Belajar mengenal dan mencintai
Alqur’an
Masih ingat betul diskusi alot saya dan suami
saat hendak memutuskan anak2 memasuki sekolah khusus untuk belajar dan
menghafal Alqu’an. Yang saat itu kami diskusi seputar poin pentingnya
mengenalkan Al-qur’an pada anak2 sejak dini sebagai jalan bagi kami untuk
membuat anak2 makin cinta dengan kitab yang menjadi pedoman hidupnya. Tapi
disatu sisi ada kegalauan bagi kami tentang metode pembelajaran yang belum
tentu akan sesuai dengan gaya belajar anak2 kami, selain itu juga ada salah
satu pemateri parenting yang mengatakan bahwa tidak selayaknya anak2 terbebani dengan
keinginan orang tua untuk menjadi penghafal Alqur’an dengan memasukkan pada
sekolah2 Alqur’an, sehingga anak2 merasa terpaksa dan mencederai fitrohnya
(hmmmm sebenernya untuk statemen tidak perlu terburu2 memasukkan anak ke
sekolah khusus Alqur,an dg berbagai pandangan diatas ada yang membuat saya
tidak sepakat juga sih). Mengingat kenalkan anak2 pada Allah dan Alqur,an
sebagai pedoman hidupnya sebelum mengenal lainnya, menurut saya lebih menjadi
sebuah keharusan. Jadi ingat anak2 yang secara fisik memiliki banyak keterbatasn
dan bisa menghafal Alqur’an ternyata karena Alqur’an itulah kata2 yang pertama
kali dia dengar. Atau ada kisah anak autis yang lebih bisa mengikuti aktivitas
dengan baik stelah diterapi dengan Alquran dan saat ini dia sudah menghafalkan
beberapa juz Alqur’an. Semoga bisa menjadi investasi bagi kedua orang tuanya.
Atau masih banyak lagi kehebatan anak2 yang untuk pertama kalinya dikenalkan
terlebih dahulu dengan alqur’an.
Diskusi panjang lebar kami berdua mencapai
titik temu, setidaknya yang membuat kami sepakat dan memantapkan niat
memasukkan anak2 kami pada Rumah tahfidz balita. Kami meyakini bahwa orang
terbaik adalah yang mempelajari Alqur,an dan mengajarkannya. Tentang metode
yang digunakan kami menganggap ini adalah proses kesabaran yang akan dilalui
anak2 menadapatkan ilmu yang barokah, adab2 mempelajari Alqur’an (meski ini
proses panjang untuk mengenalkan adab), dan kesungguhan untuk semangat
berdekat2 dengan alqur’an. Nah tentang gaya belajar ananda ini yang kami
siasati untuk mengoptimalkan driumah. Karena kami memahami bahwa ketika
disekolah nantinya metode yang digunakan tdk sepenuhnya ramah dengan gaya
belajar mereka. Tak apalah saya dan suami sepakat bahwa ini bagian dari
mengenalkan lingkungan teman2 yang juga semangat mempelajari Alqur’an.
Karena sedih banget ya lihat fenomena anak2
muslim yang bahkan nggak tau isi Alqu’an, ayat Alqur’an, heboh belajar Alqu’an
saat ada org lain yang menghina Alqur’an. Hmmmm ini juga bagian dari mwmotivasi
kami orang tua untuk istiqomah mempelajari Alqur’an.
Setelah hampir 1 semester belajar di sekolah
Alqur’an (RUTABA), Alhamdulillah anak2 merasa nyaman dan semangat. Keberadaan
lingkungan dan teman2 yang semangat setidaknya turut andil memberikan semangat
pada duo jagoan untuk istiqomah belajar. Si kecil yang awalnya agak bosan karen
atidak boleh ini itu, sekarang semacam sudah ketagihan menghafal Alqur’an. PR
besar kami orang tua ketika anak2 mulai beerat dan bosan karena setiap hari
akan mendengarkan lantunan ayat Alquran, kami bangkitkan kembali fitrah
keimanan tentang Allah, kenapa Allah menurunkan Alqur’an, knapa kita harus
belajar Alqur’an, knapa lantunan Alqur’an jauh lebih daripada lantunan yang
lain, kanapa rumah harus selalu dibacakan ayat2 Alqur’an perlahan2 menjadi
bahan diskusi kami untuk menguatkan keimanan dan semangat kami sekeluarga.
Alahmdulillah dengan berjalannya waktu anak2 jatuh cinta dengan sendirinya.
Beginilah keseharian saya menguatkan hafalan
duo jagoan menyesuaikan dengan gaya belajar mereka yang tak sepenuhnya mereka
dapatkan saat di sekolah. Seperti hari ini Ahad 23 april 2017, menjelang
maghrib menjadi waktu yang paling efektif untuk murojaah hafalan drumah, sekaligus
prepare sholat maghrib. Hari ini menghafal mulai surat An Naba-Al Insyiqaq.
Murojaah kali langsung dpandu umi tanpa bantuan speaker karena lebih memudahkan
untuk cek hafalan mereka. Selama murojaah anak2 lebih suka sambung ayat… umi
baca 1 ayat anak2 yang melanjutkan bgitu sterusnya sampai murojaah berakhir.
Wajah bosan sesekali akan tampak jika mereka harus menghafal penuh satu surat.
Tapi dengan metode yang saya buat sambung ayat anak2 suka banget dan ceria.
Kakak tipikal yang urut saat menghafal, jadi klo berhenti di satu ayat berpikir
lama untuk melanjutkan. Si adek dengan keunikan kemampuan auditorinya lebih
nyaman dengan asal saja mengungkapkan secara verbal melanjuutkan atau
membenarkan jika diantara kami ada yang terlupa. Sesekali umi sengaja untuk
lupa, karena ingin melihat respon anak2 apakah anak2 akan membenarkan kesalahan
bacaan umi atau tidak. Dan mmg Zaidan yang lebih cepat untuk tanggap saat
terdengar keselahan ayat yang umi baca.
Diantara sekian cara, duduk tenang untuk
menghafal yang belum bisa dipenuhi anak2, lari kesana kemari, mainan… tetap
menjadi cara untuk mereka menghafal Alqur’an. Heeee saya belum bisa memakasakan
mereka harus duduk tenang karena tahap perkembangan mereka juga masih dominan
motoriknya, sesekali nasehat tentang adab membaca Alqur’an tetap kami sounding.
Selain mendengarkan, sambung ayat sesekali anak2 juga meminta untuk diceritakan
arti dari ayat2 yang dihafalkan, Nah di sesi ini mata anak2 lebih berbinar
ketika tahu artinya semacam dongeng (heeee), kalau adek lebih suka hanya
mendengar umi bercerita sedangkan kakak terkadang lebih suka jika dia tau ayat
mana yang dibaca, halaman berapa dan tau fisiknya Alqur’an meski belum bisa
baca, tapi dia selalu pengen tau dan ditunjukkan ayat mana yang sedang dibaca.
Alahmdulillah menghafal sesuai dengan gaya belajar mereka ternyata lebih
menyenangkan bagi mereka. Tidak merasa terbebani dan sangat menikmati untaian
ayat yang keluar dari lisan mereka. Murojaah sore ini sangat kompak yaaa… tidak
banyak interupsi Heeeee. Alhamdulillah kholas hafalan AnNaba-Al Insyiqoq…
saatnya menyemangati mereka untuk murojaah dengan Ustadzah saat disekolah.
Inilah yang saya dan suami tekankan bukan
pada berapa banyak ayat yang akan mereka hafal…tapi lebih pada semangat mereka
untuk belajar dan mencintai Alqur’an. Kamipun tidak pasang target hafalan bagi
mereka…mengalir sajalah karena masing2 mereka unik sesuai dengan kesanggupan
mereka sajalah. Yang penting adalah pembiasaan agar ayat2 Allah saja yang akan menghiasi
telinga mereka.
