BERMAIN
PERAN PENJUAL dan PEMBELI
Jum’at pagi sepulang sekolah,
kakak dan adik meluangkan waktu bermain bersama. Kali ini mereka kompak bermain
peran menjadi penjual dan pembeli makanan dan mainan. Ananda memilih bermain
diteras rumah dan leluasa membawa semua mainan dari dalam rumah keluar. Maka
sebelum permainan dimulai abi dan umi sudah membuat kontrak belajar dan
bermain, agar ananda bertanggung jawab dengan kesepakatan2 seperti rukun saat
bermain bersama, menjaga mainan, dan merapikan mainan saat usai nanti.
Seperti biasa kali ini ditemani
umi sebagai pemandu bermain sekaligus mengamati kecermelangan mereka masing2.
Sekali lagi karena masing2 anak adalah bintang, maka untuk mengamati hal ini pun
kami memanfaatkan setiap kondisi dan saat, dimanapun dan kapanpun. Seperti
halnya dalam permainan sederghana pagi ini, saat anak2 bermain peran sebagai
penjual dan pembeli.
Ranah Intrapersonal: Pada diri
ananda Raihan dan Zaidan sudah tampak konsep diri tentang jenis kelamin. Dia
Laki2 maka sapaan perannya adalah “Bapak”. Begitu pula saat melibatkan umi
sebagai pembeli maka mereka berdua pun memanggil umi dengan sapaan “Ibu/Bu”.
Hal ini terlihat tampak kuat pada ananda Zaidan yang sebelum2nya dia masih
sering terbalik, atau bahkan mengambil peran sebaliknya.
Ranah Interpersonal : Selama berinteraksi saat bermain mereka berdua menjalankan peran dengan baik saat menjadi penjual atau[un menjadi pembeli, mampu mengungkapkan keinginan dengan baik. Mampu menempatkan diri sebagai kakak dan adek atau patner dalam jual beli. Mereka tampak asyik saat bermain bertukar uang dengan gaya bahasa mereka yang luwes menggunakan bahasa Jawa dan bahasa Indonesia. Meskipun sesekali masih muncul fase egosentris dari masing2 mereka, mulai muncul perkelahian tapi sesaat kemudian mereka mampu menyelesaikan konflik yang ada. Heeee ini sesi seru bagi umi harus menahan diri untuk terlalu ikut campur atau bahkan muncul pembelaan terhadap salah seorang dari mereka.
Ranah Change Factor : dengan
membuat kesepakatan tentang tanggungjawab peran, menjaga mainan, dan menawarkan
diri untuk membereskan mainan setelah usai adalah bentuk taanggung jawab atas
pilihan ketika mereka memilih untuk mengeluarkan semua mainan yang ada dirumah.
Ranah Spiritual : Saat bermain
peran, sangat kuat kebiasaan yang muncul seperti mengucapkan salam, berterima
kasih, meminta maaf dan kegiatan ibadah lain yang terbiasa mereka lakukan
layaknya dalam kehidupan sehari2 yang sebenar2nya.
Serunya permainan peran kali ini
membuat fase akur mereka tampak lebih lama, kompak meski sesekali ada yang
dominan untuk mengatur yang lain. Ya mungkin sesekali memang kehadiran tipe
pemimpin dibutuhkan meski dalam sebuah permainan peran. Heeeee
Tak lama kemudian sebelum
memutuskan usai bermain, mereka pun kompak berbagi tugas untuk membereskan
mainan yang berserakan sesuai dengan kesepakatan yang mereka buat diawal.
Alhamdulillah sejak Family project mengklasifiksasikan mainan di tantangan yang
sebelumnya, ananda masih konsisten dengan berberes mainan denga kotak
klasifikasi mainan sampai saat ini.
Solichati 18/8/2017
#Tantangan10Hari
#Level7
#KuliahBunSayIIp
#BintangKeluarga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar