UANG JAJAN
Siang hari di senin yang cukup terik hari
ini, terkadang membawa kerewelan pada beberapa anak, karena ketidaknyamanan.
Seperti yang terjadi siang ini ketika umik menjemput kakak Z di sekolah. Memang
wajah nya tampak murung entah karen aberkelahi atau apa ananda tidak
menceritakan ke umik. Setelah bersabar beberapa menit menunggu umi selesai
sholat, ananda memberanikan diri untuk meminta dibelika kue sembari menunggu
angkot. Baiklah jawab umi.
Selama perjalanan keluar dari gerbang
sekolah, umik membuat kesepakatan dengan kakak Z tentang kue apa saja yang
boleh dibeli dan berapa maksimal uang jajan yang harus dikeluarkan. Kali ini
ananda merengek minta ini itu, karena kita sudah membuat kesepakatan maka umi
pun berusaha untuk konsisten, Dan ananda pun mampu bersabar menahan nafsu dan
menunaikan kesepakatan. Bahkan ketika di toko pun ananda merayu umik membeli
kue agak banyak agar bisa berbagi dengan kakak R. maka kita buat kesepakatan
ulang, kita hitung bersama jumlah kue dan cukup untuk dibagi. Alhamdulillah
ananda sanggup untuk bekerjasama dengan kesepakatan.
Sesampainya drumah, kakak Z tidak ingin
langsung kerumah, tapi mau mencari kakak drumah eyang. Saat perjalanan menuju
rumah eyang, kami melihat kakak berlari ke arah selatan dan tampak membawa
kertas. Umik menduga yang dibawa adalah uang. Hmmmm resiko tinggal berdekatan
dengan keluarga besar, tantanganannya adalah tetap konsisten dengan kesepakatan
dan aturan meski tidak mudah. Tetapi tetap harus menjadi upaya untuk ditunaikan
dan mengkomunikasikan dengan keluarga besar. Setelah kakak pulang ternyata
benar kakak membawa uang dan digunakan untuk membeli mainan, hanya seribu kok
mik, dan kakak R pun mengembalikan uang kembalian ke mbahkong nya.
Alhamdulillah ananda jujur dan tidak sembunyi-sembunyi meski tau apa komentar
umiknya nanti. Maka saat makan kue bersama pun umi bercerita sambil berpesan
tentang jatah uang jajan, bagaimana menggunakannya, dan bagaimana belajar
berhemat. Membeli sesuatu atas dasar kebutuhan dan bukan atas keinginan atau
nafsu saja.
Bercerita begini pada anak2 sebenarnya juga
dalam rangka memperbaiki diri sendiri. Abi dan umi pun akan terus belajar untuk
memperbaiki manajemen keuangan yang terkadang mulai amburadul. Hiks sedih
sebenarnya… Tapi harus segera beres. Umik akan menelaah jatah uang belanja
sudah teralokasi sesuai porsinya atau belum. Begitu pula dengan abi yang sedang
focus akan belajar disiplin memisahkan keuangan bisnis dan rumah tangga. Hmmm
lagi2 tidak mudah, tapi itulah perjuangan yang akan mengantarkan pada
kesuksesan.
Besok kami bersepakat akan menyelesaikan
kotak tabungan dan infak yang tertunda dikerjakan hari ini. Semoga Allah
senantiasa membimbing kami. Aamiin.
Solichati 18/9/2017
#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial
Tidak ada komentar:
Posting Komentar