Ya Rabb jadikan keimanan kuat dalam hati2
kami hingga kami mampu memahami Aluqr’an sebagai sebaik2 pedoman bagi kehidupan
kami. Aamiin
Solichati#23April2017
#Tantangan10Hari
#Level4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunSayIIP
FORM PENGAMATAN GAYA BELAJAR ANAK (M. Raihan
Azmi 5y10m)
Tanggal
|
Aktivitas
|
Visual
|
Auditori
|
Kinestetik
|
Kesimpulan
|
21/4/2017
|
Telling Story dan praktek Adab2 Makan
|
Tatapan mata dan kehadiran yang bercerita selalu
dibutuhkan kakak
Meminta membuka buku tentang adab2 makan Rosul (seri
Amazzing)
|
Mendengarkan meski sesekali lebih fokus melihat
gerak gerik saat umi cerita
|
Mengamati gerak gerik
Mempraktekkan tentang adab2 makan sambil
menghafalkan hadis
|
Visual
Kinestetik
|
22/4/2017
|
Telling Story “Kisah
Nabi Nuh”
|
Menatap video dan
mencermati sesi demi sesi cerita
Mata tidak pernah
beralih meski disekitarnya ada kegaduhan (suara umi dan adek)
|
Tidak menghiraukan
kegaduhan disekitarnya
Merespon lama jika
diajak umi berbicara (focus nonton euy)
|
ananda duduk tenang
menyimak
|
Visual
|
23/4/2017
|
Murojaah Alqur’an
|
Membawa Alqur’an
Meminta diberikan
tanda pada ayat yang dibaca
|
Mendengarkan ayat2
yang dibaca
Sambung ayat,
melatih konsentrasi untuk mendengarkan dengan benar
Mendengarkan cerita
atau arti dari ayat yang dihafalkan
|
Menhafal sambil
bermain
Menghafal sambil
lompat2 saat gilirannya melanjutkan ayat
Sambung ayat :
perpindahan dari ayat ke ayat secara bergantian sbg bentuk perpindahan meski
fisik tetap ditempat. Heee semacam lompat2 ayat tapi tetap urut yaaaa yang
dibaca
|
Visual
Auditori
Kinestetik
|
FORM PENGAMATAN GAYA BELAJAR ANAK (M. Zaidan
Fahmi 3y4m)
Tanggal
|
Aktivitas
|
Visual
|
Auditori
|
Kinestetik
|
Kesimpulan
|
||
21/4/2017
|
Telling Story dan praktek Adab2 Makan
|
Sesekali mengamati lawan bicara
|
Mengemukakan ide dengan verbal
Mengingatkan kakak dengan verbal
Banyak berbicara dan ikut menyambung cerita
|
-
|
Auditori
|
||
22/4/2017
|
Telling Story “Kisah
Nabi Nuh”
|
Melihat video
(tidak focus)
Mudah terganggu
dengan lingkungan sekitar
|
Mencari2 sumber
suara yang menyenangkan (lagu dari film yang ditonton)
Lebih tertarik
dengan cerita langsung dari umi menjelaskan isi video nya
Antusias saat
diajak bercerita tentang isi cerita
|
Duduk tenang
menyimak (meski sesekali bergerak2 tanda bosan saat aktivitas hanya dominan
melihat)
|
Auditori
|
||
23/4/2017
|
Murojaah Alqur’an
|
____________
|
Mendengarkan ayat2
yang dibaca
Sambung ayat,
melatih konsentrasi untuk mendengarkan dengan benar
Mendengarkan cerita
atau arti dari ayat yang dihafalkan
|
Menhafal sambil
bermain
Menghafal sambil
lompat2 saat gilirannya melanjutkan ayat
Sambung ayat :
perpindahan dari ayat ke ayat secara bergantian sbg bentuk perpindahan meski
fisik tetap ditempat. Heee semacam lompat2 ayat tapi tetap urut yaaaa yang
dibaca
|
Auditori
Kinestetik
|
||
Tidak ada komentar:
Posting Komentar