lain tak sedikit yang bersedih dan merasa gagal memberikan makanan terbaik saat ASI tak mempu memberikan persediaan yang cukup bagi kebutuhan sang buah hati.
                Masih teringat 7 tahun silam, saat menyusui buah hati yang pertama. Berpisah untuk beberapa hari setelah melahirkan karena si kecil harus dirawat di ruang tersendiri. Bahkan saat itu kondisi fisik setelah melahirkan belum sehat secara optimal. Kondisi psikologis diri lebih focus pada penyembuhan dan pemulihan diri. Mengupayakan berbagai pengobatan agar segera pulih hingga mempengaruhi produksi ASI yang akhirnya harus diterima dengan lapang dada. Produksi ASI tidak banyak dan semakin hari kian menurun. Ahhh saya mencoba membesarkan hati bahwa semua ini atas kehendakNya, maka tugas saya adalah tetap berupaya menyusui dengan bahagia. Allah pun mengganti rezeki sang jabang bayi melalui cara yang lain. Ya susu formula khusus untuk buah hati pertama yang saat itu alergi terhadap semua jenis susu sapi. Hmmmm entah berapa ratus ribu yang harus kami keluarkan hanya untuk mengupayakan hadirnya susu sekaleng. Lagi-;agi rezeki untuk anak ini pun telah tertulis. Saat itu saya dan suami masih bekerja, maka tak jadi soal berapaun uang yang harus kami keluarkan untuk memberikan yang terbaik padanya. Ya ini adalah jalan Rezekinya… sudah tertulis sebelum ia dilahirkan.
                Lain lagi dengan cerita mengASIhi pada putra kedua. Sebelum saya melahirkan saya sudah keluar dari pekerjaan. Lagi-lagi ASI adalah rezeki. Rezeki yang diberikan dengan jalan berbeda. Berlimpah ruah ASI bahkan hingga memnungkinkan untuk memerah dan menghasilkan beberapa botol. Betapa bahagianya saya saat itu. Saya merasa bangga akan berhasil menyusui hingga 2 tahun, bahkan bisa melampaui ASI eksklusif selama 6 bulan pertama. Tapi cerita berkata lain. Produksi ASI yang banyak secara kuantitas ternyata tidak secara kualitas. Bening, begitulah penampakannya. Padahal segala makanan bergizi sudah masuk dalam tubuh untuk memproduksi ASI. Sering rewel di malam hari, tidur tidak nyenyak dan bahkan berat badan tidak naik secara signifikan. Mungkin hanya rasa haus yang terpuaskan, tetapi tidak dengan rasa kenyang. Orang tuapun mulai mempengaruhi untuk memberikan susu formula sebagai tambahan. Bismillah dengan kekuatan hati kami memutuskan untuk tetap memberikan ASI eksklusif hingga 6 bulan. Alhamdulillah doa dan harapan ini pun dimudahkan oleh Allah, meski gejolak dari lingkungan sekitar terkadang melemahkan semangat untuk sesaat. Hingga memasuki fase MPASI dan hingga usia 2 tahun, bayi mungil ini pun tumbuh dengan sehat. Tidak ada penyulit dalam hal makan dan minum setelahnya. Benar adanya bahwa allah sudah tunjukkan hadirnya rezeki dari setetes ASI.
                Memasuki fase ketiga, ketika Allah menghadirkan buah hati yang ketiga. Lagi-lagi Allah memberikan jalan rezeki yang berbeda. Merasa sangat bahagia saat membersamai dan menyusui ananda ternyata menjadi bagian terpenting terhadap kuantitas dan kualitas ASI. Alhamdulillah sejak lahir produksi ASI langsung banyak dan kualitas yang bagus. Si bayi juga mulai bisa menyusu dengan baik sejak usia 3 hari. Makanan terbaik inipun masuk ke dalam tubuhnya dengan lancar. Tidur nyenyak, tidak rewel dan berat badan yang bertambah setiap bulannya menunjukkan kualitas ASI yang baik untuknya. Sempat berkeinginan untuk memerah ASI karena produksinya yang selalu banyak dalam selang beberapa jam saja, tetapi urung karena frekuensi menyusunya sangat sering dan dalam jumlah yang banyak. Jadi semacam kuwalahan menyusui. Semakin hari semakin sering diminum, produksi ASI pun semakin bertambah. Bahkan saat ini diusia nya menginjak 5 bulan produksi ASI masih tetap berlimpah. Lagi-lagi inilah Rezeki yang Allah titipkan lewat ASI untuk si jabang bayi.
                Allah sudah menggariskan rezekinya… Allah sudah tentukan kadarnya… apapun dan bagaimanapun cara kita menjemput rezekinya maka tak akan pernah mendapatkan lebih sedikit atau lebih banyak dari ketentuan yang sudah diberikan Allah. Sebatas itulah rezekinya, sebanyak itulah rezekinya. Masing-masing orang sudah ditetapkan oleh Nya. Maka ikhtiar yang terbaik menghadirkan rezeki yang terbaik adalah dengan cara yang terbaik. ASI adalah makanan terbaik, maka cara terbaik untuk menghadirkannya harus diupayakan. Kehalalannya tetap harus diutamakan. Karena tiap tetes yang mengalir dalam darahnya akan membentuk karakter dan imannya. 

Solichati,25/8/218
               

Jumat, 17 Agustus 2018

RINDU TANAH HARAM (Part.2)


MEMENUHI PANGGILAN-MU

Labaik Allah humma labaik…
Ya Allah aku penuhi panggilan Mu

Siapa yang tak merindu menerima panggilan istimewaNya?
Siapa yang tak merindu beribadah dalam sebaik-baik tempat
Ya Rabb aku rindu… Rindu panggilan bertandang ke tanah suci Mu.
Ya Rabb aku rindu… Rindu memaknai perjuangan dan penghambaan para nabi dan Rasul Mu

Jika di bulan ini jutaan rakyat Indonesia merayakan kegembiraannya atas kemerdekaan yang dianugerahkan Allah. Menghormati dan menghargai perjuangan para pahlawan yang telah berjasa. Maka dibelahan bumi yang lain Allah tengah mengumpulkan jutaan Muslim untuk menghamba dengan sebenar-benar menghamba. Hamba. Menghormat dan menjejak pengabdian, perjuangan dan penghambaan para Rasul menunaikan ibadah terbaikmya.

