Allah tidak membebani seseorang
melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebaikan) yang
diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.
QS Al Baqarah : 286
MASALAH INI
LAGI !
ORANG INI
LAGI !
KENAPA JUGA
UJIAN HIDUP INI KOK BERULANG PADA HAL YANG SAMA ??
Pernah gak sih pertanyaan semacam ini muncul
dalam benak kita? Tanpa kita sadari terkadang ujian hidup kita berkutat pada
masalah yang sama dan berkali-kali. Misalnya saja masalah kesabaran pada
pasangan yang beda kebiasaan, berhubungan dengan orang yang karakternya
bertolak belakang dengan kita, masalah dengan anak-anak yang menguji kesabaran,
masalah dengan orang tua, masalah ekonomi dan penataan kuangan atau masih
banyak lagi yang lainnya.
Tetapi dikarenakan kita sibuk mengeluh jika
ujian datang, nampaknya kebanyakan kita lupa mengambil hikmah dari tiap ujian,
sehingga kita tidak menyadari pola ujian yang diberikan Allah akan selalu
berulang. Ibarat ujian sekolah, mungkin bisa saja disebut REMIDI dengan ujian
hidup ini. Mengapa berulang terus?? Namanya juga ujian kalau nilainya belum
bagus, sudah selayaknya diulang-ulang sampai kita berhasil melampaui ujian ini
dengan predikat Cumlaude. Mungkin itu
yang dikehendaki Allah untuk menguatkan titik kelemahan kita. Yah inilah ujian
hidup, ketika kita berdoa meminta dikuatkan maka Allah akan memberikan banyak
masalah agar kita belajar menjadi kuat menghadapi ujian.
Begitu pula dengan yang saya alami, belajar
lagi mengambil hikmah dari setiap peristiwa. Kali ini ujian yang sama dan
berulang adalah MENJADI TEMPAT CURHAT. Berulang kali saya menjadi tempat curahan
hati anggota keluarga yang sedang mengalami kebuntuan komunikasi, pertengkaran
dan debat yang tak ada ujung hingga salah satu pihak selalu merasa yang paling
dirugikan. Emosi ketika mendengar cerita dari salah satu pihak, lebih emosi
lagi ketika mendapat cerita dengan versi yang berbeda dari pihak yang lainnya.
Jika dulu saya langsung memberikan label pada salah satu pihak mana yang salah
dan mana yang benar, hingga mungkin tak memberikan solusi, yang ada malah
memperuncing suasana. Dari sinilah saya belajar untuk banyak mendengar,
menghargai setiap rasa yang ditumpahkan. Alhamdulillah kali ini jauh lebih bisa
empati dan memberikan solusi. Semua pihak merasa dihargai ketika pendapat dan
rasanya di dengarkan. Benarlah adanya Allah menitipkan dua telinga memang untuk
lebih banyak mendengar dan mendengar, hingga nasehat ini akan terasa lembut
sebagai sebuah pengingatan.
Episode tempat curhat kali ini diberikan
banyak kesempatan oleh Allah untuk mengambil banyak hikmah. Belajar untuk
banyak mendengar sebelum berkomentar. Belajar untuk memahami posisi orang lain
dalam rangka empati. Belajar untuk berbicara dengan baik dan beradab pada orang
yang lebih tua. Belajar untuk tidak mudah mengeluh dan mengeluarkan kata-kata
yang tidak baik, karena setiap kata yang keluar dari lisan adalah bagian dari
doa. Belajar lagi tentang adab bicara Jika
tidak bisa berbicara dengan baik, lebih baik diam. Belajar untuk mendoakan
yang baik jika kita merasa terdholimi…
Inilah bagian dari episode ujian hidup di universitas
kehidupan yang saya alami berulang…
Bersiap dengan ujian yang lebih berat jika
kita sudah lulus ditahap sebelumnya. Tentunya lulus dengan nilai terbaik di
mata Allah.
Nah, bagaimana dengan episode ujian hidupmu? Sudah
menemukan polanya? Adakah yang berulang?
Solichati, 20Juli2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar