Selasa, 28 April 2020

ALIRAN RASA TAHAP KEPOMPONG


HARGAI SEBUAH PROSES

Lagi-lagi selalu mengatakan tidak terasa 30 hari telah berlalu dengan aneka warna selama menjalani masa kontemplasi di tahap kepompong. Dan menyesal selalu dating di akhir, ini memang Sunnatullah. Setelah mengumpulkan banyak ilmu dan teman di kelas ulat-ulat, maka saat memasuki tahap kepompong berusaha merampingkan semua dan aneka ragam ilmu yang didapat agar sesuai dengan kebutuhan. Awalnya saya merasa sudah optimal menyiapkan bekal untuk memasuki masa kepompong. Ternyata selama perjalanan saya merasa selalu mengalami kekurangan pada banyak hal. Dan masalah utamanya adalah pada konsistensi untuk mengumpulkan tantangan 30 hari secara berurutan.

Di tahap kepompong ini saya memutuskan untuk melatih produktifitas selama 30 hari berkaitan dengan membersamai anak dan menerapkan Talent Mapping serta Pandu 45. Agar produktif dalam hal tersebut saya berusaha untuk puasa dari 3 hal yang sering membuat saya tidak produktif pada tema belajar yang utama. Yaitu : puasa menyia-nyiakan waktu untuk urusan yang tidak penting, puasa malas dan bingung memasak dan puasa dari rumah berantakan yang tidak bisa dipungkiri menguras emosi saya sehingga tidak produktif.

Ternyata rencana yang saya buat tidak selamanya berjalan mulus selama 30 hari. Saya fokus untuk berpuasa dan berhasil menuntaskan 3 jurnal puasa saja, dimana jurnal 4 saya lewatkan. Sedangkan tantangan 30 hari saya tidak konsisten 30 hari melaporkan jurnal, meskipun secara praktek saya melakukannya. Jurnal tantangan 30 hari saya mengerjakan sebanyak 25 jurnal dan jurnal hari ke 26-30 saya gabung jadi jurnal. Karena di pekan terakhir tantangan 30 hari, sedang disibukkan merapikan jurnal kegiatan sekolah dirumah bersama Ananda yang harus saya setorkan ke sekolah.

Bahkan sejak awal memang saya sudah mengalami kebingungan membagi fokus antara melatih diri untuk puasa dari hal yang mengganggu produktifitas dan fokus untuk produktif 30 hari. Sejujurnya semua yang saya lakukan baik di puasa dan tantangan 30 hari adalah bagian dari mind mapping  saya.
Dan di akhir pembelajaran saya merasa cukup puas dengan konsisten puasa yang saya lakukan, meskipun saya merasa belum puas dengan konsisten tantangan 30 hari talent mapping.

Puas atau tidak puas dengan hasiil akhir saya kira ini wajar. Perjalanan berproses sebenarnya jauh lebih penting. Maka PR besar bagi saya adalah melanjutkan konsistensi yang sudah saya lakukan di tahap kepompong dan memperbaiki yang kurang. Semoga kedepan di kelas selanjutnya saya bisa berlatih lebih baik.


Solichati
28/4/2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar