Senin, 06 Mei 2019

TAMU ISTIMEWA


TAMU ISTIMEWA

Sudah menjadi sebuah kebiasaan di rumah kami jika mendapatkan kabar akan kedatangan seorang tamu, maka seisi rumah akan berbenah. Setidaknya ruang tamu bersih dan tertata rapi serta tak lupa menyajikan kue atau minimal minuman air mineral. Pernah suatu ketika atau beberapa kali ketika tamu datang tanpa memberi kabar dan kami tidak bersiap-siap, sedikit rasa kecewa menggelayut dalam perasaan kami. Tidak mampu memuliakan tamu. Meskipun dalam pandangan yang bertamu, mereka berniat tak ingin merepotkan tuan rumah.

Ahad pagi, tepatnya 5 Mei 2019. Saya pun mulai berbenah seisi rumah sesuai dengan kesanggupan. Menurunkan standart perfeksionis harus sesekali dilakukan, karena tidak jarang ketika target harus segera diselesaikan riuh anak-anak akan menyita perhatian. Membuka semua pintu dan jendela rumah, membersihkan debu, menyapu lantai hingga mengepel selesai dilakukan dalam beberapa menit, tentunya atas ijin Allah. Aktivitas pagi ini menjadi lebih sibuk meskipun hari libur. Sesekali kami tampak tergesa-gesa harus segera menuntaskan satu pekerjaan dan segera beralih ke pekerjaan yang lain. Dan yang tidak kalah penting agenda utama kami pagi ini adalah menghadiri majelis ilmu di salah satu Masjid di kota kami. Anak-anak pun sudah disiapkan sejak semalam untuk bisa mengikuti pengajian dengan baik. Salah satunya adalah dengan mengijinkan mereka membawa beberapa mainan untuk mengatasi kebosanan di antara waktu yang cukup lama. Akhirnya dengan segala daya dan upaya tepat pukul 8 pagi kami semua sudah siap untuk berangkat, meskipun sesekali anak-anak harus dituntut untuk bersegera. Tidak mengapa lah menurut saya karena sedikit mengajarkan pada mereka untuk bersegera dalam kebaikan.

“Tamu istimewa itu akan segera datang nak, kita harus segera bersiap-siap”, begitu kata saya saat sesekali mendapati anak-anak mulai terdistraksi meninggalkan tugas mereka membereskan barang-barang mereka yang berserakan. “Siapa mik?” dengan rasa penasaran mereka menanyakan seolah membayangkan akan ada banyak teman datang dan bermain kerumah seperti ketika ada teman umi yang berkunjung mengajak semua putra putrinya. “Ramadan, nak. Allah hadirkan Ramadan ditengah-tengah kita membawa banyak keberkahan”. Nampaknya rasa penasaran akan tamu istimewa belum juga membuat mereka puas dengan jawaban umi. Memang tidak mudah memahamkan pada anak-anak tentang hal yang tak kasat mata bagi mereka. Perkara tentang keberadaan Tuhan, malaikat, nabi dan masih banyak lagi. Lagi-lagi emak dituntut untuk banyak belajar bagaimana menumbuhkan fitrah keimanan pada anak.

Keimanan memang tidak diturunkan dari orang tua pada anaknya. Maka keteladanan menjadi ikhtiar dan doa menjadi kunci utama agar keimanan ini mendarah daging pada jiwa putra putri kita. Semoga ikhtiar menjemput tamu istimewa, Ramadan, dengan suka cita menjadi teladan bagi mereka yang akan terus mereka kenang. Jika menyambut tamu yang berkunjung hanya beberapa jam saja banyak persiapan yang harus dilakukan. Lantas bagaimana dengan Ramadan yang menjadi tamu istimewa sebulan lamanya. Tentulah banyak hal yang harus disiapkan untuk menjamunya agar keberkahan Ramadan senantiasa mengiringi rumah kita. Tak cukup menghias dengan penampilan fisik, tempelan beraneka tulisan dan pita, atau mungkin baju baru dan yang lainnya. Maka amalan ibadah utama di bulan Ramadan juga menjadi jamuan yang akan membuatnya makin istimewa. Inilah keteladanan utama, semoga Allah mengijinkan Ramadan tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya. Semoga Allah semakin menguatkan keimanan kami sebagai orang tua, dan menumbuhkan keimanan pada jiwa putra putri kami.

Solichati, 7 Mei 2019 (2 Ramadan 1440 H)

#30HariMemetikHikmah
#TantanganMenulisIPMalang
#RumbelMenulisIPMalang
#IbuProfesionalMalang
#HariKe-1



Tidak ada komentar:

Posting Komentar