HARTA
KITA YANG SESUNGGUHNYA ADALAH YANG KITA INFAKKAN
Duka umat muslim dibelahan bumi lain
adalah duka kita, begitulah kata Rasulullah bahwa umat muslim yang satu dengan
yang lain adalah saudara, mereka ibarat satu tubuh. Jika ada salah satu bagian
tubuh yang sakit maka bagian tubuh yang lain akan merasakan sakit pula. Inilah
diskusi umi dan anak2 beberapa hari ini, pasalnya kakak sering bertanya knapa
ada kardus infak di dekat pintu gerbang sekolah. Kenapa umi infaknya selalu
pakai uang kertas? (heeee biasanya ananda infak di mushola terdekat dengan uang
koin, atau di hari raya saat sholat hari raya abi akan memberikan mereka uang
kertas atau dibeberapa momen yang lain pula). Sedikit cerita tentang kondisi
saudara di Rohingya, Myanmar itulah alas an kenapa ada kardus infak di pintu
gerbang sekolah, kita diminta untuk membantu saudara sesame muslim yang sedang
dalam kesulitan atau kesusahan. Dengan kepala mengangguk, kakak bilang kalau
besok mau bawa uang infak lagi. Maka setiap pagi sebelum berangkat sekolah
kakak selalu mengingatkan umi untuk membawakan uang infak… Alhamdulillah. Meski
entah dia sudah paham atau belum setidaknya yang dia pahami bahwa sedekah itu
menyenangkan.
Maka di lain kesempatan, beberapa hari
ini drumah kami selalu banyak tamu karena ada acara dirumah baik teman abi
maupun teman umi. Datang silih berganti. Seperti biasa kami selalu berusaha menyiapkan
penyambutan tamu dengan sebaik2nya, membeli kue, menyiapkan air minum, bahkan
sebisa mungkin menyiapkan makan jika tamu singgah agak lama. Saat abi atau umi
beli banyak kue dan makanan seperti hari ini, duo jagoan pun bertanya kenapa
boros beli kuenya terlalu banyak… Disinilah diskusi kami berlangsung tentang
memuliakan tamu, menjamu tamu dengan sebaik2nya yang kita mampu tanpa harus
memaksa atau mengada-ada atau berlebihan.
R : Berbagi makanan sama dengan sedekah
juga mi?
U : Iya sayang… sedekah tidak harus
selalu berupa uang. Makanan, pakaian atau bahkan hanya sekedar senyuman.
R : Tapi kalo beli makanan untuk berbagi
boroskan mi?
U : Kalau untuk kita sendiri dan memakan
berlebihan itu boros. Tapi kalau untuk kita sedekahkan atau kita infakkan maka
harus infak sebanyak2nya. Karena itu harta kita yang sesungguhnya nak.
R : oooo begitu, sambil mengangguk kepala
(hmmm entahlah dia paham atau tidak, itu tidak penting untuk saat ini)
U : Ayooo kita perbanyak tabungan amal
baik dengan banyak bersedekah yuk…
RZ : Ayooo mik… aku mau menabung juga
biar bisa infak banyak.
U : Oke… ayo besok kita buat 1 lagi kotak
uang khusus untuk kotak infak.
Setidaknya begitulah diskusi kami. Berbagi
terkadang menjadi hal yang tdk disenangi anak2 karena mereka merasa haknya
berkurang… tapi dengan cerita ttg sedekah semoga kelak anak2 akan mencintai dan
senang untuk berbagi, infak dan sedekah. Masih ingat saat sering diskusi dengan
suami ttg harta yang kita infakkan. Allah banyak menyadarkan saya ttg semangat
dan berbanyak sedekah saat dipertemukan suami. Smg semua rezeki barokah…dan
Allah menerima amal ibadah kami. Aamiin
Solichati 16/9/2017
#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial
Tidak ada komentar:
Posting Komentar