Ya Rabb aku rindu…
Rindu melepaskan ketertarikan dunia. Melepaskan lambing-lambang dunia yang membuat kami terkadang menjauh dari kelezatan beribadah. Ya Rabb ijinkan aku berihram untuk menyadari bahwa dunia dan segala isinya ini hanya kesenangan yang sesaat… ijinkan aku berihram untuk merasakan nikmatnya kederhanaan tanpa keangkuhan. Menyadarkan diri akan keagungan kekuasaanMu

Ya Rabb aku rindu…
Rindu berdiam diri dan merenungkan tentang dahsyatnya hari dimana Engkau mengumpulkan manusia di Padang Mahsyar. Denganya membuatku semakin mengenal tentang Mu dan Kekuasaan Mu… Aku rindu berwukuf di Arafah Mu.

Ya Rabb aku rindu…
Merindu perjuangan nabi Ibrahim mengusir godaan setan yang akan menyesatkannya. Rindu menghidupakn ketaatan keluarga Ibrahim akan semua perintah Mu. Ya Rabb aku merindu melemparkan jumroh dalam rangka mengusir godaan setan yang Engkau hadirkan untuk menjauhkanku dari Mu.

Ya Rabb aku rindu …
Merindu mengelilingi Ka’bah Mu dengan sepenuh ketundukan. Ketundukan akan ibadah bersama umat muslim dari berbagai penjuru. Rindu akan pemersatuan yang Engkau anugerahkan dengan sebaik-baik cara. Kerinduan akan bangunan terbaik Mu

Ya Rabb aku rindu…
Merindu perjuangan dan pengorbanan bunda Hajar berusaha mengais rezeki Mu. Merindu akan keikhlasan keluarga Ibrahim menunaikan perintah Mu. Merindu Shofa dan Marwah Mu.

Ya Rabb aku rindu…
Merindu memahami hakikat menataati perintah dan larangan Mu… Merindu mentaati halal haram yang telah Engkau gariskan dengan sepenuh penghambaan dan keikhlasan.

Ya Rabb aku rindu memenuhi panggilanMu ke tanah suci Mu
Semoga Engkau memudahkan aku menunaikan panggilan Mu kelak
Memenuhi panggilanmU dengan sebaik-baik harta yang telah Engkau titipkan.
Aamiin

Solichati, 17/8/2018

Jumat, 10 Agustus 2018

RINDU TANAH HARAM (part 1)

SEBERAPA BESAR RINDU MU??

Mencoba menengok sudut kecil dari belahan bumi ini. Ketika jutaan orang menggenapkan rukun Islamnya dalam ibadah yang penuh perjuangan dan pengorbanan. Ya ibadah HAJI... Bukankah ia adalah salah satu dari 5 tegaknya rukun Islam. Meski banyak yg mengatakan menunaikan haji bagi yang mampu...

Tak inginkan kita memampukan diri untuk segera menjawab kerinduan hati akan Napak tilas jejak Rasul. Sudah seberapa besar kah niat dan usaha diri untuk memampukan diri bertandang ke tanah suci?? Atau hanya berhenti pada mimpi dan sekedar niat yang tak bertepi.

Duhai Rasul kami rindu...
Duhai Rabb kami merindukan tanah haram Mu...
Kami rindu panggilan Mu pada kami untuk menginjak kan kaki di tanah suci
Kami rindu... kami rindu...

Duhai Rabb ijinkan kami, berikan kekuatan pada kami untuk bersegera memampukan diri meluapkan kerinduan yang tak bertepi pada tanah suci...

Solichati, 10/8/2018

Sabtu, 28 Juli 2018

KELUARGA


HARTA YANG PALING BERHARGA

Hasil gambar untuk keluarga

Harta Yang Paling berharga adalah Keluarga
Istana yang paling indah adalah keluarga
Puisi yang paling bermakna adalah keluarga
Mutiara tiada tara adalah keluarga

Selamat Pagi Emak
Selamat Pagi Abah
Mentari Hari ini berseri indah

Terimakasih emak
Terimakasih Abah
Untuk tampil perkasa bagi kami putra putri yang siap berbakti

Kalau tulisan di atas di nyanyikan membawa kenangan saya pada salah satu film yang di putar di stasiun televisi, kala itu usia masih belasan, tepatnya duduk di bangku sekolah dasar. Mengingatkan saya tentang makna keluarga, keharmonisan dalam hubungan orang tua dan anak, tentang tanggung jawab menjalankan peran sebagai orang tua dan anak. Bukankah memang ketika berbicara tentang keluarga pikir kita akan dibawa pada pelaksanaan peran sebagai anggota keluarga. Entah sebagai kepala keluarga, orang tua dan anak-anak. Dan kebaikan kehidupan keluarga akan ditentukan oleh masing-masing anggota keluarga yang menjalankan perannya dengan baik. Setidaknya inilah pesan moral yang saya tangkap saat mengikuti serial drama KELUARGA CEMARA.   

Setelah berangan dan mengenang serial drama yang belum tentu ada dalam kehidupan nyata. Angan ini pun membawa saya mengenang kembali rangkaian kisah kehidupan belasan atau bahkan puluhan tahun silam saat masih bersama tinggal serumah bersama kedua orang tua dan saudara. Tidak bisa dipungkiri bahwa kehidupan keluarga akan selalu baik dan bahagia sesuai dengan harapan, suka duka, sedih, bahkan sakit yang kita rasakan pun akan kita alami dalam keluarga. Tak yang sempurna, karena kesempurnaan bukan milik kita. Begitupun dengan keluarga inti saya saat itu. Saya terlahir sebagai anak terakhir, diantara semua saudara perempuan saya. Terlahir terakhir dikala kondisi perekonomian keluarga sudah membaik adalah bagian dari rezeki yang sudah di gariskan oleh Yang Maha Mencipta.

Orang tua…syukur tiada kira ditakdirkan Allah terlahir dari mereka, meski tak sempurna memberikan segalanya. Dari mereka saya belajar banyak hal, tentang harga mahal sebuah rasa syukur. Tentang ujian berat untuk tetap bersabar. Meski kala itu orang tua belum memahami sepenuhnya tentang ajaran agama yang dianutnya, setidaknya saya belajar banyak memaknai perjuangan hidup untuk tetap berjalan di jalan kebaikan sesuai norma yang ada. Ya… atas doa dan restu mereka pula perlahan hidayah dan jalan hijrah ini pun menjadi pilihan untuk berbenah. Tak selang berapa lama Allah pun mendekatkan hidayah dan hijrah pada keduanya. Alhamdulillah…

Saudara… tak ada seorang pun di dunia ini yang sanggup hidup sebatang kara. Jika Allah menghendaki seseorang terlahir sebagai anak tunggal, Allah pun menggantinya dengan persaudaraan bersama yang lainnya. Memiliki 2 orang kakak dengan karakter yang berbeda membuat saya belajar banyak hal. Setidaknya dari mereka saya belajar untuk menjadi berbakti, belajar menghormati dan menghargai.

Mencoba mengingatkan diri, tak akan kita miliki kesempurnaan dalam keluarga. Sabar dan syukur inilah yang menjadikan keluarga mebjadi sempurna dimata kita. Belajar ikhlas dengan takdir kita terlahir dari keluarga yang kita miliki apapun kondisinya. Sejauh apapun diri melangkah, keluarga adalah tempat pulang terbaik. Sehebat apapun diri berawal dari keluarga yang tak lelah mendukung dan mendoakan. Sebaik dan seburuk apapun diri hanya keluarga yang akan mau menerima dalam keadaan apapun…

KELUARGA
harta yang paling berharga – istana yang paling indah – puisi yang paling bermakna – mutiara tiada tara

Solichati, 29Juli2018

Jumat, 27 Juli 2018

SEKOLAH BARU


SEKOLAH BARU, TEMAN BARU, SEMANGAT BARU

Hiruk pikuk, lalu lalang berbagai pertimbangan memilih dan menentukan sekolah terbaik bagi ananda nampaknya telah berlalu setidaknya 3-4 bulan yang lalu. Bahkan mungkin untuk beberapa sekolah favorit dengan banyak kriteria penerimaan siswa baru, seleksi terhadap calon siswa baru sudah dilakukan jauh-jauh hari sebelum semua orang tua memikirkan sekolah baru untuk anaknya. Atau bahkan mungkin ada banyak orang tua yang memutuskan anaknya sekolah dirumah, karena berbagai pertimbangan. Keputusan pun telah diambil, maka konsekuensi yang ada pun harus dijalankan sebagai bentuk tanggung jawab.

Fasilitas sekolah, sarana dan prasarana, kurikulum sekolah, metode pembelajaran, lokasi sekolah bahkan visi dan misi sekolah turut mempengaruhi orang tua menentukan pilihan. Meski tak jarang sekolah yang banyak dilirik oleh ayah bunda adalah sekolah dengan fasilitas yang lengkap, gedung yang mewah dan segudang prestasi akademik yang menjadikannya sekolah favorit. Karena banyak orang tua yang bangga jika anaknya memasuki sekolah favorit. Atau bahkan banyak juga orang tua yang asal memilih sekolah, yang penting orang tua tidak terlalu sibuk mengurusi anaknya, semua keperluan sekolah dan mendidik sudah dilakukan di sekolah, orang tua fokus bekerja mencari biaya untuk sekolah. Di sisi lain bagi keluarga dengan ekonomi menengah kebawah mungkin sekolah dengan jarak terdekat dari rumah, biaya murah menjadi pertimbangan utama, yang penting anaknya sekolah. Pertimbangan yang manakah yang paling utama bagi ayah dan bunda??

Lain keluarga pasti lain cerita tentang suka duka menentukan pilihan sekolah. Begitu pula dengan keluarga kami. Dua orang putra kami memang masih usia dini. Tahun ajaran ini anak pertama genap usia 7 tahun memasuki jenjang sekolah dasar dan putra kedua di usia 4,5 tahun memasuki jenjang pendidikan taman kanak-kanak. Meski masih usia dini, setidaknya kami berusaha memilihkan tempat pendidikan terbaik untuk putra putri kami. Walaupun tidak bisa dipungkiri pendidikan di rumah tetap menjadi yang utama. Karena satu dan lain hal akhirnya kami pun memutuskan anak-anak sekolah secara formal sebagai patner kami mendidik dirumah. Maka bagi kami pertimbangan pertama adalah Visi dan Misi sekolah yang akan bersinergi dengan visi dan misi keluarga. Kedua, kenyamanan dan kebahagiaan anak-anak di sekolah juga menjadi pertimbangan yang penting. Memilih sekolah yang mampu memfasilitasi gaya belajar dan potensi ananda akan memberikan kenyamanan tersendiri bagi ananda. Setidaknya dua hal ini yang menjadi perhatian penting bagi keluarga kami memilih sekolah bagi ananda.

Kami banyak belajar dari tahun-tahun sebelumnya, ketika mencoba bersinergi dengan salah satu lembaga pendidikan. Tidak cukup hanya kesamaan visi dan misi yang dijalankan disekolah dan dirumah, ternyata kebahagiaan dan kenyamanan juga menjadi hal yang penting baik bagi ananda ataupun bagi kedua orang tua. Karena jika tidak ada keduanya maka tujuan pembelajaran tidak akan optimal diraih. Alhamdulillah di tahun ajaran ini kami menemukan sekolah yang insyaallah sesuai dengan harapan kami dan ananda.

Sekolah Baru, Teman Baru, Semangat Baru
Slogan ini yang tertera di pengumuman saat hari pertama anak-anak kami masuk sekolah. Untuk siapakah slogan ini ditujukan? Tentunya untuk ananda dan untuk kedua orang tua. Karena tak hanya ananda yang bersekolah. Tak hanya ananda yang akan memiliki teman baru. Dan tak hanya ananda yang akan memiliki semangat baru. Kami orang tua pun akan belajar bersama di sekolah ananda, berteman dengan orang tua walimurid yang baru dan guru baru, serta harus memiliki semangat baru dalam membersamai dan mendidik anak-anak kami. Karena sejatinya harus ada kolaborasi yang sehat antara sekolah dan orang tua dalam mendidik anak-anak. Satu hal yang keliru jika semua beban pendidikan ada dalam tanggungjawab sekolah, karena sejatinya pendidik utama adalah kedua orang tua.

Ayo ayah, ayo bunda temukan pendidikan yang sesuai dengan anak-anak kita, pastikan kebahagiaan dan kenyamanan didapatkan anak-anak kita selama belajar.
Ayo ayah, ayo bunda perbaiki semangat mendidik dan membersamai ananda, bertemanlah dengan banyak orang peduli terhadap pendidikan anak-anak kita, dan bersinergilah dengan baik bersama lembaga pendidikan anak-anak kita. Karena kita membutuhkan banyak pihak dalam mendidik anak-anak kita.

Solichati, 25/7/2018


Jumat, 20 Juli 2018

UJIAN HIDUP

Hasil gambar untuk ujian hidup

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebaikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.
QS Al Baqarah : 286

MASALAH INI LAGI !
ORANG INI LAGI !
KENAPA JUGA UJIAN HIDUP INI KOK BERULANG PADA HAL YANG SAMA ??

Pernah gak sih pertanyaan semacam ini muncul dalam benak kita? Tanpa kita sadari terkadang ujian hidup kita berkutat pada masalah yang sama dan berkali-kali. Misalnya saja masalah kesabaran pada pasangan yang beda kebiasaan, berhubungan dengan orang yang karakternya bertolak belakang dengan kita, masalah dengan anak-anak yang menguji kesabaran, masalah dengan orang tua, masalah ekonomi dan penataan kuangan atau masih banyak lagi yang lainnya.

Tetapi dikarenakan kita sibuk mengeluh jika ujian datang, nampaknya kebanyakan kita lupa mengambil hikmah dari tiap ujian, sehingga kita tidak menyadari pola ujian yang diberikan Allah akan selalu berulang. Ibarat ujian sekolah, mungkin bisa saja disebut REMIDI dengan ujian hidup ini. Mengapa berulang terus?? Namanya juga ujian kalau nilainya belum bagus, sudah selayaknya diulang-ulang sampai kita berhasil melampaui ujian ini dengan predikat Cumlaude. Mungkin itu yang dikehendaki Allah untuk menguatkan titik kelemahan kita. Yah inilah ujian hidup, ketika kita berdoa meminta dikuatkan maka Allah akan memberikan banyak masalah agar kita belajar menjadi kuat menghadapi ujian.

Begitu pula dengan yang saya alami, belajar lagi mengambil hikmah dari setiap peristiwa. Kali ini ujian yang sama dan berulang adalah MENJADI TEMPAT CURHAT. Berulang kali saya menjadi tempat curahan hati anggota keluarga yang sedang mengalami kebuntuan komunikasi, pertengkaran dan debat yang tak ada ujung hingga salah satu pihak selalu merasa yang paling dirugikan. Emosi ketika mendengar cerita dari salah satu pihak, lebih emosi lagi ketika mendapat cerita dengan versi yang berbeda dari pihak yang lainnya. Jika dulu saya langsung memberikan label pada salah satu pihak mana yang salah dan mana yang benar, hingga mungkin tak memberikan solusi, yang ada malah memperuncing suasana. Dari sinilah saya belajar untuk banyak mendengar, menghargai setiap rasa yang ditumpahkan. Alhamdulillah kali ini jauh lebih bisa empati dan memberikan solusi. Semua pihak merasa dihargai ketika pendapat dan rasanya di dengarkan. Benarlah adanya Allah menitipkan dua telinga memang untuk lebih banyak mendengar dan mendengar, hingga nasehat ini akan terasa lembut sebagai sebuah pengingatan.

Episode tempat curhat kali ini diberikan banyak kesempatan oleh Allah untuk mengambil banyak hikmah. Belajar untuk banyak mendengar sebelum berkomentar. Belajar untuk memahami posisi orang lain dalam rangka empati. Belajar untuk berbicara dengan baik dan beradab pada orang yang lebih tua. Belajar untuk tidak mudah mengeluh dan mengeluarkan kata-kata yang tidak baik, karena setiap kata yang keluar dari lisan adalah bagian dari doa. Belajar lagi tentang adab bicara Jika tidak bisa berbicara dengan baik, lebih baik diam. Belajar untuk mendoakan yang baik jika kita merasa terdholimi…

Inilah bagian dari episode ujian hidup di universitas kehidupan yang saya alami berulang…
Bersiap dengan ujian yang lebih berat jika kita sudah lulus ditahap sebelumnya. Tentunya lulus dengan nilai terbaik di mata Allah.
Nah, bagaimana dengan episode ujian hidupmu? Sudah menemukan polanya? Adakah yang berulang?

Solichati, 20Juli2018

Sabtu, 14 Juli 2018

RBI2#RUMAH SEHAT#Day64

OBAT DASAR

Alhamdulillah... Nikmat sehat yang senantiasa harus di syukuri meski dengan perubahan cuaca yang akhir-akhir ini cukup ekstrim sehingga terkadang sakit fisik tak bisa dihindarkan.

Beberapa hari ini, penggunaan obat-obatan dasar sebagai pertolongan pertama ketika kondisi sakit menyerang harus tersedia dalam kotak obat kami. Minimal yang harus tersedia adalah obat penurun panas, obat nyeri dan antibiotik, Serta obat herbal sesuai kebutuhan.

Dengan penyediaan ini setidaknya kondisi pertolongan pertama bisa diberikan sesuai kebutuhan. Alhamdulillah ketika anak-anak demam pasca imunisasi obat penurun panas sudah tersedia. Begitu pula ketika Abi mengalami infeksi obat antibiotik dan anti nyeri juga tersedia. Sehingga pertolongan pertama bisa diberikan sebelum mencari pengobatan lebih lanjut.

Dan satu hal yg harus diingat bahwa kesembuhan harus diminta pada Allah. Karena sejatinya obat dan dokter adalah media untuk ikhtiar sebaik-baiknya.

Solichati,14Juli2018

#RuangBerkaryaIbu
#IbuProfesional
#MandiriBerkaryaPercayaDiriTercipta
#KenaliPotensimuCiptakanRuangBerkaryamu
#Proyek2RBI
#Proyek3: RumahSehat
#Day64

Kamis, 12 Juli 2018

SEMUA ATAS KEHENDAK-NYA

SEMUA ATAS KEHENDAK-NYA

Mungkin hampir sebagian besar kita lupa, bahwa setiap gerak kehidupan ini ada yang Maha Menggerakkan, sesuai kehendakNya. Dan sepertinya hampir sebagian besar orang melupakan bahwa sehat dan sakitnya juga bagian dari ujian Nya. Maka obat dan resep sehat sakitnya pun sudah sepaket dititipkan. Disinilah ujian kekuatan ikhtiar kita dan keikhlasan akan doa dan harapan kita.

Begitu banyak orang yang menceritakan daya upaya mencari pengobatan atas ujian sakit yang dideritanya. Pergi kesana kemari, bahkan jarak jauh pun ditempuh hanya untuk mencari pengobatan. Ratusan juta uang dikeluarkan untuk memulihkan kesehatan. Jika sehat kembali didapatkan maka yang terlintas dibenak mereka adalah dokternya enak, resep obatnya manjur. Lantas bagaimana jika kesembuhan tak didapatkan jika berkali-kali berobat pada dokter yg sama atau berkali-kali pindah dokter dan akhirnya menemukan cara pengobatan yg lain selain tenaga medis? Tak jarang mereka pun akan memberikan label yg tidak baik bahkan menyalahkan dan mencari-cari kesalahan.

Ada yang terlupa bahwa sesungguhnya semua berjalan atas kehendaknya... Proses kita menjalankan kehendaknya, ikhtiar kita mencari jalan kesembuhan, sabar dan syukurnya kita itu lah yang akan dinilai oleh Allah... Ada yang lupa bahwa langkah kaki menuju tempat pengobatan adalah atas kehendaknya, kesembuhan kita melalui obat dan resepnya adalah atas ijinnya. Ada yang lupa bahwa dokter atau tenaga kesehatan yg lain atau cara lain pengobatan adalah sebagai sarana ikhtiar kita, bukan yang menyembuhkan. Dan terkadang mereka yang dianggap sebagai dewa penyembuh pun terlupa, sesungguhnya bukan atas pertolongan mereka kesembuhan ini diberikan. Tetapi lagi2 semua adalah atas ijin dan kehendak Allah.

Pengingat bagi diri saya pribadi bahwa hidup ini tak lebih dari menjalankan kehendak kehendak Allah... Maka kita kembalikan semua ini atas KeMahaHebatan Allah di atas segalanya. Kita manusia hanya sebagai pelaku atas skenario kehidupan... Entah sebagai tenaga kesehatan nya atau entah sebagai orang yang berobat. Maka sebaik-baik mereka adalah yang saling mengingatkan untuk menetapi kesabaran dan kebenaran, sebaik-baik mereka adalah yang saling mengingatkan untuk mengingat Allah dimanapun berada.

Solichati,14/7/2018

RBI2#RESENSI#Day62

BELAJAR MEMBUAT RESENSI

Alhamdulillah begitu banyak kenikmatan yang diberikan Allah untuk senantiasa berbenah. Kali ini menyibukkan diri dengan mencari ilmu tentang membuat resensi dan opini. Harapan kedepan mulai membiasakan diri untuk membuat resensi singkat atau samacam resume dari buku yang telah usai dibaca.

Menambah kegiatan rumah baca dengan menaikkan step tak sekedar 1 jam lebih dekat dengan buku. Tetapi setelah usai membaca buku, membuat resume singkat atau semacam resensi agar bisa memberikan sedikit manfaat pada orang lain. Dan tentunya pada diri sendiri, setidaknya dengan membuat resensi ilmu yang didapatkan dari membaca buku tersebut jadi lebih menancap di ingatan. Aamiin. Semoga Allah senantiasa memudahkan niat baik untuk diwujudkan dalam amal nyata.

Solichati,12Juli2018

#RuangBerkaryaIbu
#IbuProfesional
#MandiriBerkaryaPercayaDiriTercipta
#KenaliPotensimuCiptakanRuangBerkaryamu
#Proyek2RBI
#Proyek2: RumahBacaCerita
#Day62

Rabu, 11 Juli 2018

RBI2#RUBACA#Day61

TEMU SYAWAL

Alhamdulillah... Selalu hadir kenikmatan Allah yang tak tergantikan. Di akhir bulan Syawal silaturahim dg banyak teman dan saudara masih juga belum kunjung usai. Hari ini pun demikian, sejak pagi hingga sore hari beberapa teman umi dan kakak-kakak berkunjung ke rumah Baca. Meluangkan sejenak waktu untuk membaca bersama di sela-sela bincang silaturahmi. Meski tak banyak buku atau bab yang dituntaskan tetapi bersilaturahim dengan banyak saudara adalah hal yang menyenangkan. Semoga kedepannya bisa istiqomah mendekat kan anak-anak dengan buku.
Buku Jendela Duniaku

Solichati,11Juli2018

#RuangBerkaryaIbu
#IbuProfesional
#MandiriBerkaryaPercayaDiriTercipta
#KenaliPotensimuCiptakanRuangBerkaryamu
#Proyek2RBI
#Proyek2: RumahBacaCerita
#Day61

Selasa, 10 Juli 2018

RBI2#RUBACA#Day60

BABY BOOK

Alhamdulillah dengan segala kenikmatan keluangan waktu untuk bisa sepenuhnya membersamai anak-anak. Siang ini disela-sela waktu istirahat setelah kelelahan bermain dan belajar bersama, kami meluangkan waktu untuk membaca buku di pojok baca cerita. Salah satu nya adalah membacakan buku untuk si adek bayi. Buku bayi yang di desain berukuran kecil dan full colour dengan gambar obyek yg memenuhi ruang membuat mata si dedek fokus. Dia mengoceh setiap kali dibacakan nama obyek nya. Selain itu buku kain tebak hewan juga menemani cerita hari ini. Untuk duo kakak jagoan buku tentang peta dunia, lautan dan danau menjadi buku yang dituntaskan untuk dibaca hari ini. Alhamdulillah

Solichati,10Juli2018

#RuangBerkaryaIbu
#IbuProfesional
#MandiriBerkaryaPercayaDiriTercipta
#KenaliPotensimuCiptakanRuangBerkaryamu
#Proyek2RBI
#Proyek2: RumahBacaCerita
#Day60

Senin, 09 Juli 2018

RBI2#RUMAH BACA CERITA#Day59

MEDIA SOSIAL RUBACA

Alhamdulillah atas ijin dan nikmat dari Allah... Kegiatan membaca, merampungkan beberapa buku yang harus segera dituntaskan dan menemani anak-anak bercerita masih tetap konsisten dilakukan hingga hari ini. Meskipun kegiatan Rumah Baca yang mengajak tetangga sekitar belum bisa dilaksanakan dalam waktu dekat.

Sembari menuntaskan beberapa buku... Saya membuat akun media sosial untuk Rumah Baca. Kali ini cukup dengan membuat akun Instagram *@rumahbacacerita7* . Kedepan akun ini akan digunakan untuk upload kegiatan Rubaca dan resensi dari buku-buku yang sudah tuntas dibaca. Bismillah semoga semangat tetap terjaga dan konsisten menghidupkan rumah baca AnNahl. Meski hanya dengan kegiatan 1 jam lebih dekat dengan buku.

Solichati,09Juli2018

#RuangBerkaryaIbu
#IbuProfesional
#MandiriBerkaryaPercayaDiriTercipta
#KenaliPotensimuCiptakanRuangBerkaryamu
#Proyek2RBI
#Proyek2: RumahBacaCerita
#Day59

Jumat, 06 Juli 2018

MAKAN SEADANYA#RBMenulis#Juli1


ADA APA DENGAN MAKAN SEADANYA??

Untuk kesekian kalinya, setelah bersama hampir 9 tahun, pertanyaan atau bujukan untuk membeli makanan dikala saya sedang tidak banyak waktu untuk berkutat di dapur, jawabannya adalah Makan seadanya saja.  Ada bunda-bunda yang kayak gini juga gak sih? Hmmm kadang kalau dibawa baper akan muncul rasa ih kok gak pengertian banget sih sama istri. Beli makanan kan lebih simple, cepat dan langsung segera makan. Tapi ada kalanya pikir dan rasa ini diajak berkelana tentang banyak hal yang patut disyukuri dari pasangan yang seperti ini.

Betapa tidak? Saya banyak belajar melihat dari sisi positifnya. Tentang rasa cukup. Apapun yang saya masak, apapun rasanya tetap akan dinikmati tanpa keluhan. Jangan-jangan karena itu yang dicontohkan Rasulullah ya, pura-pura enak aja masakannya atau kalau gak suka ya gak dimakan tanpa mengejek makanan. Heee entahlah.. Yang bikin salut lagi selalu bantu urusan perdapuran untuk menyiapkan menu yang apa adanya… heeee.

Betapa tidak bersyukur lagi, ketika kata-kata makan seadanya itu mengajak saya meluncur ke dompet sakti bulanan… MasyaAllah hanya karena urusan makan saja, kami belajar banyak untuk berhemat dalam urusan perut. Dan lebih banyak memanfaat kan uang untuk urusan yang jangka panjang, investasi dunia akhirat. Meski makanan sebenarnya juga untuk urusan jangka panjang dalam mempertahankan kesehatan ya… Justru karena inilah makan seadanya dengan olahan sehat rumahan, tanpa bumbu siap saji dan yang serba instan lebih disukai suami. Meski sesekali jika ada urusan yang darurat saja beli makanan diluar tetap dibutuhkan.

Makan seadanya pulalah yang mengajarkan karakter pada anggota rumah kami untuk hidup sederhana, berjuang menciptakan menu makan, sibuk di dapur bersama semua anggota keluarga. Mungkin bagi sebagian yang lainnya akan berpikir kenapa pilih ribet sih, pilih yang praktis sajalah atau pertimbangan yang lainnya. Tapi tidak bagi kami, dapur pun bisa menjadi tempat belajar bagi kami, membentuk karakter kami. Bahwa semua harus diperjuangkan, tidak instan, melatih berinovasi, melatih kemandirian dan tumbuh kembang anak-anak saat membantu urusan di dapur. Dan masih banyak manfaat yang lainnya lagi…

Kalau mau berpikir jangka panjang lagi… filosofi seadanya ini mengajarkan kami untuk merasa cukup dengan nikmat yang didepan mata. Tak banyak menuntut memiliki sesuatu yang belum tentu bisa jadi milik kita. Tak perlu melirik ini itu milik orang lain yang terkadang menghalalkan segala cara untuk memilikinya. Betapa banyak praktek Riba, Zina (perselingkuhan), mencuri, dan masih banyak lagi yang berangkat dari kebiasaan tidak puas dengan yang sudah dimiliki. Karena keinginan akan barang-barang tersier yang belum tentu dibutuhkan, tumbuh suburlah pinjaman riba untuk barang keinginan. Dan seperti kesulitan bercerai dengan riba dengan alasan ini sudah biasa. Astaghfirullah… Tidak puas dengan pasangan yang seadanya, berkelanalah mata dan hati mencari yang tak halal. Zina pun merajalela bahkan sudah seperti kebiasaan yang wajar. Astaghfirullah…

Setidaknya dengan belajar makan seadanya, kami belajar untuk merasa cukup dengan pemberian Allah. Belajar untuk menciptakan yang halal dan thoyib dari dapur kami. Belajar mengalihkan keuangan untuk hal-hal yang jauh lebih bermanfaat.

Cukuplah ini untuk urusan yang mendekatkan kami pada dunia. Tetapi tidak sebaliknya untuk urusan  ibadah kepada Allah… persembahan amal terbaik, bukan seadanya, yang akan kita pertanggungjawabkan pada Allah.


Solichati,06JuLi2018

#RumbelMenulis
#IPMalangRaya
#SetoranMingguan
#JuliPekan1


Rabu, 04 Juli 2018

RBI2#FIKSI#Day54

SEMOGA BUNDA DISAYANG ALLAH

Alhamdulillah dalam beberapa hari ini berhasil menuntaskan membaca buku karya Tere Liye dengan judul *Semoga Bunda diSayang Allah* . Cerita yang cukup seru hingga pembaca tak ingin beralih untuk mengetahui klimaks tiap episode dan segera menuntaskan nya.

Menambah daftar buku fiksi yang berhasil di tuntaskan. Alhamdulillah semoga kedepannya bisa konsisten menuliskan resensi dari buku yang dibaca.

Solichati,04Juli2018

#RuangBerkaryaIbu
#IbuProfesional
#MandiriBerkaryaPercayaDiriTercipta
#KenaliPotensimuCiptakanRuangBerkaryamu
#Proyek2RBI
#Proyek2: RumahBacaCerita
#Proyek3: RumahSehat
#Day54

Senin, 02 Juli 2018

RBI2#WISATA#Day52

IKUT BERWISATA

Alhamdulillah untuk kesekian kalinya nikmat Allah mengalir tanpa henti. Hari ini kami sekeluarga bersama keluarga besar tim Pro Outbound (lembaga kerja suami) diberikan kemudahan untuk berwisata ke pantai Teluk Asmara.
Ini kali kedua kami bersama keluarga dan karyawan berwisata bersama-sama. Menyenangkan

Alhamdulillah meski sedang dalam perjalanan wisata, family Project kami tetap berjalan mengikuti kami berwisata. Sebotol INFUSED Water dari kurma sebagai bagian dari Project rumah sehat setia menemani perjalanan saya. Sebagai booster ASI dan penambah daya tahan tubuh terutama bagi saya.
Selain itu buku karya Tere Liye dengan judul "Moga Bunda diSayang Allah" turut serta menemani saya, mengisi waktu luang dan menikmati angin sepoi-sepoi selama di pantai. Syukurlah meski hanya membaca beberapa halaman, tetapi sangat menikmati manakala membaca buku sembari menikmati suasana pantai dan menggendong buah hati.

Solichati,02Juli2018

#RuangBerkaryaIbu
#IbuProfesional
#MandiriBerkaryaPercayaDiriTercipta
#KenaliPotensimuCiptakanRuangBerkaryamu
#Proyek2RBI
#Proyek2: RumahBacaCerita
#Proyek3: RumahSehat
#Day52

Minggu, 01 Juli 2018

RBI2#RUMAH SEHAT#Day51

INFUSED WATER

Program rumah sehat yang pertama kami lakukan adalah merutinkan membuat air nabis atau lebih sering disebut dengan INFUSED Water. Pilihan buah untuk saat ini masih kurma. Alhamdulillah semoga bisa Istiqomah

Solichati,01Juli2018

#RuangBerkaryaIbu
#IbuProfesional
#MandiriBerkaryaPercayaDiriTercipta
#KenaliPotensimuCiptakanRuangBerkaryamu
#Proyek2RBI
#Proyek3: RumahSehat
#Day51

Sabtu, 30 Juni 2018

RBI2#RUMAH BACA CERITA#Day50

FITRAH KEIMANAN

Dalam rangka membuat tulisan tentang fitrah keimanan yang sebenarnya belum rampung juga, umi mencoba membaca ulang buku tentang topik tersebut. Salah satu buku favorit adalah FBE karya Ust. Harry Santosa. Meluangkan waktu sekitar 30 menit duduk melingkar bersama semua Anggota keluarga dan umi membaca dengan keras setiap tulisan agar semua anggota keluarga ikut mendengarkan dan belajar atau diskusi bersama.

Solichati,30Juni2018

#RuangBerkaryaIbu
#IbuProfesional
#MandiriBerkaryaPercayaDiriTercipta
#KenaliPotensimuCiptakanRuangBerkaryamu
#Proyek2RBI
#Proyek2: RumahBacaCerita
#Day50

CERITA MUDIK#RB MENULIS


BAHAGIAKAN DIRI DIKALA MUDIK

Mudik atau yang lebih sering kita maknai dengan pulang ke kampung halaman, pulang ke tanah kelahiran nampaknya sudah menjadi agenda rutin tahunan bagi sebagian besar masyarakat. Lebih tepatnya sering dilakukan menjelang hari raya Iedul Fitri, menyambut hari raya dengan suka cita berkumpul bersama sanak saudara. Demikian pula yang kami lakukan sekeluarga, meski pulang kampung bagi keluarga kami tidak melulu menjadi agenda tahunan. Saya memaknai pulang kampung adalah berkunjung ke tanah kelahiran suami, karena tanah kelahiran saya dimana kami sekeluarga tinggal saat ini. Jombang yang tak terpaut jauh jaraknya dengan Kota Batu menjadikan kunjungan ke kampung halaman ini tak perlu menunggu momen satu tahun sekali. Melepas kerinduan keluarga dikala ada keluangan waktu atau untuk memenuhi hak menghadiri acara-acara keluarga besar di Jombang sebagai alasan kami sekeluarga untuk pulang kampung. Jaraknya dekat dan keluangan rezeki dengan memiliki kendaraan pribadi menjadi kemudahan tersendiri bagi kami.

Mudik hari raya 1439H kali ini, tak lagi kami jalani berempat seperti tahun lalu. Kehadiran baby Haikal menambah sederetan persiapan agar perjalanan dan aktivitas selama mudik menjadi menyenangkan. Memang tidak bisa dipungkiri ada sebagian besar orang yang bahagia saat pulang kampung, tetapi ada pula yang tidak demikian. Stress ketika persiapan dan saat menjalani aktivitas di kampung halaman pun sering di alami banyak orang, hingga tak jarang ada beberapa orang yang memutuskan untuk tidak pulang kampung. Terlebih kehadiran balita dalam keluarga yang sering menjadi momok tersendiri. Apalagi jika jumlah balita ini lebih dari satu, seperti keluarga kami. Selain itu adaptasi dengan cuaca dan lingkungan yang berbeda, aktivitas silaturahim dengan jarak yang cukup jauh hingga keluar kota menjadi pemicu stress terutama bagi saya pribadi. Maka untuk meminimalkan stress rencana persiapan berangkat dan aktivitas harian selama mudik harus tertata rapi. Lagi-lagi ini karena saya orangnya suka dengan yang terencana dan tertata. Karena bahagia ini harus diciptakan maka Bahagiakan diri di kala mudik harus dihadirkan.

Beberapa tips yang sudah saya rencanakan dari awal meliputi 3 poin utama : Bahagia saat perjalanan berangkat pulang kampung, Bahagia mengisi hari dikampung halaman dan Bahagia saat perjalanan balik. Mengapa harus bahagia?? karena bahagia adalah energy untuk tetap sehat dan kuat.

Bahagia Saat Perjalanan Berangkat :
Perencanaan yang matang sebelum berangkat ke kampung halaman harus dilakukan untuk menciptakan bahagia.
1.       Menentukan pilihan alat transportasi yang akan digunakan, kendaraan pribadi atau kendaraan umum.
Tentunya pilihan alat transportasi memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Maka memilihnya menyesuaikan dengan kondisi perbekalan mudik yang akan di bawa, jarak perjalanan yang akan ditempuh atau kesesuaian biaya yang dibutuhkan dengan alokasi pendanaan yang kita miliki. Alhamdulillah untuk kesekian kali nya kami pulang kampung kendaraan pribadi masih tetap menjadi pilihan yang utama mengingat kami membawa 3 orang balita dengan banyak sekali perbekalan atau perlengkapan penyerta.
Untuk kendaraan pribadi harus dipastikan kondisinya baik untuk digunakan menempuh perjalanan jauh.
2.       Perlengkapan yang harus dibawa
Membawa perlengkapan yang lengkap setidaknya bisa menghemat pengeluaran untuk membeli dan sebagainya. Baju ganti minimal mencukupi untuk ganti dan cuci, membawa lebih jauh lebih baik karena kondisi anak-anak terkadang tidak bisa diprediksi. Misalnya muntah,kotor karena bermain dan lain sebagainya. Terlebih lagi jika agenda silaturohim selama mudik penuh dan tidak ada kesempatan untuk mencuci, maka membawa baju ganti lebih sangat disarankan. Mainan dan perlengkapan belajar missal alat tulis atau buku bacaan disesuaikan dengan kondisi dan karakter masing-masing anak. Membawa barang kesukaan ananda dapat mengurangi tantrum ketika mereka merasa jenuh. Perlatan mandi, makan yang tidak bisa disubtitusi dengan barang lain alangkah baiknya dibawa. Jangan lupa list semua perlengkapan yang dibawa sebagai alat bantu pengecekan lengkap tidaknya.
3.       Rute perjalanan
Menentukan pilihan rute perjalanan ternyata juga mampu memberikan rasa bahagia tersendiri, sehingga mampu menikmati perjalanan. Memilih rute yang tidak macet, terjangkau dengan fasilitas umum jika mendadak dibutuhkan, dan pemandangan yang menarik mampu mendistraksi kan kecemasan selama perjalanan. Pemandangan alam ini pun bisa digunakan sebagai media pembelajaran membangkitkan fitrah anak terutama fitrah keimanan.
4.       Aktivitas seru dalam kendaraan
Pilihan aktivitas seru menyesuaikan dengan usia dan gaya belajar anak-anak. Bisa diisi dengan mendongeng, bernyanyi, mengaji bersama, menikmati pemandangan alam, atau bahkan membuat cek list benda atau kendaraan yang dilihat selama perjalanan. Sehingga perjalanan akan berkesan dan jauh dari bosan.

Bahagia Mengisi Hari di Kampung Halaman
Kesempitan atau kelonggaran waktu terkadang memunculkan stress atau kebosanan. Terlebih bagi balita yang butuh banyak ruang dan waktu untuk beraktivitas.
1.       Manajemen waktu
Mengatur waktu untuk keluarga dan silaturohim sangat penting. Agar lelah pun bisa dikondisikan.
2.       Kesepakatan tentang adab-adab bertamu
Hal ini sangat penting, karena terkadang anak-anak selalu mencari perhatian orang tua dengan cara mereka. Bahkan mungkin melanggar aturan yang sudah disepakati untuk memancing respon orang tua.
3.       Pernak pernik alat permainan edukasi
Alat permainan edukasi akan mengurangi rasa jenuh dan mendistraksi kan anak-anak dari kebosanan jika mudik terlalu lama. Tentunya akan lebih baik jika anak-anak dikenalkan dengan permainan tradisional di kampung halaman.
4.       Imajinasi positif tentang silaturahim
Rasa lelah tentu saja tidak bisa dihindarkan dari anak-anak. Menanamkan imajinasi positif tentang manfaat dan berkah silaturahim akan membuat mereka semangat untuk berkunjung ke rumah saudara. Terlebih jika akan bertemu dan bermain dengan banyak saudara sebaya.

Bahagia Saat Perjalanan Balik
1.       Lakukan sesuai rencana
Ternyata perjalanan balik pun harus dipikirkan matang dan disiapkan dengan baik. Karena kondisi kelelahan selama aktivitas di kampung halaman bisa mempengaruhi fit tidaknya badan selama perjalanan pulang. Terlebih sounding pada anak-anak untuk menyiapkan mereka menikmati perjalanan pulang.
2.       Cek perlengkapan
Sama halnya seperti saat berangkat, cek list perlengkapan akan sangat membantu untuk memastikan kesamaan barang yang dibawa saat berangkat dan pulang.
3.       Rute Perjalanan
Demikian pula dengan rute perjalanan balik, juga sangat menentukan kita menikmati perjalanan maka hal ini juga harus disiapkan. Bisa memilih rute lain jika bosan dengan rute awal atau memilih rute yang sama dengan pertimbangan yang lainnya.
4.       Aktivitas seru dalam kendaraan
Hal ini pun sama seperti yang dilakukan ketika perjalanan berangkat.

Dengan persiapan yang matang dan tertata, maka bahagia dikala mudik pun bisa diciptakan. Sehingga kebahagiaan ini akan memberikan kemanfaatan bagi orang-orang di sekitar.

Solichati,30Juni2018

#ChalengeBulanan
#RBMenulis
#Juni
#Mudik