SEPARUH JIWAKU
“Aku memilihmu bukan hanya
karena ingin. Tetapi aku memilihmu karena aku yakin bahwa bersamamu surga akan
menjadi lebih dekat”
Mencoba mengingat kenangan awal mula memulai
biduk rumah tangga. Tak bisa dipungkiri bahwa scenario Allah memang jauh lebih
baik daripada rencana manusia. Meyakini betul bahwa takdir tentang jodoh pun
telah tertulis sejak ruh ditiupkan, ketika diri masih berada dalam Rahim bunda.
Inilah yang menguatkan keyakinan bahwa segala sesuatu yang dipintakan atas ijin
Allah insyaAllah yang terbaik. Dipertemukan dengan orang terbaik di waktu
paling baik. Disinilah niatan awal terpatri bahwa bukan karena harta,
keturunan, rupa fisik, tapi karena agama dan kekuatan iman yang menjadi pondasi
menentukan pilihan. Niatan tak hanya bahagia di dunia tapi hingga ke surga
menjadi pondasi utama membangun rumah tangga.
Setidaknya kurang lebih 8 tahun kami membina
rumah tangga, hidup bersama dengan orang yang awalnya asing. Tidak sedikit lika
liku, perbedaan pendapat yang terjadi hingga beradu ego ketika memutuskan untuk
hidup bersama. Tapi inilah kata banyak orang, bahwa perbedaan atau bisa jadi
pertengkaran adalah bumbu dalam rumah tangga.
Mengutip
goresan pena penulis muda yg menginspirasi (Salim A Fillah)
“Ada dua Pilihan ketika aku bertemu Cinta : JATUH CINTA dan BANGUN CINTA. Padamu
aku memilih yg Kedua agar cinta kita menjadi Istana Tinggi menggapai ke Surga”
Maka saya pun lebih menyukai redaksi bangun cinta drpd jatuh cinta…
karena BANGUN CINTA ini membuat hati tak sekedar berbunga2 dan cengeng dengan
segala cinta dan pernak perniknya. Tp ada kewajiban besar untuk mempertahankan
pernikahan seberat apapun ujiannya. Jika hanya
jatuh cinta mungkin sejak awal sudah kecewa karena ternyata bisa jadi apa2 yang
kita harapkan dari pasangan tak sepenuhnya sempurna kita dapatkan, menuntut
pasangan untuk berbuat lebih dan lain sebagainya sesuai dengan keinginan kita.
Dan akan terjadi sebaliknya jika bangun cinta senantiasa kita pupuk setiap
harinya. Tak ada lagi kata menuntut pasangan untuk berbuat atau memberikan
lebih, tetapi justru kita akan menuntut diri untuk terus menjadi lebih baik
dihadapan Allah dan pasangan kita. Bersama berbenah untuk memantaskan diri
menjadi suami/istri terbaik bagi pasangan2 kita.
Berjodoh dengan sosok nya adalah
keburuntungan besar bagi saya dan keluarga. Suami yang dilahirkan dari seorang
ibu yang solihah yang banyak memberikan bekal keimanan dan kehidupan.
Setelah 8 tahun kebersamaan, ta’aruf pun akan terus
berlanjut. Saya semakin menemukan sosok yang bertanggungjawab dengan prinsip
dan nilai2 dalam keluarga, tegas mendidik istri untuk lebih utamakan amanah
keluarga dan meminta saya dengan tegas untuk tidak terikat pekerjaan dengan
lembaga/instansi karena lebih suka jika istri membersamai dan mendidik anak2.
Sosok yg selalu sabar membersamai dengan segala kekurangan saya. Yang tak
pernah keberatan dengan banyaknya permintaan saya, Yang tak pernah sakit hati
ketika senyumku sinis, saya yang masih sering cemberut karena emosi yang tdk
stabil. Yang selalu mengerti dan membantu saya menyelesaikan setiap pekerjaan
rumah dan mendidik anak2 meski tanpa dminta. Inilah alasan yang cukup kuat bagi
saya untuk terus membangun cinta…
Disinilah kami saling mengenal dan terus belajar untuk tak
saling menuntut pasangan berbuat baik tapi menuntut diri sendiri untuk
memberikan yang terbaik bagi pasangan. Bergandengan tangan untuk bersama-sama
berbenah menjadi hamba terbaik di hadapan Allah, menjadi orang tua terbaik bagi
anak keturunan kami, menjadi anak2 terbaik bagi orang tua kami, serta menjadi
bagian terbaik bagi masyarakat. Bismillah… Tentunya segala kesempurnaan hanya
milik Allah semata, maka kami tak akan bergegas menjadi sempurna, tetapi
menjadi yang terbaik bagi Dzat Yang Maha Sempurna. Aamiin.
Untaian Doa yang
tak pernah putus…
Semoga Allah
menghimpun kami untuk saling melengkapi,menguatkan dalam iman dan islam. Semoga
Allah mengijinkan kita membersamai anak2 hingga mereka dewasa.
Semoga anak
keturunan kita dimasukkan dalam barisan orang2 sholeh yang mencintai Rabb dan
Rosulnya.
Semoga kebersamaan
keluarga dipertemukan di JannahNya.
Solichati, 13 Februari 2018
#Day2
#13Februari2018
#KotaBatu
#6,5y, 4y, 34mgg
#KelasPortofolioAnakbyGPA
#GriyaPortofolioAnak
#MengikatMaknaSepenuhCinta
#PekaAkanUnikAnak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar