PEDAGANG DAN
PEMBELI
Dua hari ini duo jagoan sangat senang bermain
peran menjadi pedagang dan pembeli. Seperti biasa memanfaatkan barang yang ada
dirumah, mainan, buku dan yang lainnya, kakak Ihan mengatur meja dagangan dan Kak
Zaidan mengikuti meski sesekali keduanya tidak ingin diatur oleh yang lain.
Fasilitator kali ini tetap umi tercinta heeee…yang kali ini berperan sebagai
pembeli. Kakak Ihan menjual crayon, kaca pembesar, buku dan puzzle. Sedangkan
kakak Zaidan menjual pernak pernik busybag. Yang sesekali saat bermain sebagai
pedagang mereka juga tergoda untuk memainkan sendiri alat permainan yang ada.
Hari ini kami belajar tentang nominal uang,
menggunakan uang tiruan dari kertas yang sudah kami miliki sebelumnya, mengenal
angka dan harga barang. Setiap kali ditanya harga barang, selalu dijawab 1.000
atau 5.000. Poin penting pembelajaran untuk kakak adalah mengenal nominal uang,
membedakan mana yang lebih banyak atau sedikit jumlah uangnya. Mencoba membuat
kembalian uang untuk pembeli. Dan yang membuat umik terkesima adalah kakak Ihan
mencari buku yang katanya untuk mencatat jumlah uang jualnya. Meski hanya satu
deretan angka yang dituliskannya, tapi setiap melihat lembaran nominal uang,
kakak selalu berpikir angka yang tertera dan jumlah nol yang ada di belakang
angka. Senang sekali dia berperan sebagai penjual, dia sedikit memahami tentang
konsep kerja, meski sesekali umik akan meluruskan kenapa kita harus bekerja,
untuk apa uang hasil kita bekerja. Mencoba memahamkan bahwa rezeki yang atur
Allah, tugas manusia hanya berusaha menjemput rezeki dengan cara yang
baik/halal. Manggut2 dia. Termasuk ketika umik bertanya tentang perasaannya
ketika mendapatkan uang, dia merasa senang, enak ya mik bekerja. Heeee… katanya
aku mau jadi seperti abi, punya pekerjaan yang enak, bisa dapat uang untuk
ditabung dan beli mainan kalau tabungannya sudah banyak.
Lain lagi dengan kakak Zaidan, memang usia
nya baru hampir 4 tahun, dia hanya sedang menikmati bagaiamana cara berbicara
dengan baik pada pembeli, merangkai mainan busybag untuk dijadikan barang yang
bisa dijual. Tentang nominal uang dan harga asal saja dia menyebutkan. Hanya
sesekali dia mencoba menerka angka yang tertulis dalam lembaran kertas uang.
Dia pun senang berperan sebagai pejual atau pedagang.
Menjadi sangat penting bagi kami sekeluarga
untuk memahamkan tentang konsep rezeki, dari mana datangnya rezeki, bagaimana
cara mendapatkan rezeki dan akan dimanfaatkan untuk apa rezeki yang sudah
diberikan Allah. bahwa uang ini hanya sebagian kecil dari rezeki yang bisa
menjadi ujian bagi pemegangnya. Maka kita belajar untuk menggunakan uang dengan
sebaik-baiknya dengan cara yang paling disukai Allah. Semua urusan kita
kembalikan antara Allah suka atau tidak. Jika Allah suka lanjutkan, jika tidak
suka maka tinggalkan.
Jujur saja tantangan kali ini sebenarnya
banyak mengajarkan ilmu pada kami orang tua, menguatkan kembali prinsip2
penting dalam mengelola rezeki, bahkan diskusi kami lebih sering tentang
menjauhi riba sebisa mungkin. Dan kami berdua sepakat transaksi kami di bank
hanya untuk perputaran uang, untuk saving atau pinjam memimjan yang ada resiko
bunga berbunga ini kami hindari. Menjadi penting pula menahan setiap keinginan
yang terkadang menggoda untuk menghalalkan segala cara termasuk menghalalkan
riba demi memenuhi keinginan. Astaghfirullah… Ya Rabb jaga dan jauhkan kami dan
anak keturunan kami dari apa2 yang tidak Engkau ridhoi. Aamiin
Solichati 28/9/2017
#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial
Tidak ada komentar:
Posting Komentar