HARTA YANG PALING BERHARGA
Harta Yang Paling berharga adalah Keluarga
Istana yang paling indah adalah keluarga
Puisi yang paling bermakna adalah keluarga
Mutiara tiada tara adalah keluarga
Selamat Pagi Emak
Selamat Pagi Abah
Mentari Hari ini berseri indah
Terimakasih emak
Terimakasih Abah
Untuk tampil perkasa bagi kami putra putri yang
siap berbakti
Kalau
tulisan di atas di nyanyikan membawa kenangan saya pada salah satu film yang di
putar di stasiun televisi, kala itu usia masih belasan, tepatnya duduk di
bangku sekolah dasar. Mengingatkan saya tentang makna keluarga, keharmonisan
dalam hubungan orang tua dan anak, tentang tanggung jawab menjalankan peran
sebagai orang tua dan anak. Bukankah memang ketika berbicara tentang keluarga pikir
kita akan dibawa pada pelaksanaan peran sebagai anggota keluarga. Entah sebagai
kepala keluarga, orang tua dan anak-anak. Dan kebaikan kehidupan keluarga akan
ditentukan oleh masing-masing anggota keluarga yang menjalankan perannya dengan
baik. Setidaknya inilah pesan moral yang saya tangkap saat mengikuti serial
drama KELUARGA CEMARA.
Setelah
berangan dan mengenang serial drama yang belum tentu ada dalam kehidupan nyata.
Angan ini pun membawa saya mengenang kembali rangkaian kisah kehidupan belasan atau
bahkan puluhan tahun silam saat masih bersama tinggal serumah bersama kedua
orang tua dan saudara. Tidak bisa dipungkiri bahwa kehidupan keluarga akan
selalu baik dan bahagia sesuai dengan harapan, suka duka, sedih, bahkan sakit
yang kita rasakan pun akan kita alami dalam keluarga. Tak yang sempurna, karena
kesempurnaan bukan milik kita. Begitupun dengan keluarga inti saya saat itu.
Saya terlahir sebagai anak terakhir, diantara semua saudara perempuan saya.
Terlahir terakhir dikala kondisi perekonomian keluarga sudah membaik adalah
bagian dari rezeki yang sudah di gariskan oleh Yang Maha Mencipta.
Orang tua…syukur
tiada kira ditakdirkan Allah terlahir dari mereka, meski tak sempurna
memberikan segalanya. Dari mereka saya belajar banyak hal, tentang harga mahal
sebuah rasa syukur. Tentang ujian berat untuk tetap bersabar. Meski kala itu
orang tua belum memahami sepenuhnya tentang ajaran agama yang dianutnya,
setidaknya saya belajar banyak memaknai perjuangan hidup untuk tetap berjalan
di jalan kebaikan sesuai norma yang ada. Ya… atas doa dan restu mereka pula
perlahan hidayah dan jalan hijrah ini pun menjadi pilihan untuk berbenah. Tak selang
berapa lama Allah pun mendekatkan hidayah dan hijrah pada keduanya. Alhamdulillah…
Saudara… tak
ada seorang pun di dunia ini yang sanggup hidup sebatang kara. Jika Allah
menghendaki seseorang terlahir sebagai anak tunggal, Allah pun menggantinya dengan
persaudaraan bersama yang lainnya. Memiliki 2 orang kakak dengan karakter yang
berbeda membuat saya belajar banyak hal. Setidaknya dari mereka saya belajar
untuk menjadi berbakti, belajar menghormati dan menghargai.
Mencoba
mengingatkan diri, tak akan kita miliki kesempurnaan dalam keluarga. Sabar dan
syukur inilah yang menjadikan keluarga mebjadi sempurna dimata kita. Belajar ikhlas
dengan takdir kita terlahir dari keluarga yang kita miliki apapun kondisinya. Sejauh
apapun diri melangkah, keluarga adalah tempat pulang terbaik. Sehebat apapun
diri berawal dari keluarga yang tak lelah mendukung dan mendoakan. Sebaik dan
seburuk apapun diri hanya keluarga yang akan mau menerima dalam keadaan apapun…
KELUARGA
harta yang paling berharga –
istana yang paling indah – puisi yang paling bermakna – mutiara tiada tara
Solichati, 29Juli2018