Mengenal Gaya Belajar Ananda (Day1#21 April
2017)
Bismillahirrohmanirrohim...segala puji hanya
bagi Allah yang telah memberikan banyak nikmat kepada keluarga kami. Salah satu
nikmat yang luar biasa adalah waktu membersamai ananda untuk menstimulus tumbuh
kembangnya.
Aktivitas pagi ini anak2 lebih banyak
berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Sembari uminya menyelesaikan
kerjaan domestik saya biarkan dulu lah anak2 menuntaskan kebutuhan motoriknya
hingga nanti siap bermain dan belajar dan saya siap untuk mendokumentasikannya.
Sebenarnya sudah sejak lama saya mengamati
gaya belajar ananda hanya saja belum optimal dan rutin untuk
mendokumentasikannya. Semoga dengan tantangan kali ini bisa lebih istiqomah
mendokumentasikan aktivitas bersama ananda. Selama beberapa waktu pengamatan
sedikit bisa menarik kesimpulan tentang gaya belajar ananda. Kakak Ihan lebih
dominan Visual Kinestetik...perenungan panjang smp saya menyimpulkan tentang
ini. Awalnya sejak si kakak sekolah full selama hampir 1 tahun dia menjadi
observer ulung di sekolahnya, mengamati dengan detail dan menceritakannya
drumah. Sempet galau sih emaknya ini anak kok gak mau ikut aktivitas di
sekolah...semua yang diceritakan ketika drumah adalah hasil pengamatan. Heee
sampai menemukan kliknya untuk memantapkan kalo anak ini memang visual adalah
ketika berbicara selalu minta berhadap2an, melihat lawan bicara. Setiap kali
diajak ngobrol tanpa berhadapan semacam tidak mendengarkan ternyata mmg
auditornya tidak dominan untuk belajar. Cerita pun juga demikian, setiap kali
telling story menjelang tidur selalu minta posisi bisa melihat buku dan halaman
mana yang dibaca uminya. Lain lagi dengan sikecil Zaidan diusianya yang sejak
kecil memang sudah mulai tampak keunikannya dalam hal menangkap bunyi (waktu si
Baby Zaidan tidur selalu tidak nyenyak jika ada suara berisik sekecil apapun, kata
orang jawa “Tengen” alias telinganya
sangat peka. Dengan bertambahnya usia pun keunikan ini tetap bertahan, sekali
diajak ngobrol, cerita atau apalah sumber bunyi ini selalu langsung direspon
tanpa ada pengulangan, ketika telling story pun dia hanya mengandalkan telinga
untuk mendengar dan menangkap makna tanpa butuh buku dan tentunya mudah
menghafal apa2 yang dia dengar, konsentrasi mudah beralih ketika ada kebisingan.
Alhasil saya menyimpulkan ini anak nurun uminya “Auditori’ banget.
Masih ingat tentang tidak terlalu terburu
buru menyimpulkan tentang bakat atau mungkin gaya belajar anak. Bahkan
dikatakan gaya belajar inipun juga akan berubah karena pengaruh lingkugan atau
yang lainnya. Maka tantangan kali ini pun membuat saya termotivasi untuk terus
mengenal gaya belajar ananda atau perubahan yang ada dari gaya belajar
sebelumnya. Yup...mencoba mengadaptifkan anak dengan segala kondisi untuk bisa
mengoptimalkan gaya belajarnya maka menstimulasi visual-auditori-kinestetik
untuk mengenal mana yang lebih dominan menjadi sebuah keharusan.
Mencoba tantangan mulai hari ini, spontanitas
saja pembelajaran hari ini dmulai ketika duo jagoan sedang cekcok tentang adab2
makan. Ceritanya duo jagoan lagi makan kue oleh2 kakak dari sekolah, karena
sedikit kepedasan si kakak langsung lari ke dapur dan menuang air putih untuk
diminum. Si adek spontan saja ngingatkan kakaknya “Minum sambil duduk, gak
boleh berdiri”... Heeee si kakak cuek saja. Diulangi lagi nih omelan di
adek...tp respon kakak juga tdk berubah. Hmmmm sengaja atau bisa jadi mmg gak
dengar nasehat adiknya. Lari lah si dedek ke uminya... Laporan ke komandan.
Heeee anak2. “Umi umi kakak itu lho minum sambil berdiri”... tak selang berapa
lama kakak nongol dihadapan umi. “Kakak tadi sedang apa nak?” heee ciri khasnya
kalo ngobrol face to face. Alhamdulillah respon kilat “Aku kehausan
mik,habismakan kue,terus minum air putih di dapur”. “Ooo kepedasan
ya...bagaimana cara minumnya sayang?” heeee lsg nylonong ajah adeknya yang
jawab “kakak minum sambil berdiri”, nyengar nyeingir ajah si kakak. “Betul kah
kak?”... Iya. “Waaa padahal tadi umi dengar klo adek sudah ingatkan kakak”. “Aku
gak dengar. Aku lupa minumnya sambil berdiri. Maaf ya mi...”. Siiiip atas ijin
Allah dialog tidak berakhir dengan cekcok. Wkwkwk karena biasanya lanjut adegan
baru ya...heeee. “Alhamdulillah...anak2 umi sholeh. Kita belajar sama2 ya
menjadi lebih baik biar di sayang Allah.” Di akhir sesi umi bercerita tentang
adab2 makan lebih tepatnya yuk kita contoh Teladan utama kita bagaimana cara
makannya ya... Cerita...mempraktekkan bersama ternyata memang lebih seru untuk
dipahami anak2. Daripada memperingatkan atau menegur atas kelalaian.
Alhamdulillah kami sepakat akan belajar
bersama dan saling mengingatkan jika ada yang terlupa.
Kakak membacakan hafalan hadistnya tentang
adab2 makan. Heee sampai ndak krasa dek Zaidan tertidur mendengarkan dongeng
kali ini. Semoga pembelajaran esok hari lebih seru lagi yaaa...
Solichati#21April2017
#Tantangan10Hari
#Level4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunSayIIP
FORM PENGAMATAN GAYA BELAJAR ANAK (M. Raihan
Azmi 5y10m)
Tanggal
|
Aktivitas
|
Visual
|
Auditori
|
Kinestetik
|
Kesimpulan
|
21/4/2017
|
Telling Story dan praktek Adab2 Makan
|
Tatapan mata dan kehadiran yang bercerita
selalu dibutuhkan kakak
Meminta membuka buku tentang adab2 makan
Rosul (seri Amazzing)
|
Mendengarkan meski sesekali lebih fokus
melihat gerak gerik saat umi cerita
|
Mengamati gerak gerik
Mempraktekkan tentang adab2 makan sambil
menghafalkan hadis
|
Visual
Kinestetik
|
FORM PENGAMATAN GAYA BELAJAR ANAK (M. Zaidan
Fahmi 3y4m)
Tanggal
|
Aktivitas
|
Visual
|
Auditori
|
Kinestetik
|
Kesimpulan
|
21/4/2017
|
Telling Story dan praktek Adab2 Makan
|
Sesekali mengamati lawan bicara
|
Mengemukakan ide dengan verbal
Mengingatkan kakak dengan verbal
Banyak berbicara dan ikut menyambung cerita
|
-
|
Auditori
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar