SEHAT PUN ADALAH REZEKI
Masyaallah…
astaghfirullah, lagi-lagi masih tertunda untuk membuat kotak infak dan
memperbaiki kotak tabungan. Semoga di lain hari diberikan kemudahan untuk
meluangkan waktu. Pasalnya beberapa hari ini umi diamanahi untuk menjeput kakak
Zaidan, sehingga waktu kakak Raihan banyak dihabiskan drumah eyang. Maka pembelajaran
finansial umik dan kakak hari ini berangkat dari dialog tentang nominal uang.
Seperti biasa pagi hari ketika kakak hendak berangkat sekolah kakak meminta
uang untuk infak. Dan kali ini umi memberikan uang 2.000 an untuk kakak. Spontan
saja kakak langusng berkomentar kok Cuma 2.000? Heee umi pun cengir lihat
ekspresi dan komentar kakak Raihan. Coba dilihat dulu le ada berapa lembar?
Infak tidak harus banyak nak, sedikit tapi kita bisa rutin infak dan ikhlas
karena Allah maka itu jauh lebih baik daripada kita infak banyak tapi niat
baiknya gugur karena kita ingin dipuji orang lain.
Sore harinya
kami bertiga, abi-umi-kakak Raihan, pergi ke dokter dekat rumah umi. Untuk memeriksakan
tangan abi yang sakit dan kulit kakak yang muncul bintik2. Dokter yang kami
kunjungi adalah teman umi. Eh diperjalanan baru ingat kalau abi tidak membawa
uang. Hmmm umi berdoa saja smoga uang di dompet umi cukup. Meski biasanya kami
tidak boleh membayar saat periksa. Subhanallah ternyata dokter prakteknya kali
ini dialihkan karena dokter yang teman umi sedang tidak di tempat. Selesai
periksa kami pun merogoh uang yang Alhamdulillah cukup (sempet khawatir uang
gak cukup)… dan kamipun berdiskusi tentang nikmatnya sehat. Karena jika sakit
harus membayar mahal untuk berobat. Maka rezekipun tidak harus berupa uang,
maka nikmat sehat pun adalah rezeki yang tak terhingga. Sepulang periksa pun
kakak janji akan makan yang sehat2…
Solichati 19/9/2017
#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial
Tidak ada komentar:
Posting Komentar