KARNAVAL HUT
RI DI KOTA BATU
Ahad pagi, 20 Agustus 2017
ternyata menjadi salah satu hari yang ditunggu-tunggu kakak Ihan. Pasalnya
sejak hari Sabtu si kakak sudah diskusi dengan budhe kalau akan diajak jalan2
melihat karnaval. Mendengar kata karnaval mata kakak langsung berbinar-binar. Sayangnya
karena abi tidak ada dirumah dan umi ada acara yang lain (berbagi energy dikala
sedang teller karena tidak memungkinkan hadir di banyak agenda), maka umi
merelakan kakak melihat karnaval hanya dengan budhe, dan adek Zaidan pun
terpaksa tidak ikut, harus drumah dengan mbah Kong karena tidak memungkinkan
mengajak 2 balita sekaligus di tempat asing hanya dengan budhe (heee).
Maka siang itu umi, kakak dan
adek menjalani agenda terpisah. Sebelum berangkat melihat karnaval kakak
bergegas mandi, menyiapkan baju kesukaan, memakai topi dan menyiapkan bekal.
Berpamitan pada umi dan berjanji akan bersikap baik selama bersama budhe, maka
kebersamaan umi dan kakak terpisah saat kakak berangkat (heee lebay banget
bahasanya ya). Di lain waktu setelah mengantarkan kakak berangkat, sesegera
mungkin umi mengkondisikan adek yang ditinggal kakaknya. Karena sebenarnya adek
pun ingin ikut tapi karena tidak memungkinkan, akhirnya adek belajar untuk
sabar dan merelakan tidak ikut melihat karnaval. Dia bilang, gak papa aku
drumah saja, karena diluar panas ya mik, enak dirumah bisa maen mobil2an.
Alhamdulillah ananda pun tidak rewel, meski sesekali menanyakan kakaknya (heeee
kalau lagi berdua sering berantem, giliran salah satu pergi ditanyakan
wkwkwkwk).
Setelah menyiapkan adek dan
menyampaikan kalau umi akan pergi, adek pun tenang dan tidak rewel. Karena umi
menyampaikan kalau tempat acara umi jauh dan tidak boleh mengajak anak kecil. Si
dedek bilang iya mik, adek dirumah saja. Alhamdulillah anak2 sudah mulai bisa
dikondisikan untuk tidak rewel saat ditinggal pergi dan dititipkan. Atas ijin
Allah semua acara umik hari ini pun berjalan lancer, meski sorenya teller kembali
menyapa setelah kelelahan beraktivitas diluar rumah…
Seketika saat sampai rumah, umik
menyempatkan dialog dengan anak2 dengan kegiatan selama ditinggal umi. Kakak
Ihan menceritakan apa yang dia lihat di karnaval. Mengungkapkan bahwa
seharusnya yang di karnaval itu gambar yang baik2 saja ya mik, kalau ada gambar
atau karnaval yang jelek ndak boleh dilihat ya mik. Umi mengangguk tanda setuju
dan bangga pada si kakak yang sedang belajar komitmen dengan apa yang boleh dan
tidak boleh dilihat. Lain halnya dengan adek yang tampak ceria saja saat ketemu
dengan umi dan bercerita bahwa adek senang. Heeee itulah sederhananya anak2.
Berserah diri kepada Allah atas
apa2 yang kita tak sanggup mengkondisikan semuanya adalah sebuah keniscayaan
atas ketidaksempurnaan diri. Maka berserah pada Yang Maha Sempurna setelah
berikhtiyar adalah sebuah Kewajiban manusia pada Tuhannya.
Setiap anak adalah bintang. Hasil pengamatan pada
ananda :
An. RAIHAN
(6y2m)
|
An. ZAIDAN
(3y8m)
|
|
Ranah
Intrapersonal
|
Mampu menyiapkan diri sendiri : mandi,
memilih dan mengenakan baju berikut asesorisnya(topi), bekal untuk bepergian
|
Mampu memahami bahwa dirinya masih kecil sehingga
memilih berkegiatan drumah saat ditinggal umi dan kakak
|
Ranah
Interpersonal
|
Dekat dengan budhe dan berkenan ditinggal
uminya, berinteraksi dengan orang lain saat menonton karnaval
|
Tidak rewel saat harus drumah bersama kakek
dan nenek, mau ditinggal uminya. Mampu bersabar ketika harus diberi
kesempatan untuk bermain drumah saja.
|
Ranah
Change Faktor
|
Setelah melihat karnaval, dia berharap
karnaval selanjutnya harusnya gambar2 nya yang bagus2.
|
Mampu mengisi waktu dengan kegiatan yang
menyenangkan menurutnya.
|
Ranah
Spiritual
|
Mampu membedakan yang baik dan yang buruk
|
Mampu belajar untuk bersabar
|
Solichati 21/8/2017
#Tantangan10Hari
#Level7
#KuliahBunSayIIp
#BintangKeluarga