Senin, 18 September 2017

Day5#UANG JAJAN



UANG JAJAN

Siang hari di senin yang cukup terik hari ini, terkadang membawa kerewelan pada beberapa anak, karena ketidaknyamanan. Seperti yang terjadi siang ini ketika umik menjemput kakak Z di sekolah. Memang wajah nya tampak murung entah karen aberkelahi atau apa ananda tidak menceritakan ke umik. Setelah bersabar beberapa menit menunggu umi selesai sholat, ananda memberanikan diri untuk meminta dibelika kue sembari menunggu angkot. Baiklah jawab umi.

Selama perjalanan keluar dari gerbang sekolah, umik membuat kesepakatan dengan kakak Z tentang kue apa saja yang boleh dibeli dan berapa maksimal uang jajan yang harus dikeluarkan. Kali ini ananda merengek minta ini itu, karena kita sudah membuat kesepakatan maka umi pun berusaha untuk konsisten, Dan ananda pun mampu bersabar menahan nafsu dan menunaikan kesepakatan. Bahkan ketika di toko pun ananda merayu umik membeli kue agak banyak agar bisa berbagi dengan kakak R. maka kita buat kesepakatan ulang, kita hitung bersama jumlah kue dan cukup untuk dibagi. Alhamdulillah ananda sanggup untuk bekerjasama dengan kesepakatan.

Sesampainya drumah, kakak Z tidak ingin langsung kerumah, tapi mau mencari kakak drumah eyang. Saat perjalanan menuju rumah eyang, kami melihat kakak berlari ke arah selatan dan tampak membawa kertas. Umik menduga yang dibawa adalah uang. Hmmmm resiko tinggal berdekatan dengan keluarga besar, tantanganannya adalah tetap konsisten dengan kesepakatan dan aturan meski tidak mudah. Tetapi tetap harus menjadi upaya untuk ditunaikan dan mengkomunikasikan dengan keluarga besar. Setelah kakak pulang ternyata benar kakak membawa uang dan digunakan untuk membeli mainan, hanya seribu kok mik, dan kakak R pun mengembalikan uang kembalian ke mbahkong nya. Alhamdulillah ananda jujur dan tidak sembunyi-sembunyi meski tau apa komentar umiknya nanti. Maka saat makan kue bersama pun umi bercerita sambil berpesan tentang jatah uang jajan, bagaimana menggunakannya, dan bagaimana belajar berhemat. Membeli sesuatu atas dasar kebutuhan dan bukan atas keinginan atau nafsu saja.

Bercerita begini pada anak2 sebenarnya juga dalam rangka memperbaiki diri sendiri. Abi dan umi pun akan terus belajar untuk memperbaiki manajemen keuangan yang terkadang mulai amburadul. Hiks sedih sebenarnya… Tapi harus segera beres. Umik akan menelaah jatah uang belanja sudah teralokasi sesuai porsinya atau belum. Begitu pula dengan abi yang sedang focus akan belajar disiplin memisahkan keuangan bisnis dan rumah tangga. Hmmm lagi2 tidak mudah, tapi itulah perjuangan yang akan mengantarkan pada kesuksesan.

Besok kami bersepakat akan menyelesaikan kotak tabungan dan infak yang tertunda dikerjakan hari ini. Semoga Allah senantiasa membimbing kami. Aamiin.

Solichati 18/9/2017

#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial

Tidak ada komentar:

Posting Komentar