UJIAN
KONSISTENSI
Pagi ini di hari libur. Kakak meminta ijin
untuk ikut umik belanja ke melijo. Selama perjalanan kami mendiskusikan tentang
kesepakatan semalam saat membuat kencleng tabungan dan infak. Tentang jatah
uang jajan dan infak. Sejauh ini kakak bisa kooperatif ketika diajak diskusi.
Sesampainya di melijo, umi berbelanja beberapa ikan untuk lauk. Tidak banyak
belanja karena sayur sudah matang.
Sekilas ketika umi sedang belanja, kakak
raihan melihat ada toko langganan beli kue sedang buka. Mulailah tanda2
merengek ingin membeli kue. Maka umipun mengingatkan tentang kesepakatan jatah
uang jajan. Umi mengijinkan jika beli kue yang harganya 2.000 jika lebih dari
itu umi tidak membawa uang lebih. Dan sudah sesuai kesepakatan kakak hanya akan
diberi uang jajan 2.000 saja. Setelah mendengar penjelasan umik, kakak
mengangguk. Alhamdulilah semoga Allah menguatkan komitmen dalam hatinya.
Tiba2 neneknya dating dari arah pasar, dan
mampir ke melijo. Spontan saja si nenek menawarkan kakak beli mainan atau kue.
Sesaat kakak melirik dan melihat umik, tanda meminta ijin. Umi bilang tunggu
umik selesai belanja. Eh ternyata si nenek sudah langsung ajak saja kakak ke
toko. Ditawarkan beli banyak macam kue, sepertinya pun kakak tergoda untuk
membeli kue yang banyak. Hmmm dilemma sesaat yang dialami si kakak antara
komitmen 2.000 per hari dengan tawaran nenek yang tak perlu mengeluarkan uang. Hmmmm
daroi kajauhan umik melihat dan mengamati respon kakak. Akhirnya jebol juga
pertahanan untuk konsisten 2.000/hari. Meski kakak sebenarnya tidak mau membeli
banyak kue karena sudah janji pada umik, tapi aturan yang ditawarkan nenek
berbeda. Dan kakak pun membeli kue seharga 3.000. Wajahnya tampak tidak bahagia…
umik berharap ini karena dia kecewa tidak mampu menepati janji. Dan selama
perjalanan pulang dari belanja kakak tdiak banyak cerita tentang kue yang
dibelinya bersama nenek, hanya sesaat kemudian dia bilang, umik ini emak yang
belikan. Hmmmm inilah ujian konsisten dan komitmen yang akan dialami
abi-umik-dan anak2 tentang pembiasaan menabung, jatah jajan dan yang lainnya. Setidaknya
ananda sudah bisa memahami arti menepati janji dan komitmen dengan kesepakatan
yang telah dibuat. Meski diluar sana ananda akan menghadapi banyak hal yang
akan menggoda nya.
Tantangannya adalah ketika tinggal dekat
dengan keluarga besar dengan aturan yang berbeda, nenek kakek yang memanjakan
anak2. Semoga umik dan abi menemukan pola yang tepat untuk melatih konsistensi
dimanapun dan dengan siapapun berada. Inilah ujian konsistensi. Ya Rabb
mudahkan kami.
Solichati 21/9/2017
#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial
Tidak ada komentar:
Posting Komentar