JIKA IMAN ITU ADALAH SUMBER KEKUATAN
Aku memang manusia. Ya manusia biasa saja. Mungkin
dengan kekuatan rata-rata atau bahkan mungkin dibawahnya.
Sekali waktu aku merasa energi tubuh ini
melimpah ruah hingga sanggup melakukan rangkaian aktivitas tanpa jeda. Merasa selalu
bahagia hingga seolah tak ada tumpuan beban hidup yang terkadang membuat nafas
sedikit tersengal. Aura bahagia dan semangat yang mampu mengubah diri menjelma
menjadi malaikat bagi semua orang di sekitar, hingga semua turut bahagia dan
bersemangat. Meski tanpa pernah kusadari berapa lama energi bahagia ini
merasuki tubuhku. Entah hanya dalam bilangan jam atau hingga berganti hari. Aku
tetap semangat dan mampu menyemangati. Seolah akulah manusia terkuat kala itu. Tanpa
tandingan.
Lelah… Tak berdaya… Tak sanggup berpijak…
Kehilangan pegangan…
Tiba-tiba saja hadir tanpa kuminta. Merasa
tak sanggup berdiri bahkan hanya untuk menopang diri sendiri. Merasa tak kuat
menunaikan semua tugas yang sudah menjadi makanan sehari-hari. Jangankan
memberi energy pada yang lainnya, mempertahankan energy sendiri untuk bertahan
saja aku kelimpungan. Tak sanggup membuka mata, tak sanggup melebarkan bibir
untuk tersenyum.
Redup mungkin itu aura yang tertangkap. Tak
bergairah, tanpa energy tersisa. Entah mengapa ujian ringan saja kadang terasa
begitu menghimpit jika kondisi diri tak lagi prima. Seperti tak sanggup merasa
bahagia…
Ada yang pernah mengatakan Iman ini harus
terus dikuatkan karena ia adalah sumber energy dalam kondisi apapun. Iman ini
harus terus diperbaiki dan dimintakan pada Nya. Karena hanya Dia yang sanggup
menjaga kita dalam koridor yang baik-baik saja. Ya benar saja adanya. Begitulah
iman ini terus membuat kita yakin bahwa tak ada daya dan upaya kecuali kekuatan
Nya. Iman ini membuat kita yakin bahwa akan ada jalan keluar dari arah yang tak
disangka-sangka. Iman ini yang membuat kita tetap mampu menahan diri tetap
dalam jalan yang benar ketika bahagia datang tak bertepi atau bahkan kesedihan
datang bertubi-tubi.
Betapa banyak di antara mereka yang tak lagi
dikaruniai iman, ketika bahagia datang tak bertepi mereka lupa mensyukuri
hingga mereka merasa bahwa bahagia itu karena jerih payah mereka. Mereka lupa
bahwa ada kuasa diluar dirinya yang menghendaki bahagia itu ada. Atau
sebaliknya banyak diantara mereka yang justru kehilangan iman saat kesedihan
datang menghimpit bertubi-tubi. Merasa sendiri hingga meyakini bahwa Tuhan tak
lagi mengasihi. Entah aku bagian dari yang mana di antara mereka. Termasuk yang
manakah kita diantara mereka?
Maka bersyukurlah yang dikaruniai Iman tak
bertepi hingga Tuhan menjaganya dalam kebaikan baik di kala bahagia menghampiri
atau dikala ujian menghimpit. Jangan pernah lupa memohon agar kita tetap dijaga
dalam iman yang tak bertepi… Karena semua terjadi atas kuasa dan kehendak Nya.
Maka Dialah sebaik-sebaik tempat kembali dikala suka maupun duka. Dia hanya
ingin kita mendekat, merapat dan mengakui bahwa kuasa hanya ada padaNya.
Biarkan iman ini ada untuk menjaga kita tetap kuat dalam kebenaran kala bahagia
hadir menghampiri. Biarkan iman ini ada untuk menguatkan kita tetap bertahan
dalam kebenaran kala kesedihan menghimpit bertubi-tubi. Biarkan iman itu
menjadi sumber kekuatan kita, alasan mengapa keajaiban itu bisa hadir dan
nyata.
Solichati, 2 September 2019
#Minggu ke-4
#Agustus
#ChallengeMingguan
#RumbelMenulis
#IIPMalangRaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar