Jumat, 20 Juli 2018

UJIAN HIDUP

Hasil gambar untuk ujian hidup

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebaikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.
QS Al Baqarah : 286

MASALAH INI LAGI !
ORANG INI LAGI !
KENAPA JUGA UJIAN HIDUP INI KOK BERULANG PADA HAL YANG SAMA ??

Pernah gak sih pertanyaan semacam ini muncul dalam benak kita? Tanpa kita sadari terkadang ujian hidup kita berkutat pada masalah yang sama dan berkali-kali. Misalnya saja masalah kesabaran pada pasangan yang beda kebiasaan, berhubungan dengan orang yang karakternya bertolak belakang dengan kita, masalah dengan anak-anak yang menguji kesabaran, masalah dengan orang tua, masalah ekonomi dan penataan kuangan atau masih banyak lagi yang lainnya.

Tetapi dikarenakan kita sibuk mengeluh jika ujian datang, nampaknya kebanyakan kita lupa mengambil hikmah dari tiap ujian, sehingga kita tidak menyadari pola ujian yang diberikan Allah akan selalu berulang. Ibarat ujian sekolah, mungkin bisa saja disebut REMIDI dengan ujian hidup ini. Mengapa berulang terus?? Namanya juga ujian kalau nilainya belum bagus, sudah selayaknya diulang-ulang sampai kita berhasil melampaui ujian ini dengan predikat Cumlaude. Mungkin itu yang dikehendaki Allah untuk menguatkan titik kelemahan kita. Yah inilah ujian hidup, ketika kita berdoa meminta dikuatkan maka Allah akan memberikan banyak masalah agar kita belajar menjadi kuat menghadapi ujian.

Begitu pula dengan yang saya alami, belajar lagi mengambil hikmah dari setiap peristiwa. Kali ini ujian yang sama dan berulang adalah MENJADI TEMPAT CURHAT. Berulang kali saya menjadi tempat curahan hati anggota keluarga yang sedang mengalami kebuntuan komunikasi, pertengkaran dan debat yang tak ada ujung hingga salah satu pihak selalu merasa yang paling dirugikan. Emosi ketika mendengar cerita dari salah satu pihak, lebih emosi lagi ketika mendapat cerita dengan versi yang berbeda dari pihak yang lainnya. Jika dulu saya langsung memberikan label pada salah satu pihak mana yang salah dan mana yang benar, hingga mungkin tak memberikan solusi, yang ada malah memperuncing suasana. Dari sinilah saya belajar untuk banyak mendengar, menghargai setiap rasa yang ditumpahkan. Alhamdulillah kali ini jauh lebih bisa empati dan memberikan solusi. Semua pihak merasa dihargai ketika pendapat dan rasanya di dengarkan. Benarlah adanya Allah menitipkan dua telinga memang untuk lebih banyak mendengar dan mendengar, hingga nasehat ini akan terasa lembut sebagai sebuah pengingatan.

Episode tempat curhat kali ini diberikan banyak kesempatan oleh Allah untuk mengambil banyak hikmah. Belajar untuk banyak mendengar sebelum berkomentar. Belajar untuk memahami posisi orang lain dalam rangka empati. Belajar untuk berbicara dengan baik dan beradab pada orang yang lebih tua. Belajar untuk tidak mudah mengeluh dan mengeluarkan kata-kata yang tidak baik, karena setiap kata yang keluar dari lisan adalah bagian dari doa. Belajar lagi tentang adab bicara Jika tidak bisa berbicara dengan baik, lebih baik diam. Belajar untuk mendoakan yang baik jika kita merasa terdholimi…

Inilah bagian dari episode ujian hidup di universitas kehidupan yang saya alami berulang…
Bersiap dengan ujian yang lebih berat jika kita sudah lulus ditahap sebelumnya. Tentunya lulus dengan nilai terbaik di mata Allah.
Nah, bagaimana dengan episode ujian hidupmu? Sudah menemukan polanya? Adakah yang berulang?

Solichati, 20Juli2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar