BICARA BAIK ATAU DIAM
Seorang anak adalah peniru
ulung terhadap apa dan siapa yang dilihatnya. Terkadang tanpa disadari apa yang
mereka lakukan atau katakan adalah imitasi dari perilaku orang dewasa di
sekitarnya. Hmmmm jadi banyak-banyak instropeksi diri ketika menemukan
anak-anak bertingkah atau berkata yang mungkin kadang tidak sesuai dengan yang
kita harapkan. Jangan-jangan ada perilaku yang sedang ditirukan oleh mereka.
Siapa ya… dari uminya atau dari abinya. Heee benerlah adanya keberadaan anak2
terkadang membuat orang tua banyak instropeksi diri.
Inilah yang sedang kami
diskusikan dengan kakak Ihan, tipe pemimpin yang butuh berbenah dalam hal
berkomunikasi. Kakak Ihan yang tidak banyak bicara tapi banyak berbuat
terkadang butuh arahan untuk mengungkapkan isi hati/keinginan dengan cara yang
baik. Sering kali yang keluar dari lisan kakak terdengar seperti orang yang
sedang marah terhadap orang lain, tidak berkenan dan masih banyak deretan
ketidaksukaan yang lainnya. Maka kami pun belajar bersama untuk memperbaiki
cara berkomunikasi menjadi komunikasi yang lebih produktif. Tidak mudah
tentunya merubah kebiasaan yng sudah spontan muncul, tetapi semua butuh proses
untuk menjadi lebih baik. Termasuk kakak Ihan dan kami orang tuanya. Bisa jadi
kakak berperilaku demikian karena itulah yang tampak olehnya dari orang
terdekatnya. Astaghfirullah…
Masih teringat bahwa benarlah
adanya kitalah yang bertanggungjawab terhadap hasil komunikasi yang kita
lakukan. Jika kita berbiacar dengan cara negative maka hasil yang kita dapatkan
dari lawan bicara kita juga hal yang negative. Demikian pula sebaliknya. Dan
kali ini kakak Ihan berusaha membuktikan mencoba untuk belajar berbicara dengan
cara yang baik, intonasi yang rendah… Daaan kakak Zaidan pun mau mendengarkan
arahan kakak Ihan. Biasanya tidak demikian, dengan gaya bicara kakak Ihan yang
sangat dominan mengatur orang terkadang menyulut emosi lawan bicara untuk
berperilaku negative pula seperti marah misalnya. Ketika menemukan kakak Ihan
sedang berjuang keras untuk belajar komunikasi produktif, umi pun memberikan
reward dengan memberikan pujian, senang mendengar kakak Ihan mampu berbicara
dengan baik. Maka seharian bermain dengan adeknya pun kakak Ihan terus berusaha
berbiacar dengan baik agar adeknya mau mendengarkan dan mengikuti perintahnya.
Heeee commander banget nih si sulung. Alhamdulillah suasana bermain bersama pun
menjadi lebih ceria dan hangat.
Hari ini ide kakak ihan
berkutat bermain evamath, kelereng dan mobil. Merangkai evamath membentuk garasi,
jembatan, pipa lorong dan masih banyak lagi. Belajar memasukkan kelereng ke
dalam botol, menerima konsekuensi dengan coretan bedak di wajah jika kelereng
tak masuk lubang botol. Selama waktu bermain pun kakak Ihan masih terus belajar
untuk bisa berkomunikasi dan menyampaikan keinginan dengan cara bicara yang
baik. Umi pun sesekali mengingatkan kakak Ihan, jika tidak bisa bicara dengan
baik, maka lebih baik diam. Setidaknya mengajak ananda untuk meneladani
Rasulullah. MasyaAllah senangnya bisa membersamai ananda dengan sepenuh hati
dan sepenuh waktu.
Solichati, 9 Mei 2018
#Day86
#9Mei2018
#KotaBatu
#6y11m, 4y5m, 56d
#FitrahBelajar
#KelasPortofolioAnakbyGPA
#GriyaPortofolioAnak
#MengikatMaknaSepenuhCinta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar