Sabtu, 16 September 2017

Day3#HARTA YG SESUNGGUHNYA ADALAH YG KITA INFAKKAN



HARTA KITA YANG SESUNGGUHNYA ADALAH YANG KITA INFAKKAN

Duka umat muslim dibelahan bumi lain adalah duka kita, begitulah kata Rasulullah bahwa umat muslim yang satu dengan yang lain adalah saudara, mereka ibarat satu tubuh. Jika ada salah satu bagian tubuh yang sakit maka bagian tubuh yang lain akan merasakan sakit pula. Inilah diskusi umi dan anak2 beberapa hari ini, pasalnya kakak sering bertanya knapa ada kardus infak di dekat pintu gerbang sekolah. Kenapa umi infaknya selalu pakai uang kertas? (heeee biasanya ananda infak di mushola terdekat dengan uang koin, atau di hari raya saat sholat hari raya abi akan memberikan mereka uang kertas atau dibeberapa momen yang lain pula). Sedikit cerita tentang kondisi saudara di Rohingya, Myanmar itulah alas an kenapa ada kardus infak di pintu gerbang sekolah, kita diminta untuk membantu saudara sesame muslim yang sedang dalam kesulitan atau kesusahan. Dengan kepala mengangguk, kakak bilang kalau besok mau bawa uang infak lagi. Maka setiap pagi sebelum berangkat sekolah kakak selalu mengingatkan umi untuk membawakan uang infak… Alhamdulillah. Meski entah dia sudah paham atau belum setidaknya yang dia pahami bahwa sedekah itu menyenangkan.

Maka di lain kesempatan, beberapa hari ini drumah kami selalu banyak tamu karena ada acara dirumah baik teman abi maupun teman umi. Datang silih berganti. Seperti biasa kami selalu berusaha menyiapkan penyambutan tamu dengan sebaik2nya, membeli kue, menyiapkan air minum, bahkan sebisa mungkin menyiapkan makan jika tamu singgah agak lama. Saat abi atau umi beli banyak kue dan makanan seperti hari ini, duo jagoan pun bertanya kenapa boros beli kuenya terlalu banyak… Disinilah diskusi kami berlangsung tentang memuliakan tamu, menjamu tamu dengan sebaik2nya yang kita mampu tanpa harus memaksa atau mengada-ada atau berlebihan.
R : Berbagi makanan sama dengan sedekah juga mi?
U : Iya sayang… sedekah tidak harus selalu berupa uang. Makanan, pakaian atau bahkan hanya sekedar senyuman.
R : Tapi kalo beli makanan untuk berbagi boroskan mi?
U : Kalau untuk kita sendiri dan memakan berlebihan itu boros. Tapi kalau untuk kita sedekahkan atau kita infakkan maka harus infak sebanyak2nya. Karena itu harta kita yang sesungguhnya nak.
R : oooo begitu, sambil mengangguk kepala (hmmm entahlah dia paham atau tidak, itu tidak penting untuk saat ini)
U : Ayooo kita perbanyak tabungan amal baik dengan banyak bersedekah yuk…
RZ : Ayooo mik… aku mau menabung juga biar bisa infak banyak.
U : Oke… ayo besok kita buat 1 lagi kotak uang khusus untuk kotak infak.

Setidaknya begitulah diskusi kami. Berbagi terkadang menjadi hal yang tdk disenangi anak2 karena mereka merasa haknya berkurang… tapi dengan cerita ttg sedekah semoga kelak anak2 akan mencintai dan senang untuk berbagi, infak dan sedekah. Masih ingat saat sering diskusi dengan suami ttg harta yang kita infakkan. Allah banyak menyadarkan saya ttg semangat dan berbanyak sedekah saat dipertemukan suami. Smg semua rezeki barokah…dan Allah menerima amal ibadah kami. Aamiin

Solichati 16/9/2017

#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial

Tidak ada komentar:

Posting Komentar