Minggu, 23 April 2017

KENALI DAN CINTAI ALQUR'AN#Day3



Belajar mengenal dan mencintai Alqur’an

Masih ingat betul diskusi alot saya dan suami saat hendak memutuskan anak2 memasuki sekolah khusus untuk belajar dan menghafal Alqu’an. Yang saat itu kami diskusi seputar poin pentingnya mengenalkan Al-qur’an pada anak2 sejak dini sebagai jalan bagi kami untuk membuat anak2 makin cinta dengan kitab yang menjadi pedoman hidupnya. Tapi disatu sisi ada kegalauan bagi kami tentang metode pembelajaran yang belum tentu akan sesuai dengan gaya belajar anak2 kami, selain itu juga ada salah satu pemateri parenting yang mengatakan bahwa tidak selayaknya anak2 terbebani dengan keinginan orang tua untuk menjadi penghafal Alqur’an dengan memasukkan pada sekolah2 Alqur’an, sehingga anak2 merasa terpaksa dan mencederai fitrohnya (hmmmm sebenernya untuk statemen tidak perlu terburu2 memasukkan anak ke sekolah khusus Alqur,an dg berbagai pandangan diatas ada yang membuat saya tidak sepakat juga sih). Mengingat kenalkan anak2 pada Allah dan Alqur,an sebagai pedoman hidupnya sebelum mengenal lainnya, menurut saya lebih menjadi sebuah keharusan. Jadi ingat anak2 yang secara fisik memiliki banyak keterbatasn dan bisa menghafal Alqur’an ternyata karena Alqur’an itulah kata2 yang pertama kali dia dengar. Atau ada kisah anak autis yang lebih bisa mengikuti aktivitas dengan baik stelah diterapi dengan Alquran dan saat ini dia sudah menghafalkan beberapa juz Alqur’an. Semoga bisa menjadi investasi bagi kedua orang tuanya. Atau masih banyak lagi kehebatan anak2 yang untuk pertama kalinya dikenalkan terlebih dahulu dengan alqur’an.

Diskusi panjang lebar kami berdua mencapai titik temu, setidaknya yang membuat kami sepakat dan memantapkan niat memasukkan anak2 kami pada Rumah tahfidz balita. Kami meyakini bahwa orang terbaik adalah yang mempelajari Alqur,an dan mengajarkannya. Tentang metode yang digunakan kami menganggap ini adalah proses kesabaran yang akan dilalui anak2 menadapatkan ilmu yang barokah, adab2 mempelajari Alqur’an (meski ini proses panjang untuk mengenalkan adab), dan kesungguhan untuk semangat berdekat2 dengan alqur’an. Nah tentang gaya belajar ananda ini yang kami siasati untuk mengoptimalkan driumah. Karena kami memahami bahwa ketika disekolah nantinya metode yang digunakan tdk sepenuhnya ramah dengan gaya belajar mereka. Tak apalah saya dan suami sepakat bahwa ini bagian dari mengenalkan lingkungan teman2 yang juga semangat mempelajari Alqur’an.
Karena sedih banget ya lihat fenomena anak2 muslim yang bahkan nggak tau isi Alqu’an, ayat Alqur’an, heboh belajar Alqu’an saat ada org lain yang menghina Alqur’an. Hmmmm ini juga bagian dari mwmotivasi kami orang tua untuk istiqomah mempelajari Alqur’an.

Setelah hampir 1 semester belajar di sekolah Alqur’an (RUTABA), Alhamdulillah anak2 merasa nyaman dan semangat. Keberadaan lingkungan dan teman2 yang semangat setidaknya turut andil memberikan semangat pada duo jagoan untuk istiqomah belajar. Si kecil yang awalnya agak bosan karen atidak boleh ini itu, sekarang semacam sudah ketagihan menghafal Alqur’an. PR besar kami orang tua ketika anak2 mulai beerat dan bosan karena setiap hari akan mendengarkan lantunan ayat Alquran, kami bangkitkan kembali fitrah keimanan tentang Allah, kenapa Allah menurunkan Alqur’an, knapa kita harus belajar Alqur’an, knapa lantunan Alqur’an jauh lebih daripada lantunan yang lain, kanapa rumah harus selalu dibacakan ayat2 Alqur’an perlahan2 menjadi bahan diskusi kami untuk menguatkan keimanan dan semangat kami sekeluarga. Alahmdulillah dengan berjalannya waktu anak2 jatuh cinta dengan sendirinya.

