HARGAI SEBUAH PROSES
Lagi-lagi selalu mengatakan tidak terasa 30
hari telah berlalu dengan aneka warna selama menjalani masa kontemplasi di
tahap kepompong. Dan menyesal selalu dating di akhir, ini memang Sunnatullah.
Setelah mengumpulkan banyak ilmu dan teman di kelas ulat-ulat, maka saat
memasuki tahap kepompong berusaha merampingkan semua dan aneka ragam ilmu yang
didapat agar sesuai dengan kebutuhan. Awalnya saya merasa sudah optimal
menyiapkan bekal untuk memasuki masa kepompong. Ternyata selama perjalanan saya
merasa selalu mengalami kekurangan pada banyak hal. Dan masalah utamanya adalah
pada konsistensi untuk mengumpulkan tantangan 30 hari secara berurutan.
Di tahap kepompong ini saya memutuskan
untuk melatih produktifitas selama 30 hari berkaitan dengan membersamai anak
dan menerapkan Talent Mapping serta Pandu 45. Agar produktif dalam hal
tersebut saya berusaha untuk puasa dari 3 hal yang sering membuat saya tidak
produktif pada tema belajar yang utama. Yaitu : puasa menyia-nyiakan waktu
untuk urusan yang tidak penting, puasa malas dan bingung memasak dan puasa dari
rumah berantakan yang tidak bisa dipungkiri menguras emosi saya sehingga tidak
produktif.
Ternyata rencana yang saya buat tidak
selamanya berjalan mulus selama 30 hari. Saya fokus untuk berpuasa dan berhasil
menuntaskan 3 jurnal puasa saja, dimana jurnal 4 saya lewatkan. Sedangkan tantangan
30 hari saya tidak konsisten 30 hari melaporkan jurnal, meskipun secara praktek
saya melakukannya. Jurnal tantangan 30 hari saya mengerjakan sebanyak 25 jurnal
dan jurnal hari ke 26-30 saya gabung jadi jurnal. Karena di pekan terakhir tantangan
30 hari, sedang disibukkan merapikan jurnal kegiatan sekolah dirumah bersama Ananda
yang harus saya setorkan ke sekolah.
Bahkan sejak awal memang saya sudah mengalami
kebingungan membagi fokus antara melatih diri untuk puasa dari hal yang
mengganggu produktifitas dan fokus untuk produktif 30 hari. Sejujurnya semua
yang saya lakukan baik di puasa dan tantangan 30 hari adalah bagian dari mind
mapping saya.
Dan di akhir pembelajaran saya merasa cukup
puas dengan konsisten puasa yang saya lakukan, meskipun saya merasa belum puas
dengan konsisten tantangan 30 hari talent mapping.
Puas atau tidak puas dengan hasiil akhir
saya kira ini wajar. Perjalanan berproses sebenarnya jauh lebih penting. Maka PR
besar bagi saya adalah melanjutkan konsistensi yang sudah saya lakukan di tahap
kepompong dan memperbaiki yang kurang. Semoga kedepan di kelas selanjutnya saya
bisa berlatih lebih baik.
Solichati
28/4/2020