Beginilah keseharian saya menguatkan hafalan duo jagoan menyesuaikan dengan gaya belajar mereka yang tak sepenuhnya mereka dapatkan saat di sekolah. Seperti hari ini Ahad 23 april 2017, menjelang maghrib menjadi waktu yang paling efektif untuk murojaah hafalan drumah, sekaligus prepare sholat maghrib. Hari ini menghafal mulai surat An Naba-Al Insyiqaq. Murojaah kali langsung dpandu umi tanpa bantuan speaker karena lebih memudahkan untuk cek hafalan mereka. Selama murojaah anak2 lebih suka sambung ayat… umi baca 1 ayat anak2 yang melanjutkan bgitu sterusnya sampai murojaah berakhir. Wajah bosan sesekali akan tampak jika mereka harus menghafal penuh satu surat. Tapi dengan metode yang saya buat sambung ayat anak2 suka banget dan ceria. Kakak tipikal yang urut saat menghafal, jadi klo berhenti di satu ayat berpikir lama untuk melanjutkan. Si adek dengan keunikan kemampuan auditorinya lebih nyaman dengan asal saja mengungkapkan secara verbal melanjuutkan atau membenarkan jika diantara kami ada yang terlupa. Sesekali umi sengaja untuk lupa, karena ingin melihat respon anak2 apakah anak2 akan membenarkan kesalahan bacaan umi atau tidak. Dan mmg Zaidan yang lebih cepat untuk tanggap saat terdengar keselahan ayat yang umi baca.
Diantara sekian cara, duduk tenang untuk menghafal yang belum bisa dipenuhi anak2, lari kesana kemari, mainan… tetap menjadi cara untuk mereka menghafal Alqur’an. Heeee saya belum bisa memakasakan mereka harus duduk tenang karena tahap perkembangan mereka juga masih dominan motoriknya, sesekali nasehat tentang adab membaca Alqur’an tetap kami sounding. Selain mendengarkan, sambung ayat sesekali anak2 juga meminta untuk diceritakan arti dari ayat2 yang dihafalkan, Nah di sesi ini mata anak2 lebih berbinar ketika tahu artinya semacam dongeng (heeee), kalau adek lebih suka hanya mendengar umi bercerita sedangkan kakak terkadang lebih suka jika dia tau ayat mana yang dibaca, halaman berapa dan tau fisiknya Alqur’an meski belum bisa baca, tapi dia selalu pengen tau dan ditunjukkan ayat mana yang sedang dibaca. Alahmdulillah menghafal sesuai dengan gaya belajar mereka ternyata lebih menyenangkan bagi mereka. Tidak merasa terbebani dan sangat menikmati untaian ayat yang keluar dari lisan mereka. Murojaah sore ini sangat kompak yaaa… tidak banyak interupsi Heeeee. Alhamdulillah kholas hafalan AnNaba-Al Insyiqoq… saatnya menyemangati mereka untuk murojaah dengan Ustadzah saat disekolah.
Inilah yang saya dan suami tekankan bukan pada berapa banyak ayat yang akan mereka hafal…tapi lebih pada semangat mereka untuk belajar dan mencintai Alqur’an. Kamipun tidak pasang target hafalan bagi mereka…mengalir sajalah karena masing2 mereka unik sesuai dengan kesanggupan mereka sajalah. Yang penting adalah pembiasaan agar ayat2 Allah saja yang akan menghiasi telinga mereka.
Ya Rabb jadikan keimanan kuat dalam hati2 kami hingga kami mampu memahami Aluqr’an sebagai sebaik2 pedoman bagi kehidupan kami. Aamiin

Solichati#23April2017

#Tantangan10Hari
#Level4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunSayIIP





FORM PENGAMATAN GAYA BELAJAR ANAK (M. Raihan Azmi 5y10m)
Tanggal
Aktivitas
Visual
Auditori
Kinestetik
Kesimpulan
21/4/2017
Telling Story dan praktek Adab2 Makan
Tatapan mata dan kehadiran yang bercerita selalu dibutuhkan kakak

Meminta membuka buku tentang adab2 makan Rosul (seri Amazzing)

Mendengarkan meski sesekali lebih fokus melihat gerak gerik saat umi cerita
Mengamati gerak gerik

Mempraktekkan tentang adab2 makan sambil menghafalkan hadis
Visual

Kinestetik
22/4/2017
Telling Story “Kisah Nabi Nuh”
Menatap video dan mencermati sesi demi sesi cerita

Mata tidak pernah beralih meski disekitarnya ada kegaduhan (suara umi dan adek)
Tidak menghiraukan kegaduhan disekitarnya

Merespon lama jika diajak umi berbicara (focus nonton euy)
ananda duduk tenang menyimak
Visual
23/4/2017
Murojaah Alqur’an
Membawa Alqur’an

Meminta diberikan tanda pada ayat yang dibaca
Mendengarkan ayat2 yang dibaca

Sambung ayat, melatih konsentrasi untuk mendengarkan dengan benar

Mendengarkan cerita atau arti dari ayat yang dihafalkan
Menhafal sambil bermain

Menghafal sambil lompat2 saat gilirannya melanjutkan ayat

Sambung ayat : perpindahan dari ayat ke ayat secara bergantian sbg bentuk perpindahan meski fisik tetap ditempat. Heee semacam lompat2 ayat tapi tetap urut yaaaa yang dibaca
Visual

Auditori

Kinestetik

FORM PENGAMATAN GAYA BELAJAR ANAK (M. Zaidan Fahmi 3y4m)
Tanggal
Aktivitas
Visual
Auditori
Kinestetik
Kesimpulan
21/4/2017               
Telling Story dan praktek Adab2 Makan
Sesekali mengamati lawan bicara
Mengemukakan ide dengan verbal

Mengingatkan kakak dengan verbal

Banyak berbicara dan ikut menyambung cerita
-
Auditori
22/4/2017
Telling Story “Kisah Nabi Nuh”
Melihat video (tidak focus)

Mudah terganggu dengan lingkungan sekitar
Mencari2 sumber suara yang menyenangkan (lagu dari film yang ditonton)

Lebih tertarik dengan cerita langsung dari umi menjelaskan isi video nya

Antusias saat diajak bercerita tentang isi cerita

Duduk tenang menyimak (meski sesekali bergerak2 tanda bosan saat aktivitas hanya dominan melihat)
Auditori
23/4/2017
Murojaah Alqur’an
____________
Mendengarkan ayat2 yang dibaca

Sambung ayat, melatih konsentrasi untuk mendengarkan dengan benar

Mendengarkan cerita atau arti dari ayat yang dihafalkan
Menhafal sambil bermain

Menghafal sambil lompat2 saat gilirannya melanjutkan ayat

Sambung ayat : perpindahan dari ayat ke ayat secara bergantian sbg bentuk perpindahan meski fisik tetap ditempat. Heee semacam lompat2 ayat tapi tetap urut yaaaa yang dibaca
Auditori

Kinestetik











Tidak ada komentar:

Posting Komentar